Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kotak minuman dari leuwigajah

Pelajar STM pembangunan di cimahi, bandung berhasil membuat kotak minuman (automatic drinking machine). (ilt)

6 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

POTONGAN logam kabel listrik, dan pipa plastik nampak berserakan di lantai ruangan laboratorium seluas 5 x 5 m itu. Terasa sesak, karena di situ 24 siswa berpakaian seragam kerja warna biru tua, sedang sibuk menyelesaikan 6 kotak penyaji minuman (automatic drinking machine). Semangat kerja para pelajar STM Pembangunan di Jalan Leuwigajah, Cimahi, Bandung, nampak cukup tinggi. Karena di antara peralatan yang tengah mereka kerjakan itu adalah pesanan Menteri P dan K. Rupanya Nugroho Notosusanto amat terkesan menyaksikan hasil kerja murid STM itu pada pameran Harpenas di aula Departemen P dan K belum lama ini. "Wah, persis seperti yang saya lihat di luar negeri," kata Nugroho, sesaat setelah mencicipi minuman dari dalam kotak itu. Nugroho pun memesan tiga kotak penyaji minuman itu. Kotak itu memang bukan benda aneh. Di luar negeri, bisa dijumpai di berbagai ruang tunggu bandar udara sampai rumah sakit. Cukup dengan memasukkan sebuah koin, kopi atau teh dengan sendirinya akan mengucur dari dalam kotak, dan berhenti begitu gelas plastik di bawahnya penuh. Yang menarik, sekarang kotak itu bisa dibikin oleh para pelajar STM Pembangunan Cimahi. Menteri P dan K sempat berpesan, agar kotak itu lebih disempurnakan, sehingga bisa diproduksikan secara massal. Kekurangannya, misalnya, kotak minuman buatan Leuwigajah itu belum dilengkapi selektor yang memungkinkan orang bisa memilih minuman yang dikehendakinya: teh, kopi, atau yang lain. Tapi menurut Djudju Djumhadi, guru teori dan praktek instrumentasi sekolah itu, hal itu tak sulit lagi. "Yang penting prinsip dasar peralatan itu sudah kami ketahui," ujarnya. Sepintas lalu, kotak berwarna putih berukuran 40 x 140 cm dan tinggi 140 cm itu, mirip lemari pendingin (kulkas) di rumah. Cuma di bagian depan sebelah atas, terdapat 5 buah lampu kontrol, dan persis di bawah lampu-lampu itu terdapat lubang kecil untuk tempat memasukkan koin -- uang logam Rp 100. Cara kerjanya cukup sederhana. Begitu dimasukkan, koin akan menyentuh semacam tombol untuk mengeluarkan gelas, yang tersusun di dalam tabung dari pipa pralon. Gelas plastik itu akan jatuh pada posisi pengisian yang sudah ditentukan. Air pun serempak keluar dari tangki ke dalam gelas. Ketika permukaan air sampai pada ukuran yang dikehendaki, berat gelas dan isinya akan menekan penampang pegas dan menekan, semacam tombol di bawahnya, yang menyebabkan air otomatis berhenti keluar. Instrumen yang dipergunakan pun cukup sederhana. Untuk tangki minuman dipakai ember plastik. Kemudian ada berbagai slang celenoid, pipa pralon, dan gelas plastik. Instrumen lainnya, dipakai transformator untuk memperkecil tegangan listrik, dan ada pula yang disebut light dependent resistor (LDR), yang berperan mengatur pengisian gelas minuman. Sedang kerangka otak itu terbuat dari pelat baja, dan dindingnya cuma tripleks berlapis formika. Sebagai tenaga penggerak hanya diperlukan tenaga listrik 50 watt. Prinsip kerja alat ini -- pengukuran dan pengontrolan -- menurut Djudju, bukan hal yang sulit bagi para muridnya. "Itu sudah dipelajari di kelas 3," katanya. Maka yang dilibatkan dalam proses penciptaan dan pembuatan alat ini cuma murid kelas tiga dan empat sekolah itu. Tapi karena sederhananya alat itu, Tatang Sumpena, 20 tahun, murid jurusan instrumentasi yang memimpin grup siswa pembuat alat itu jadi khawatir. "Kerja kami ini bisa mirip cerita telur Columbus," katanya. Maksudnya, orang akan menganggap remeh kerja ini, tapi kemudian ....menirunya. Karena itu dia berpikir untuk memperoleh hak paten peralatan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus