Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalimantan merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi. Berbagai bentuk kesenian mudah dijumpai di pulau berjuluk Borneo tersebut, mulai dari seni sastra, seni rupa, beragam model perhiasan, tarian, senjata tradisional, pakaian, hingga lagu daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir jupetra.org, lagu daerah adalah karya seni di suatu daerah yang memiliki sifat dan keunikannya tersendiri serta mencerminkan ciri khas wilayah tersebut. Lantas, apa saja lagu daerah Kalimantan?
Daftar Lagu Daerah Kalimantan
Berikut beberapa lagu daerah Kalimantan beserta lirik dan maknanya:
1. Isen Mulang
- Karya: A.B. Sandan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Asal: Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Mamut menteng ureh utusku
Isen mulang je te penyangku
Gatang yoh gatang sewut sarita
Tandak ain tatu te
O pahari kawan balinga
Mina mama bakas tabela
Tanjung miar himbing lenge
Miar toh itah handiai
Lahap toh lahap wei
Ayo lahap lahap
Miar maju wei
Lahap toh lahap wei
Isen Mulang
Yoh akan penyangku
Artinya:
Gagah berani senang bercanda keturunanku
Pantang menyerah itu kekuatan jiwaku
Angkatlah angkat sebuah cerita yang baik
Nama milik leluhur
Oh saudaraku, teman yang baik
Tante, om, tua belia
Berjalan maju berpegang tangan
Berjalan maju kita bersama
Sorak sini sorak lah
Ayo sorak sorai
Bergerak majulah
Sorak sini soraklah
2. Andri Arai Atei
- Asal: Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
Andri arai atei
Takam katuluhni
Daya takam tau panalu
Andri naun hang yati
Isa lawit unengni
Ware takam ngantuh
Slamat panalu
Artinya:
Dengan senang hati
Kita semuanya
Karena kita dapat berjumpa
Dengan kalian di sini
Yang jauh tempatnya
Mari kita ucapkan
Selamat berjumpa
3. Mamangun Mahaga Lewu
- Karya: Agustin Teras Narang.
- Asal: Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Aku manyanyi manyampai kabujur
Maninting itah akan ije kapakat
Pakat mamangun mahaga lewu
Lewu maju kasanang maningkat
Tagal nahuang maraup amas
Lanting sedot mangarak baras
Himba pahewan lepah talampas
Metu karayap galabah uras
Ela laya yo ela laya
Mamangun mahaga lewu
Sanang mangat eka kahimat
Bahu himba harajur ihaga
Artinya:
Saya menyanyi menyampaikan pesan
Mengajak untuk tekad bersatu
Setuju untuk membangun dan menjaga kampung
Kampung maju kesejahteraan meningkat
Karena ingin mendulang emas
Rakit penambang menghancurkan betung
Hutan porak poranda
Margasatwa resah gelisah
Janganlah lengah ya, jangan lengah
Membangun dan menjaga kampung
Hidup sejahtera adalah tujuan
Hutan rimba tetap dijaga
4. Malauk Manjala
- Karya: A.B. Sandan.
- Asal: Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Mambesei, ayo mambesei
Mambesei akan danau
Mambesei, ayo mambesei
Mambesei akan danau
Manjala, lauk injala
Lalaya, andau sasanja
Buli huma mimbit keba
Basuang pantik saluang
Sukup simpan dinu malauk manjala
Artinya:
Mendayung, mari mendayung
Mendayung ke tengah danau
Mendayung, mari mendayung
Mendayung ke tengah danau
Menjala, ikan dijala
Menjala hingga senja tiba
Kembali ke rumah memanggul keranjang
Berisi ikan saluang
Cukup untuk lauk hari ini, cukup menjala untuk hari ini
5. Burung Enggang Merista
- Karya: Djuriansyah.
- Asal: Kutai, Kalimantan Timur.
Burung enggang si burung wali
Apa kabar datang ke sini
Singgah di ranting puhun wanyi
Merana hidup terangguk-angguk
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Hilang bulu menderita batin
Di dalam hati urang ha’ marah
Burung enggang enda’ nya mati
Ranca’ merista di dalam hati
Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Burung enggang enda’ nya mati
Ranca’ merista di dalam hati
Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Oh burung enggang
Mandi’ sampai hati melihat
Namun punah mandi’lah jua
Merista diri seumur hidup
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Hilang bulu menderita batin
Di dalam hati urang ha’ marah
Artinya:
Burung enggang si burung wali
Apa kabar datang ke sini
Singgah di ranting pohon kemang
Hidup merana sambil terangguk-angguk
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Bulu yang hilang batin perasaan menderita
Di dalam hati orang marah
Burung enggang hendaknya mati
Ranca’ nestapa sedih sekali di dalam hati
Namun hilang jangan hilang si burung enggang
Burung enggang hendaknya mati
Ranca’ nestapa sedih sekali di dalam hati
Namun hilang jangan hilang si burung enggang
Oh burung enggang
Mandi sampai hati melihat
Namun punah mandilah jua
Nestapa sedih sekali diri seumur hidup
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Bulu yang hilang batin perasaan menderita
Di dalam hati orang marah
6. Belarut di Sungai Mahakam
- Karya: Djuriansyah.
- Asal: Kutai, Kalimantan Timur.
Sungai Mahakam
Memecah buih
Basinar putih
Diayun angin puhun rumbia
Perahu tambangan
Balarut banyu
Membawa urang
Basinggah-singgah di jembatan
Dari hulu Sungai Mahakam
Tambangan bawa hasel bumi
Batu bara wan batang kayu
Matan jaman Mulawarman
Tambangan balarut sini
Kada’ heran balarut di Sungai Mahakam
Artinya:
Sungai Mahakam
Memecah buih
Bersinar putih
Ditiup angin pohon rumbia
Perahu tambang
Berlayar di air
Membawa penumpang
Mampir di jembatan
Dari hulu Sungai Mahakam
Tambangan membawa hasil bumi
Batu bara dan batang kayu
Dari zaman kerajaan Mulawarman
Tambang berlayar di sini
Tidak heran berlayar di Sungai Mahakam
7. Meharit
- Karya: Djuriansyah.
- Asal: Kutai, Kalimantan Timur.
Datang hulu behanyut
Gubang behanyut mudik
Membawa penumpang wan barang
Man ndi' tahu hendak kemana
Aku meharit di sini
Melihat sungai merota'
Hari man ndi' nyama melihat
Di Sungai Mahakam
Meharit, meharit
Mehari aku meharit
Menggaring, menggaring
Artinya:
Datang berlayar ke hulu
Sampan berlayar
Membawa penumpang dan barang
Tidak tahu mau kemana
Saya prihatin di sini
Melihat sungai yang tercemar
Hati tidak nyaman memandang
Di Sungai Mahakam
Prihatin, prihatin
Prihatin, saya prihatin
Mengering, saya mengering
8. Buah Bolok
- Karya: Masdari Ahmad.
- Asal: Kutai, Kalimantan Timur.
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok, dibuang sayang
Busu embok etam kumpulkan
Rumah-rumah jabok etam lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan kelat, dibuang sayang
Sepupu dengsanak etam kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan
Buah terong digangan nyaman
Jukut blanak tolong panggangkan
Museum Tenggarong Mulawarman
Yok dengsanak etam kenangahkan
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok, dibuang sayang
Keroan kanak sekampongan
Etam begantar bejepenan
Artinya:
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabuk, dibuang sayang
Paman-bibi kami kumpulkan
Rumah-rumah lama kami lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan sepat, dibuang sayang
Sepupu-saudara kami kumpulkan
Untuk menyambut para wisatawan
Buah terung disayur enak
Ikan belanak tolong panggangkan
Museum Tenggarong Mulawarman
Ayo saudara kita perkenalkan
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabuk, dibuang sayang
Sekumpulan anak-anak sekampung
Kita menyambut dengan menari Jepen
9. Nasi Bekepor
- Karya: Ismed Rizal.
- Asal: Kutai, Kalimantan Timur.
Gangan lah labu tontong bengkela
Sanga cabe’ salai pedas rasanya
Jero’ tegaron pucuk sawinya
Sambalah kacang nyaman rasanya
Gede’ gede’ sida embo’ dengan busu
Ase’ lah makan mandi’ tahu-tahu
Apalagi nasinya si beras baru
Mentuha lalu mandi’ diimbu
Gangan lah terong bebawang hutan
Tontong lah poto’ si gence ruan
Panggang jelawat banyak lemaknya
Pirik lah cabe pedas rasanya
Gede’ gede’ sida embo’ dengan busu
Ase’lah makan mandi’ tahu-tahu
Apalagi nasinya si beras baru
Bentuha lalu mandi’ diimbu
Itu makanan etam di Kutai
Nyaman dimakan sesudah bejohor
Amunlah adat etam di Lutai
Habis berega terus behonjor
Gede’ gede’ sida embo’ dengan busu
Ase’lah makan mandi’ tahu-tahu
Apalagi nasinya si beras baru
Bentuha lalu mandi’ diimbu
Artinya:
Buatlah sayur labu yang pakai rebung
Goreng cabai, ikan salai, pedas rasanya
Bunga tegaron sayur sawi
Sambal kacang enak rasanya
Goyang-goyangkan pundak ke kanan dan ke kiri, bibi dan paman
Asyiklah makan tidak ada yang tahu
Apalagi nasinya beras baru
Mertua lewat tidak dihiraukan
Sayurlah terung pakai bawang hutan
Bakar ikan gabus
Ikan bakar jelawar banyak lemaknya
Uleklah cabai, pedas rasanya
Hai bibi dan paman
Asyik sekali makan tidak ada yang tahu
Apalagi nasinya beras baru
Mertua lewat tidak dihiraukan
Itulah makanan kami di Kutai
Enak dimakan setelah waktu Zuhur
Kalau adat kami di Kutai
Setelah bersendawa, lalu duduk bersantai
Goyang-goyangkan pundak ke kanan dan ke kiri, bibi dan paman
Asyiklah makan tidak ada yang tahu
Terlebih lagi nasinya beras baru
Mertua lewat tidak dihiraukan
10. Cik-Cik Periuk
- Asal: Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Cik cik periuk belanga’ sumping dari Jawe
Datang nek kecibok bawa’ kepiting dua’ ekok
Cik cik periuk belanga’ sumping dari Jawe
Datang nek kecibok bawa’ kepiting dua’ ekok
Cak cak bur dalam belanga’, idong picak gigi rongak
Sape ketawa’ dolok dipancung raje tunggal, hei.
Artinya:
Cik cik periuk panci sumbing dari Jawa
Datang nenek kecibok membawa kepiting dua ekor
Cik cik periuk panci sumbing dari Jawa
Datang nenek kecibok membawa kepiting dua ekor
Diceburkan ke dalam panci, hidung pesek gigi ompong
Siapa tertawa lebih dulu dipancung raja tunggal, hei.
Selain lagu-lagu di atas, masih ada banyak lagu daerah Kalimantan. Mengutip laman visit.kalteng.go.id, berikut beberapa di antaranya:
- Manari Manasai ciptaan Wolten Rudji dari Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
- Ka Danau ciptaan J.A. Sandan dari Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
- Mars Kota Cantik ciptaan Gerhard Daman dari Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
- Bulan Bunter ciptaan Firion W. Duling dari Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
- Hante Sinta Tuhan ciptaan Rahmato Y. Madjen dari Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
- Ineh ciptaan Popo Madjen dari Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
- Tumpi Wayu dari Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
- Dongkoi dari Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
- Siang Lengan dari Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.
- Seruyan Ibu Tercinta ciptaan Tri Jaya Suling dari Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
- Sepan Biha ciptaan Menteng Delpris dari Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
- Petak Hambaruan ciptaan Yuprinadie dari Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.