Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menunggu Sepi (A Silent Wait)Sutradara: Nurman Hakim Skenario: Nurman Hakim Produksi: Triximages
Di sebuah persimpangan, di depan sebuah gerbang nasib, pasangan itu bertemu dan berbahagia. Sang lelaki adalah Warso (Satria Rizki), seorang pemain biola dan suami Utami (Hessa Nurhayati). Sang perempuan adalah Ningsih (Angreini), istri seorang penari Jawa bernama Darsam (David Arie Wibowo). Kepada pasangan masing-masing di rumah, mereka berjanji akan kembali setelah tujuh hari. Tapi mereka menanti dan menanti. Setahun, dua tahun, hingga sepuluh tahun berlalu, mereka menanti dalam diam.
Film berdurasi 24 menit ini sangat minim dialog dan musik yang ditata oleh Ari Sigit yang masuk dan keluar adegan pada saat yang tepat. Sejak awal, sutradara Nurman Hakim dalam adegan-adegan sunyi itu sering memberikan insinuasi, misalnya adegan awal adalah bunyi pasangan yang berdesah yang tengah bergulat di tempat tidur. Setelah mereka selesai bercinta, barulah kita tahu mereka adalah pasangan Darsam, sang penari, dan Ningsih. Kita diberi sugesti bahwa mereka adalah pasangan bahagia. Tapi tanpa banyak kata, kita kemudian paham, di persimpangan itu, dua buah perkawinan telah pecah.
Sepuluh tahun kemudian, pasangan yang menanti itu terus menunggu karena bayang-bayang orang yang dicintainya tak juga pergi. Di persimpangan, Utami dan Darsam bertemu, tanpa tahu bahwa gerbang persimpangan itu simbol runtuhnya perkawinan mereka.
Film yang mengikuti seleksi film pendek di Pusan International Film Festival dan Dubai International Film Festival ini adalah salah satu dari film pendek Indonesia yang bertutur dengan bagus dan menyentuh.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo