ADA 'ujian' jenis baru yang harus ditempuh para peserta Invitasi
Sepak Bola Nasional Kelompok Umur 13-15 tahun. Bulan kemarin
mereka mengalami "pengusutan umur". Dari 22 pemain yang
diperiksa, 14 ternyata kelebihan umur. "Kami bermaksud mendidik
mereka agar bersikap jujur," ujar Sucipto Suntoro, wakil
penyelenggara invitasi.
Di negeri maju, pemeriksaan radiografi diagnostik memang sudah
berkembang luas, terutama dalam ilmu kedokteran forensik. Cabang
ini merupakan pemeriksaan pembantu utama pra-autopsi. "Usia
tubuh manusia secara radiologis dapat ditentukan berdasarkan
jumlah dan tingkat perkembangan pusat-pusat epifisial
tulang-tulangnya," kata dr. Bimanesh Sutarjo, staf Dinas
Kesehatan Khusus, Markas Besar Polri. Lembaga inilah yang
diminta PSSI memeriksa umur para pemain.
Pada prinsipnya umur manusia bisa ditaksir dari pertumbuhan
tulangnya. Pada pertumbuhan pertama, pengapuran tulang memang
tidak teratur. Makin lama makin besar dan akhirnya lengket
menjadi satu. "Pelekatan ini menunjukkan tahun-tahun tertentu,
yang disebut umur tulang," kata Bimanesh.
Proses penulangan dimulai pada ujung cakra epifesis, dalam
bentuk tulang rawan. Sesuai dengan pertambahan usia, pada
pusat-pusat penulangan akan ditemukan deposit mineral, seperti
kalsium dan fosfor, sehingga terbentuk tulang yang sesungguhnya.
Dengan mempelajari masa-masa penulangan pada usia tertentu
itulah dapat dibuat skema umur menurut gambaran perkembangan
tulang.
Di Indonesia, ilmu maupun peralatannya sebetulnya sudah ada
sejak lama. Tetapi mungkin karena tinggi biayanya, pemeriksaan
umur melalui cara ini jarang dilakukan. "Sekali foto bisa kena
Rp 7.000," ujar dr. Lukman Hakim, juga staf Dinas Kesehatan
Markas Besar Polri. Saat ini lembaga itu malah sedang berusaha
menggunakan alat ronsen baru yang lebih praktis dan mudah dibawa
ke mana-mana.
Selain melihat pertumbuhan tulang, umur juga bisa ditebak
melalui gigi. Pertumbuhan gigi belakang secara klinis akan
membuktikan umur manusia. "Bila gigi geraham ketiga sudah
tumbuh, usia manusia normal di atas 15 tahun," ujar drg. Alphons
R. Quendangen, dari lembaga yang sama.
Dalam pemeriksaan umur para pemain PSSI tadi, penyinaran ronsen
dilakukan pada sendi siku. Sebetulnya, pemeriksaan bisa juga
dilakukan pada bahu, pinggul, tulang selangkang, dan beberapa
bagian lain. "Yang paling akurat ialah pada sendi siku," tutur
Bimanesh yang letnan satu polisi itu.
Ia juga menambahkan, penentuan usia ini akurat sampai batas usia
25 tahun, ketika pertumbuhan tulang belum sepenuhnya selesai.
Tentu saja standarnya berbeda menurut ras, suku bangsa, pengaruh
hormonal, serta faktor gizi.
Memang ada beberapa pemain bola yang takut menghadapi
pemeriksaan jenis ini. Mungkin karena dilakukan di lembaga
kepolisian. "Tetapi setelah para dokter itu melakukan
pendekatan, mereka bersedia juga," ujar Sucipto Suntoro.
Biayanya memang agak mahal. Untuk memeriksa 17 pemain
dikeluarkan hampir Rp 200 ribu. Tetapi manfaatnya rupanya bisa
dirasakan. "Untuk waktu akan datang cara ini akan digunakan
lagi," kata Sucipto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini