Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini, Senin 16 Maret 2020, didominasi tentang virus corona COVID-19. Mulai dari misteri anak-anak yang seperti terlindungi dari infeksi parah dan mematikan virus penyebab pneumonia akut tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019. Studi terhadap 44.672 pasien infeksi virus itu mendapati kalau jumlah anak-anak tak sampai satu persen, dan nol persen untuk 1.023 kematian yang terjadi.
Berita terpopuler lainnya, sebuah terapi pengobatan tradisional Cina mengklaim cukup efektif menolong pasien infeksi virus yang sama. Terapi yang bertujuan membersihkan paru-paru dan detoksifikasi tubuh dengan cara penyerapan, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi molekul toksin ini bahkan dibawa Cina ke Irak dan Italia untuk membantu pengendalian wabah di dua negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel lainnya juga soal virus corona, yakni Institute Of Tropical Disease Universitas Airlangga (ITD Unair) yang menyiapkan 2.000 alat uji atau test kit COVID-19 setelah kampus itu ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lembaga penguji sampel virus corona. "Kami akan memperbanyak reagen supaya lebih banyak lagi yang bisa kami uji," ujar Ketua ITD Unair, Inge Lucida, mengungkap itu di Surabaya, Sabtu 14 Maet 2020.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno sepanjang hari ini:
1. Kenapa Anak-anak Kebal Efek Mematikan SARS, MERS, dan COVID-19?
Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 atau COVID-19. Studi terhadap 44.672 pasien infeksi virus itu mendapati kalau jumlah anak-anak tak sampai satu persen, dan nol persen untuk 1.023 kematian yang terjadi.
"Penyakit ini ternyata tidak seperti flu," ujar Akiko Iwasaki di Yale University, Amerika Serikat. Kalau flu, Iwasaki menerangkan, anak-anak dan orang tua yang biasanya terserang paling parah.
Lalu kenapa virus corona jenis baru ini berbeda? Yang bisa langsung dijelaskan adalah sifat anak-anak yang bisa tahan infeksi pertama yang menyerang kekebalan tubuhnya. Tapi para peneliti merasa bukan itu jawabannya karena sebuah studi menemukan anak-anak sama seperti orang dewasa yang bisa terinfeksi COVID-19 setiap saat.
2. Pasien COVID-19 Sembuh, Terapi Tradisional Cina Dibawa ke Italia
Sebuah terapi pengobatan tradisional Cina mengklaim cukup efektif menolong pasien infeksi virus corona COVID-19. Terapi itu adalah pembersihan paru-paru dan detoksifikasi tubuh dengan cara penyerapan, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi molekul toksin.
Terapi itu disebutkan telah diuji terhadap beberapa kelompok pasien dan tak menemukan efek samping yang membuat kasus infeksi ringan berkembang parah. Ini seperti yang diungkap Tong Xiaolin dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang juga kepala kelompok perawatan di Administrasi Nasional Pengobatan Tradisional Cina (TCM).
Seorang apoteker meracik obat tradisional Cina di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Cina di Hefei, Provinsi Anhui, Cina Timur, 24 Februari 2020. Hingga 25 Februari 2020, pasien virus Corona yang berhasil sembuh di Provinsi Anhui sebanyak 712 orang. Xinhua/Zhou Mu
Menurut Xiaolin, terapi diberikan kepada 1.261 pasien infeksi COVID-19 dari 10 provinsi di Cina. Hasilnya, sebanyak 97,78 persen menunjukkan efektivitas terapi. "Sebanyak 1.102 orang yang disembuhkan," katanya seperti dikutip dari thepaper.cn pada Sabtu, 14 Maret 2020.
3. Unair Siapkan 2.000 Alat Uji COVID-19, Lima Jam Bisa Keluar Hasil
Institute Of Tropical Disease Universitas Airlangga (ITD Unair) menyiapkan 2.000 alat uji atau test kit COVID-19 setelah kampus itu ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lembaga penguji sampel virus corona. Ketua ITD Unair, Inge Lucida, mengungkap itu di Surabaya, Sabtu 14 Maet 2020.
Inge mengatakan alat tes itu masih bisa digandakan menyesuaikan jumlah kebutuhan sampel yang diuji. "Kami akan memperbanyak reagen supaya lebih banyak lagi yang bisa kami uji," ujar pemilik gelar profesor itu.
Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (Unair) menemukan pereaksi kimia yang akurat hingga 99 persen, dapat dengan cepat mendeteksi pasien yang terinfeksi virus corona.
Dengan ditunjuknya ITD Unair sebagai lembaga pengujian COVID-19, maka diharapkan bisa mempersingkat hasil pengujian sampel. Seruan agar pemerintah melibatkan laboratorium lain juga sudah datang dari berbagai kalangan.
"Jadi lokasi kami di Surabaya akan lebih cepat menguji sampel di sekitar sini," kata Inge sambil menambahkan, "Dua sampai tiga hari bisa keluar hasilnya, bahkan bisa hanya dengan lima jam."