Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Raja Ampat - Setelah selama tujuh hari mengunjungi Manokwari dan Sorong, kapal Rainbow Warrior milik Greenpeace mengunjungi Pelabuhan Laut Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, Minggu, 18 Maret 2018. Bila di Sorong dan Manokwari mereka menyoroti isu hutan adat, di tempat baru ini mereka memfokuskan di menggarap isu terumbu karang.
Saat tiba, kapal Rainbow Warrior disambut dengan tarian penjemputan dan tarian dayung oleh anak-anak Raja Ampat. Dalam tarian tersebut, para penari memberi kalung dengan manik-manik kerang ke awak kapal sebagai tanda selamat datang ke Raja Ampat.
Baca: Ajak Anak dan Cucu, Susi Pudjiastuti Kunjungi Kapal Greenpeace
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami dari masyarakat adat terus berjuang dan pertahankan sumber daya yang dari Raja Ampat, seperti laut tetapi juga hutan. Laut tidak lepas dari hutan yang ada karena kita 20 persen hutan dan 80 persen laut,” ujar Christian Thebu, Ketua Dewan Adat Suku Maya, saat memberikan kata sambutan untuk awak kapal Rainbow Warrior. Dia menjelaskan kalau ingin menjaga laut harus juga menjaga hutan dan sebaliknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hettie Geenen, Kapten Kapal Rainbow Warrior, menjelaskan kalau tahun 2010 dia sudah pernah ke Raja Ampat dan sangat terpesona pada pemandangan terumbu karang yang ada. Karena itu dia merasa terdorong untuk memastikan kalau terumbu karang di Raja Ampat tidak rusak, terutama karena jangkar kapal-kapal dari luar atau karena ulah beberapa kapal yang masih mengambil ikan dengan cara-cara yang dapat merusak.
Baca: Ini 3 Fakta Menarik Rainbow Warrior, Kapal Bersejarah Greenpeace
"Kita di sini membawa kapal yang paling ikonik dari Greenpeace, flagship kapal bendera dari Greenpeace yang pengikutnya jutaan. Apa yang akan kita lakukan di sini akan terdengar secara global,” jelas Leo Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia.
Leo mengatakan, dengan kedatangannya di Papua Barat, Greenpeace dapat membantu masyarakat dan pemerintah Papua Barat untuk terus menunjukkan komitmen mereka terhadap isu ini.
Baca: Sarapan di Kapal Greenpeace, Susi Pudjiastuti: Ini Enak Sekali
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan tur kapal Greenpeace yang dipimpin oleh Hettie Geenen, dan juga seminar yang membahas isu terumbu karang di Raja Ampat, dan rencana untuk melakukan perlindungan yang lebih baik.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA