Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Antara Realis dan Abstrak, Tamara Pilih Bikin Lukisan yang Diburamkan

Lewat lukisan, Tamara berupaya mengangkat soal kekaburan untuk mendapatkan ruangnya sendiri di ruang galeri dan mencuri perhatian.

15 Januari 2025 | 21.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lukisan bergaya buram karya Tamara Maharani Alamsyah yang menanggapi corak realis dan abstrak. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis muda Tamara Maharani Alamsyah menggelar pameran tunggal perdananya di Galeri Ruang Dini, Bandung. Dalam pameran berjudul Merupa Kabur sejak 10 Januari-9 Februari 2025 itu, seluruh karyanya yang berjumlah selusin lukisan dibuat rabun atau kabur saat dipandang. 

Lukisan Tamara Maharani yang Diburamkan

Pada kanvas yang memadukan aneka warna serta irama gelap-terang dari sapuan cat minyak, samar-samar terlihat bentuk seperti batang kayu atau cabang pohon, sosok bersayap, nyala api, dan bentuk aneh lainnya. Namun bentuk obyek asli yang diburamkan oleh Tamara itu menjadi tak penting lagi untuk diterka apalagi dipikirkan lebih jauh. “Sebenarnya lebih ke sensasi dari eksistensi lukisan dan merasakan yang dilihat itu memicu apa,” ujarnya, Selasa 14 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat berbincang dengan Tempo di galeri, Tamara sebelumnya sempat membuat lukisan bergaya realis. Karyanya semasa kuliah pada 2022 yang berjudul 'Mooi Indie #1' misalnya, menggambarkan aneka buah-buahan dalam keranjang pedagang di sisi jalan. Namun karena merasa berjarak dengan obyek lukisan dan temanya, pada karya berikutnya dia mulai mengaburkan atau memburamkan gambarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk menciptakan jarak antara aku dan obyek lukisannya,” kata dia. Tamara merasa tidak mengenal obyek lukisan dan esensinya melainkan hanya menangkap jejak obyek yang digambarnya.

Pameran tunggal perdana pelukis muda Tamara Maharani Alamsyah di Galeri Ruang Dini, Bandung, yang berjudul Merupa Kabur sejak 10 Januari-9 Februari 2025. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.

Makna Keburaman dalam Karya Lukisan Tamara

Dari pemburaman karya yang bersifat personal itu dan dinilai hanya terbatas pada proses artistik, dia lalu mengembangkan gaya itu dan dikaitkan dengan konteks seni rupa. Tamara terpicu oleh dikotomi kuat di kampus tentang aliran lukisan. “Lukisan buram ini menanggapi dikotomi gaya realis dan abstrak,” ujarnya. Sarjana Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung lulusan 2024 itu kini tengah melanjutkan studi magister di almamaternya lewat jalur fast track. 

Pemburaman lukisan itu disertai penulisan judul karya yang senada, seperti k*****g #1, ******an, atau ****k** ****as. Pameran tunggalnya ini dipersiapkan Tamara sejak Oktober 2024 yang dikerjakan di tempat kosnya di Bandung. Pada proses pembuatan lukisannya yang intim itu dia mempelajari hal dan pengalaman baru terkait keragaman waktu kering cat minyak pada kanvas. Warna seperti hitam atau adukan campuran cat bernuansa gelap, cenderung lebih cepat garing dalam dua jam daripada warna putih atau warna terang lainnya yang bisa sampai lima jam. 

Dalam pameran ini, Tamara menyatakan makna kerabunan, keburaman, atau kekaburan pada karya lukisannya sebagai bentuk dalam keadaan ketika rupa dan makna berada dalam zona peralihan yang tidak sepenuhnya dapat ditentukan. Arti lainnya sebagai sebuah aksi eskapisme, upaya menjauh dari segala sesuatu yang terang benderang dan tak terbantahkan. Lewat lukisan, Tamara berupaya mengangkat soal kekaburan untuk mendapatkan ruangnya sendiri di ruang galeri dan mencuri perhatian dari posisinya yang inferior agar layak dilihat dan dimaknai. 

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus