Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Tips Hadapi Insecure dari Dosen Psikologi UGM

Simak tips dari Dosen Psikologi UGM untuk atasi insecure atau perasaan tidak aman.

13 Juli 2022 | 21.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita merasa insecure. Freepik.com/Cookie_studio

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Acintya Ratna Priwati menjelaskan insecure atau perasaan tidak aman merupakan perasaan tidak mampu, kurang percaya diri, disertai dengan ketidakpastian dan kecemasaan akan tujuan, kemampuan maupun hubungan dengan orang lain.

"Insecurity ini bisa muncul dalam berbagai bentuk yang secara umum terkait dengan perasaan ditolak, tidak dicintai, merasa terisolasi dan lainnya," katanya seperti dilansir di laman resmi UGM pada Rabu, 13 Juli 2022.
 
Perasaan tersebut, kata Acintya, dapat muncul karena secara alami manusia telah terbiasa membandingkan diri, memberikan penilaian, maupun mengevaluasi diri. Salah satunya karena pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengalaman tersebut bisa berupa komentar negatif dari orang yang dianggap penting ataupun melihat pengalaman orang lain yang kurang menyenangkan. Kondisi itu menjadikan seseorang ingin menghindari perilaku tersebut dan menyesuaikan perilaku.
 
"Peristiwa ini terekam dalam memori tidak sadar dan membentuk pola perilaku tertentu pada diri kita maupun orang lain," jelasnya.
 
Faktor lainnya adalah berada dalam situasi yang melibatkan kecemasan sosial. Misalnya, terlibat dalam aktivitas yang dijalani bersama orang lain sehingga orang lain memperhatikan diri kita maupun sebaliknya diri kita berpusat kepada orang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu menyebabkan munculnya pemikiran membandingkan diri sendiri dengan orang lain. "Insecure ini juga timbul karena kepercayaan diri yang tidak tinggi," imbuhnya.
 
Acintya memaparkan ada berbagai bentuk insecure. Salah satunya dalam relasi pertemanan akan ada perasaan untuk terus menerus membandingkan diri dengam teman dalam kelompok. Lalu merasa lebih rendah ataupun iri terhadap pencapain teman dalam kelompok.
 
"Membandingkan diri dengan lingkungan itu hal wajar, tetapi tugas kita adalah mengubah rasa negatif dalam diri menjadi motivasi untuk jadi individu yang lebih baik," ucapnya.
 
Dalam relasi hubungan asmara, insecure bisa muncul dalam bentuk cemburu atau bergantung secara berlebihan. Selain itu, juga mencari persetujuan maupun bergantung dengan pasangan.
 
Sementara dalam relasi hubungan kerja, insecure bisa berupa terus merasa kompetitif dalam berbagai bidang, memberi alasan untuk mengkritisi orang lain, atau justru menunda pekerjaan maupun tugas yang diberikan.
 
"Walau manifestasi perilakunya beragam, namun kunci perilakunya adalah memperlihatkan ke orang lain bahwa dirinya lebih baik dibanding orang lain," katanya.
 
Lebih lanjut Acintya menjelaskan bahwa rasa insecure berdampak pada kehidupan seseorang. Orang yang merasa insecure kurang bisa menerima diri sendiri karena tidak melihat keadaan secara objektif. Hal ini berakibat pada perilaku sabotase diri seperti perfeksionis atau justru menunda tugas atau pekerjaan.
 
Orang yang merasa insecure, kata Acintya, merasa bergantung pada penilaian orang lain. Kondisi ini muncul karena diri sendiri kurang mendapatkan suplai dukungan bagi diri sendiri. Di samping itu, juga berdampak pada hubungan dengan orang lain. Sebab, insecurity membuat seseorang mudah tenggelam dalam perasaan negatif yang akan berujung pada perasaan negatif lainnya.
 
Lalu bagaimana mengatasi insecurity? Acintya mengatakan agar setiap orang dapat mengenali kondisi diri sebaik mungkin. Misalnya, kapan diri dalam kondisi terbaik maupun terburuk, termasuk mengidentifikasi saat diri cenderung melakukan perbandingan sosial.
 
"Selain itu bisa menerima emosi dan perbandingan diri yang dilakukan oleh diri secara otomatis serta mencari umpan balik dari orang yang dapat dipercaya dan menyampaikan secara lugas," ujarnya. Apabila kurang nyaman menyampaikan langsung, katanya, maka bisa mengurai isi pikiran di kertas untuk bisa menyalurkan emosi.
 
Selain itu, juga belajar dari kesalahan dengan menguatkan self confidence. Kemudian melakukan hal terbaik untuk mengejar tujuan personal dan terbuka terhadap berbagai strategi pengembangan diri. "Apabila dirasa membutuhkan bantuan, hubungi profesional," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus