Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Wabah Campak di Kapuas, Ini Imbauan untuk Orang Tua Korban

Wabah campak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, semakin meluas.

15 September 2018 | 10.05 WIB

Virus Measles. pharmacy.biz
Perbesar
Virus Measles. pharmacy.biz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah campak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, semakin meluas. Hingga Jumat, 14 September 2018, tercatat sudah ada 49 jiwa terjangkit penyakit yang disebabkan oleh virus measles ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Peneliti vaksin sekaligus guru besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, memberikan imbauan terhadap para orang tua korban penyakit campak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. "Biasanya anak-anak yang terinfeksi campak tidak tenang, tidak bisa istirahat, krn gatal, batuk dan sesak. Sebaiknya didampingi agar tenang," ujar Nidom, saat dihubungi Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 14 September 2018.

Menurut Chairul, peningkatan penyebarannya itu bisa karena kondisi lingkungan panca robah, yang memudahkan anak-anak terserang flu. Batuk pilek merupakan kondisi yang memudahkan terjadinya Measless Rubella (MR).

Nidom menjelaskan bahwa penyebaran juga bisa karena kondisi anak-anak yang lemah, bisa karena makanan kurang atau tidak sesuai itu bisa tertular campak. Lemahnya kondisi juga bisa karena cakupan imunisasinya rendah. Pola penyebaran melalui kontak, terkena serpihan ingus atau batuk, mirip dengan virus flu.

"Jika memungkinkan diberikan minuman herbal, seperti kunyit, temulawak dan sebagainya, agar panas dalamnya bisa teredam. Itu yang efektif dan ampuh, kalau sudah sembuh, segera lakukan imunisasi," lanjut Nidom yang juga pendiri Professor Nidom Foundation.

Saat ini Nidom bersama dengan para peneliti muda sedag melakukan riset vaksin dengan berbagai alternatif bahan halal, seperti dari bahan ikan dan minyak sawit. Penelitian tersebut dilakukan di laboratorium Professor Nidom Foundation.

Agar tidak menyebar lebih luas, korban perlu sementara waktu untuk tidak melalukan kontak. Jika perlu, kata Nidom, daerah kondisi luar biasa (KLB) meliburkan kegiatan sekolah dan anak-anak beristirahat. "Makanan juga perlu diperbaiki, biasanya dalam waktu seminggu anak-anak sembuh," tambah Nidom. "Dengan perhatian penuh orang tua akan mempecepat sembuh. Kemudian untuk mencegah MR berikutnya ditingkatkan dengan cakupan imunisasinya."

Simak artikel menarik lainnya tentang wabah campak di Kabupaten Kapuas hanya di kanal Tekno Tempo.co.

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus