Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Before, Now & Then (Nana) Film Terbaik Festival Film Indonesia 2022, Kemenangan Bagi Perempuan

Christine Hakim, Ketua Dewan Juri FFI 2022 menuturkan alasannya memilih Before, Now & Then (Nana) sebagai film terbaik Festival Film Indonesia.

22 November 2022 | 23.19 WIB

Poster film Before, Now & Then. Foto: Instagram Kamila Andini.
Perbesar
Poster film Before, Now & Then. Foto: Instagram Kamila Andini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Film Before, Now & Then (Nana) dinobatkan sebagai film terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Film karya sutradara, Kamila Andini ini meraih Piala Citra dalam perhelatan Malam Anugerah Festival Film Indonesia 2022 yang digelar di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa, 22 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Film yang kami pilih sebagai film terbaik ini adalah film yang secara substil menggunakan rasa tubuh dan unsur sinema dalam mengekspresikan perlawanan di tengah dunia yang serba diam menjadi bahasa tutur personal," kata Christine Hakim, Ketua Dewan Juri Festival Film Indonesia. 

Panggung Piala Citra untuk Perempuan di Balik Before, Now & Then (Nana)

Produser film Before, Now & Then (Nana), Ifa Isfansyah yang menerima Piala Citra itu mengatakan ia merasa bangga bekerja dengan perempuan-perempuan hebat di balik pembuatan film ini. Menantu sutradara, Garin Nugroho itu menyebut satu per satu para perempuan yang terlibat dalam film ini, salah satunya istrinya sendiri, Kamila Andini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kepada produser saya, Gita Fara, Executive Producer Jais Darga, sutradara yang tercinta Kamila Andini, Happy Salma, Laura Basuki, Retno Ratih Damayanti, dan saya akan berikan panggung terhormat ini untuk mereka," kata Ifa. Ia pun beringsut ke belakang, digantikan Jais Darga, Gita Fara, Kamila Andini, dan Happy Salma.

"Terima kasih untuk keluarga kami, dan terutama kepada Nana, perempuan merdeka yang memilih merdeka untuk dirinya sendiri," kata Gita Fara. "Kemenangan ini untuk para leluhur kami, perempuan Sunda, terima kasih," kata Kamila. 

Jais yang tampak terharu novel otobiografi berjudul Jais Darga Namaku yang ditulis Ahda Imrah diadaptasi ke dalam film untuk menceritakan tentang ibunya, Raden Nana Sunani, perempuan Sunda yang hidup di tahun 1960-an. "Mami, ini dari kami untuk Mami, hadiah yang terindah. Untuk anakku, Maghali dan mantuku," kata Jais sambil tangannya mengangkat Piala Citra disertai pandangan mata ke atas, sebagai penghormatan untuk mendiang ibunya.   

Ia juga mengungkapkan terima kasihnya kepada Kamila yang telah mengadaptasi novel itu ke dalam sebuah film. "Terima kasih Kamila Andini, telah menghidupkan novel ini."

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus