Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Zaman pasturisasi buat koperasi

Ipb memperkenalkan phe (plate heat exchanger) atau lempeng pengubah panas dalam mempasturisasikan susu. cocok untuk koperasi. (ilt)

6 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK peternak sapi perah Indonesia berpengalaman pahit seperti Haji Atja Suhanda. Pabrik susu yang ada sekarang hanya menyerap 146.950 liter per hari, sementara produksi kaum peternak tahun ini ditaksir mencapai 263.590 liter per hari. Gerakan mengimpor sapi perah meningkat sejak tahun 1979, tapi usaha pengawetan susu tercecer di belakang. Haji Atja Suhanda, peternak di Desa Kebunpedes, Bogor, biasanya mengirim susu sapinya ke pabrik PT Indomilk di Jakarta. Ada kalanya pabrik menolak susunya--dengan ala.san di bawah kualitas pabrik. Bisa saja haji itu menjual langsung kepada konsumen, tapi produksi 13 ekor sapinya, 80 liter per hari, tentu tak semua laku diecer hari itu juga. Tangki pendingin milik koperasi peternak hanya mampu mengawetkan susu itu selama 24 jam. "Setelah itu susu jadi rusak," kata Pak Haji. Tapi jangan buang ke kali! Sekarang, bila pabrik menolak, dia bisa mengirim produksinya ke Departemen Biokimia IPB. Di sana susu itu dipasturisasikan, dicampur sedikit dengan gula dan cokelat. Setelah dikemas dalam kantung plastik 200 cc, susu segar itu dijual kepada mahasiswa Rp 100 per kantung. Harga masih murah dibanding susu keluaran pabrik PT Ultra Jaya Milk--Rp 250 per kartun 250 cc. Cukup laris susu itu, kata Dr. Aisjah Girindra. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat -- IPB itu di kampus dapat julukan pedagang susu. Dia merintis penggunaan plate heat exchanger (PHE) atau lempeng pengubah panas dalam mempasturisasikan susu. Prinsip kerja alat ini sebenarnya sama dengan mesin pasturisasi yang dipakai pabrik pengawetan susu--seperti di PT Ultra Jaya Milk--yaitu pemanasan tinggi dalam tempo singkat. Dengan pemanasan itu (biasanya sampai 70øC) semua jasad renik atau bakteri akan mati, dan susu tetap segar. Bentuknya sederhana, dan harganya murah. "Sehingga alat ini cocok untuk koperasi susu yang modalnya lemah," kata Aisjah. Harga alat pasturisasi ini --dengan kapasitas 500 liter per jam--cuma Rp 4 juta satu set. Tapi, menurut Aisjah, suatu unit usaha yang terdiri dari lahan, gedung, alat kemas, kamar pendingin, liesel penggerak, pompa air, dan sebagainya, mungkin mencapai Rp 44,5 juta. Ini masih mungkin terjangkau oleh koperasi . Gedung yang dimaksud di sini bukan yang mentereng. Ruangan PHE di Departemen Biokimia IPB itu, misalnya, hanya 5 kali 5 meter. PHE terdiri dari lempengan-lempengan kecil (3 kali 10 cm) logam tahan korosi (stainless steel) yang dihubungkan satu sama lain, sehingga membentuk parit-parit kecil. Mirip radiator mobil. Pada tiap parit kecil yang licin itu dialirkan susu, air panas, dan air dingin. Sebuah Pompa Sentrifugal (CP) akan memompakan susu dari tangki ke dalam parit-parit, kemudian dari arah berlawanan dipompakan pula ke parit-parit lain yang terisolisasi air yang sudah dipanaskan dalam suhu tertentu. Air itu berfungsi untuk memanaskan susu sampai 70øC. Biasanya setelah 15 detik, susu itu dianggap sudah bersih bakteri, sementara, "hanya terjadi sedikit mungkin perubahan rasa, komposisi dan nilai nutrisinya dibanding susu semula," kata Aisjah . Maka ke dalam parit lain dialirkan air dingin untuk menurunkan kembali suhu susu itu. Semuanya berlangsung dengan merata, berkat susu, air panas, dan dingin yang mengalir pada parit-parit begitu tipisnya. Lewat pipa-pipa, susu yang sudah dipasturisasikan dipompakan ke dalam kemasan plastik. sereslah sudah. Sekarang susu itu bisa awet 4 sampai 5 hari dalam keadaan cair--malah bisa bertahan satu minggu bila disimpan dalam keadaan beku di dalam lemari pendingin. PHE memang bukan barang baru, terutama bagi peternak sapi perah di luar negeri. PHE yang ada di Biokimia IPB itu--tipe Junior N640--diimpor enam bulan yang lalu dari Australia. Tapi, menurut Aisjah, kecuali lempengan logam itu, komponen lainnya sudah bisa dibuat oleh pabrik logam di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus