Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina memanfaatkan jutaan jam rekaman drone untuk melatih kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) dalam pengambilan keputusan di medan perang. Teknologi ini membantu mengidentifikasi target lebih cepat dibandingkan manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleksandr Dmitriev, pendiri OCHI (sebuah sistem digital nirlaba Ukraina), mengatakan sistemnya telah mengumpulkan dua juta jam rekaman dari 15 ribu tim drone sejak 2022. Rekaman ini berasal dari drone yang beroperasi di garis depan selama pecah perang Ukraina-Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini adalah makanan untuk AI: Jika ingin mengajari AI, berikan 2 juta jam (video), maka AI akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” kata Dmitriev, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 23 Desember 2024.
Rekaman disebutkannya digunakan untuk melatih AI dalam taktik perang, mendeteksi target, dan mengevaluasi efektivitas senjata. “Ini pada dasarnya adalah pengalaman yang dapat diubah menjadi matematika,” tuturnya lagi.
Rata-rata, lima hingga enam terabyte data baru ditambahkan setiap hari dari pertempuran yang berlangsung. Sistem ini juga memungkinkan rekaman drone digunakan sebagai catatan dokumentasi perang, selain fungsi utamanya untuk mendukung strategi militer.
Samuel Bendett dari Center for a New American Security menilai kumpulan data ini sangat penting untuk melatih AI mengenali berbagai elemen medan perang. “Manusia dapat melakukannya secara intuitif, tapi mesin tidak. Mereka harus dilatih untuk membedakan apakah itu jalan, rintangan alami, atau penyergapan,” ujarnya.
Namun, Kateryna Bondar dari Wadhwani AI Center mengatakan fokus Amerika Serikat adalah melatih AI untuk menghadapi potensi ancaman dari Cina. “(Mereka ingin) sistem yang siap dan mampu melawan Cina karena itu adalah prioritas utama bagi AS saat ini, bukan sekadar mendapatkan banyak rekaman ladang dan hutan Ukraina,” ucapnya.
Selain OCHI, Ukraina juga mengembangkan sistem Avengers yang dapat mendeteksi hingga 12 ribu perangkat militer Rusia setiap minggu menggunakan AI. Ribuan drone yang sudah dilengkapi teknologi AI kini digunakan dalam berbagai operasi, termasuk pembersihan ranjau dan serangan tanpa kendali manusia langsung.
Sementara itu, Rusia menggunakan AI untuk pengenalan target pada drone Lancet yang terbukti efektif melumpuhkan kendaraan lapis baja Ukraina.