MEMAKAI kacamata PLN, Mini Hidro dan PLTM (Pembangkit Listrik
Tenaga Air Mikro) berkapasitas dari beberapa puluh KW
(kilowatt) sampai setingginya 5 MW (megawatt = 1.000 kilowatt,
Proyek ini tampaknya akan diprioritaskan oleh pemerintah RI.
Seperti terbayang dari satu seminar di BPPT (Badan Pengkalan dan
Penerapan Teknologi) jakarta pekan lalu.
Sebetulnya PLN sejak awal Pelita II membangun PLTM. Dan
diharapkan menjelang akhir Pelita III terpasang. Lagi daya dari
PLTM sekitar 17 MW, tersebar di 19 provinsi. Yang kecil
berkapasitas 60 KW, dan yang besar berkapasitas 2 x 2 MW.
Tidak hanya PLN yang mendirikan PLTM. Juga berbagai instansi
pemerintah, organisasi nonpemerintah. KUD bahkan pesantren sudah
mencoba mendirikannya. Tidak semua berhasil. Berkata Ir. Harry
Sosrohadisewoyo dari Laboratorium Konversi Energi Listrik,
Departemen Elektroteknik ITB: "Hambatan utama pembangunan PLTM
konvensional ialah investasi awalnya yang tinggi."
Tapi tiga pembangkit bertenaga air, berkapasitas ribuan MW atau
Werapa puluh KW, invesusi awalnya, selalu tinggi. Karena porsi
pekerjaan sipil sangat besar, seperti pembuatan waduk, saluran
dan terowongan air. Ini semua tidak diperlukan untuk. pembangkit
bertenaga diesel gas, uap atau batubara.
PLTM sangat ideal bagi Indonesia menyediakan listrik buat
penerangan, memompa air dan industri kecil di daerah pedesaan.
Tanpa biaya tetap untuk bahan bakar.
Salah satu PLTM yang mutakhir diharapkan mulai menyedikan
listrik buat Desa Kali Kuning awal tahun depan. PLTM itu
terletak di saluran irigasi Wanganaji, yang mendapat airnya dari
Kali Kuning yang membelah kota Wonosobo di Jawa Tengah.
Di saluran irigasi itu dibangun waduk kecil setinggi 5 m.
Melalui pipa beton, sebagian air irigasi itu' menendang sebuah
turbin yang memutarkan sebuah generator untuk menghasilkan 85
KW istrik maksimal. Turbinnya dirancang oleh para ahli PLN
sendiri dan dibuat oleh bengkel PT Rosani, yang biasanya
menghasilkan pacul "Turbin kami, walaupun buatn lokal,
berfungsi dengan baik," ujar Ir. Soejoedi Soerachmati pemimpin
PLN Proyek Induk Pembangkit Hidro Ja-Teng.
Inovasi lain yang terdapat pada PLTM ini ialah penggunaan
gowrnor elektronis, buatan Laboratorium Konversi Energi Listrik
ITB. Ir. Soejoedi tertarik menggunakan alat ini karena harganya
memang murah, apalagi dibikin dalam jumlah ratusan atau ribuan.
"Lebih dari 400 saluran irigasi di Jawa Tengah punya potensi
minimal 100 KW masing-masing," ujar Soejoedi. Berbicara dalam
seminar di BPPT itu, dia mengetengahkan hal PLTM Kali Kuning.
Satu-satunya komponen PLTM yang bukan buatan dalam negeri di
Kali kuning itu ialah generatornya, bermerk Stanford. Tapi kini
perusahaan pembuat generator Stanford itu, Newage Engineers
Ltd. dari Inggris, sudah mendirikan pabriknya di Indonesia,
suatu jointventure dengan nama PT Newage Engineers Indonesia.
Dalam seminar di BPPT itu banyak ahli berbicara. Turut juga para
teknisi dari berbagai perusahaan yang membuat turbin seperi PT
Barata dan Pindad. Tujuannya ialah agar tersusun kriteria
membuat standarisasi PLT di Indonesia. Seperti dinyatakan oleh
Menteri Negara Ris-Tek, Prof. Ing. B.J. Habibie "Apakah dengan
kapasitas 0,5, 2,5 atau 5 MW, pokoknya ada sandard."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini