Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa isi saku Anda? Berani taruhan, minimal di dalamnya ada dompet dan handphone. Lalu, di kantong lain mungkin ada koin recehan, kunci mobil atau rumah. Itu belum termasuk isi dompet yang di dalamnya pasti ada uang, kartu ATM, kartu kredit, KTP, SIM, dan mungkin sobekan catatan kecil.
Ribet? Jangan khawatir. Penderitaan membawa banyak barang dalam saku dan dompet itu telah berakhir berkat handphone pintar serba bisa. Adalah NTT DoCoMo Inc., operator telepon seluler terbesar Jepang, yang akan meluncurkan handphone yang sekaligus mampu menjadi alat pembayaran tunai, bahkan kunci rumah.
Mirip kartu ATM, di dalam handphone ini sudah dilengkapi chip yang berisi data mengenai pemilik, termasuk saldo rekeningnya di bank. Jadi, jika pemiliknya hendak berbelanja, dia cukup menempelkan handphone-nya di alat pemindai yang disediakan di toko-toko, transaksi pun selesai. Chip buatan Sony Corp. itu memang pintar. Ia tak hanya mampu memuat saldo rekening pemiliknya, tapi juga kartu identitas (KTP), SIM, bahkan bisa diprogram untuk menjadi kunci elektronik pembuka pintu rumah atau mobil.
Memang praktis. Yang jadi soal, jika handphone itu tiba-tiba dicopet, Anda akan kelimpungan karena tak bisa melakukan apa-apa, bahkan untuk sekadar membayar ongkos bus kota.
Aha..., Akhirnya Boleh Membajak DVD
Para pembajak boleh bersenang hati. Tiga perusahaan raksasa pembuat film dan perangkat teknologi komunikasi pekan lalu membuat kesepakatan baru: membolehkan DVD film untuk dikopi alias "dibajak" tanpa takut terkena tuntutan. Kesepakatan ini melibatkan perusahaan IBM Corp., Matsushita Electric Industrial Co. Ltd., dan Time Warner Inc.'s Warner Bros. Mereka masing-masing adalah raksasa komputer, elektronik, dan pabrik film terlaris dunia.
Keputusan tiga raksasa itu memang melawan arus. Selama ini, membajak DVD adalah perbuatan haram. Beberapa film di DVD bahkan dilengkapi alat pengacak sehingga tak mungkin digandakan. Tapi tuntutan agar film di DVD bisa dibuatkan kopinya tampaknya terlalu kuat sehingga para raksasa itu memilih mengalah.
Nah, dengan kesepakatan baru itu, kelak pembeli film DVD harus memiliki lisensi sebelum mengopi koleksinya. Lisensi ini akan diberikan dalam bentuk "program pengopi" bernama Advanced Access Content System. Dengan program ini, "pembajakan" akan lebih terkontrol, yang pada gilirannya tak terlalu merugikan perusahaan pembuat DVD asli. Berminat? Tunggu tahun depan, karena teknologi pengopi itu belum dirilis saat ini.
Membedah Pasien Buatan
Tubuh pasien itu tergolek lemah di meja operasi. Di sekelilingnya, dokter dan calon dokter menatap serius. Sret?, pisau bedah membelah perut pasien. Darah mengalir. Lalu calon dokter yang lain mengebor kepala si pasien malang sampai otaknya terlihat. Di bagian kaki, juga calon dokter mengiris betis pasien sampai urat-uratnya muncul. Astaga?, sakit apa gerangan si pasien sampai dimutilasi begitu rupa?
Jangan cemas. Pasien malang itu hanya boneka. Inilah boneka ajaib khusus untuk sekolah kedokteran. Bentuknya persis manusia. Ia punya darah yang mengalir, nadi yang berdenyut, bahkan bisa bereaksi selayaknya pasien yang sedang mengalami krisis ketika detak jantungya berhenti. Satu-satunya yang tidak dia punyai adalah nyawa.
"Boneka ini luar biasa," kata Dr. Eric Chang, mahasiswa kelas spesialis bedah di Rober Wood Johnson Medical School, New Brunswick, Amerika Serikat. "Saya sampai panik ketika 'pasien' saya menunjukkan tanda-tanda kematian," kata Chang lagi.
Harga boneka pasien ini memang mahal. Laerdal Medical's SimMan dan Medical Education Technologies Inc.'s, dua perusahaan pembuatnya, misalnya, memasang harga US$ 40.000-200.000 (Rp 356 juta-1,7 miliar) per "orang", tergantung tingkat kecanggihannya.
Tapi murah dan mahal memang relatif. Coba, mana ada manusia beneran yang mau badannya dipotong-potong begitu rupa untuk praktek mahasiswa kedokteran?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo