Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebakaran hebat melanda sebuah gedung pencakar langit di tengah Kota Nova yang padat. Petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api yang berkobar nun jauh di puncak gedung. Di tengah kepanikan, tiba-tiba, laksana kilatan cahaya, sesosok makhluk melesat ke dalam kobaran api. Secepat kilat dia menyelamatkan dua lelaki yang terjebak di ruangan. Semua orang yang menyaksikannya terkesiap.
Di hadapan mereka tampak seorang lelaki kekar berkostum merah dengan gambar sepasang sayap di dadanya. Lelaki berambut cokelat gelap itu juga mengenakan jubah hitam dan topeng penutup mata. Hanya bagian bawah wajahnya yang berkumis dan bercabang yang terlihat.
"Siapa Anda?" teriak mereka.
Lelaki itu tak menggubris. Dengan cepat dia kembali terbang mendekati kobaran api. "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," katanya sambil mengarahkan dua telapak tangannya yang bercahaya. Ajaib, api tiba-tiba bergerak menjauhi gedung mengikuti sang superhero. Gedung bisa diselamatkan.
Siapakah lelaki berjubah yang mampu terbang itu? Supermankah? Batmankah? Bukan. Dialah Buraaq, tokoh superhero rekaan dua bersaudara seniman Amerika Serikat, Adil Imtiaz dan Kamil Imtiaz. Superhero ini baru muncul dalam bentuk cerita komik. Edisi pertama komik itu terbit pada Januari 2011 melalui situs Splitmoonarts.com. Selain dapat mengunduhnya secara gratis, Anda bisa membeli edisi cetaknya lewat situs tersebut.
Adil menggarap sendiri komik berjudul Buraaq: One Man One Mission tersebut, dari gambar sang tokoh, pewarnaan, hingga background. Pada edisi kedua yang terbit Juni 2011, urusan pewarnaan dan background dia serahkan kepada seniman Rajeet Singh. Kisah Buraaq menyelamatkan gedung itu muncul dalam edisi kedua, yang berjudul The Trail of Fire. Splitmoonarts.com bakal segera meluncurkan edisi ketiga komik ini dalam format digital pada Oktober mendatang.
Buraaq digadang-gadang sebagai superhero muslim pertama yang diciptakan seniman muslim. Komik itu sengaja dibuat guna melawan prasangka dan propaganda negatif terhadap Islam. "Sejak peristiwa penyerangan Menara Kembar World Trade Center lalu, sentimen negatif terhadap Islam di Amerika semakin luas," katanya dalam situs Splitmoonarts.
Ide membuat komik ini muncul awal tahun lalu. Dua bersaudara yang sehari-hari bekerja sebagai tenaga profesional di bidang teknologi informasi itu mengaku penggemar berat komik superhero. "Kami membaca berbagai komik superhero sejak kecil. Bahkan, ketika masih kanak-kanak, saya membuat komik sendiri," ujar Adil. Maraknya film superhero yang mampu mendaki puncak box-Âoffice melahirkan sebuah ide: menyampaikan pesan damai tentang Islam lewat tokoh komik superhero Buraaq.
Tokoh Buraaq berdiam di kota rekaan, Nova. Seperti Superman, Batman, Spider-Man, dan tokoh superhero lainnya, sehari-hari Buraaq tampil sebagai manusia biasa. Nama aslinya adalah Yusuf Abdallah, pemuda muslim yang santun dan ramah. Dia menjadi superhero setelah sebuah peristiwa traumatis yang merenggut nyawa kedua orang tuanya menimpanya. Misinya adalah memperbaiki hubungan antara Barat dan dunia Islam dengan melakukan aksi-aksi kemanusiaan. Lewat aksi-aksi heroiknya itu, ia menyampaikan spirit Islam, yang menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, dan toleransi.
Di tengah gempuran industri hiburan dan pemberitaan yang cenderung menyudutkan muslim dan Islam, Adil berharap kehadiran tokoh Buraaq mampu memberikan angin segar bagi hubungan muslim dengan negara-negara Barat, terutama Amerika. "Kebaikan dan kejahatan adalah konsep universal. Hal itu tidak dapat disangkutpautkan dengan masyarakat atau agama tertentu," katanya.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo