Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Cerita dari Panggung Gemerlap

Beragam foto tentang polah musisi dan penontonnya. Sayang, kumpulan fotonya minim dengan ide segar.

23 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KONSER TUNGGAL SOSOK NADA
Fotografer:Mila Fadliana
Tempat:Galeri Foto Jurnalistik Antara
Waktu:12-24 Juli 2000

ANAK-ANAK Slank tampil telanjang. Mereka berdiri berjajar sambil memegang kain hitam yang membentang untuk menutupi bagian bawah tubuhnya. Gayanya pun tampil beragam. Ridho, sang gitaris, misalnya, dengan mata terpejam berakting seolah tengah mencium Bimbim, yang bertubuh kerempeng. Hal yang hampir sama dilakukan empat personel Pas Band. Dengan hanya mengenakan celana pendek, mereka berkecipak di antara buih dan batu-batu di sungai. Trisno, sang bassist, menyeringai sambil memegangi bagian bawah tubuhnya.

Dua foto itu adalah yang paling menarik perhatian di antara 70 foto yang digelar dalam pameran foto yang bertajuk "Konser Tunggal Sosok Nada". Bukan semata ketelanjangan yang membuat sepasang foto ini menjadi istimewa, melainkan keduanya mampu menampilkan sisi lain dan keliaran para musisi Indonesia yang selama ini lebih banyak tampil dalam format resmi, bernyanyi dan memainkan alat musik di bawah siraman lampu ribuan watt atau sekadar berpose dengan bungkusan kostum mutakhir. Sesuai dengan tajuknya, pameran ini memang menyajikan foto-foto yang berkait dengan polah pemusik Indonesia dan penontonnya, dari aksinya di atas panggung, tingkah mereka di luar panggung, sampai tingkah para penontonnya.

Panggung musik adalah dunia yang penuh gemerlap. Ia menyodorkan sebuah pesona melalui wajah yang cemerlang, busana yang tengah menjadi trend, dan tentu saja aksi musisinya di atas panggung. Namun, sesungguhnya panggung dunia hiburan absen dari drama politik, sosial, ataupun olahraga, sehingga seorang fotografer harus mencari sisi lain yang unik selain aksi pemusik di atas panggung. Apalagi, sudah menjadi rahasia bersama, berbeda dengan gaya panggung pemusik luar negeri, ekspresi pemusik lokal bisa terbilang steril dari aksi panggung yang menarik.

Akibatnya, sebagian rekaman foto Mila, seperti juga fotografer musik Indonesia lainnya, lebih banyak menampilkan profil sang bintang. Hampir semua foto-foto yang dipamerkan menampilkan sosok-sosok superstar lokal, dari Iwan Fals, Sheila Madjid, Slank, Elvi Sukaesih, Melly Goeslaw, hingga AB Three.

Untunglah, mahasiswi tingkat akhir Institut Kesenian Jakarta ini cukup jeli menangkap momen. Kejelian dan kecermatannya berhasil menangkap ekspresi yang menyembul dari obyeknya. Satu gambar yang cukup berhasil adalah foto penyanyi pop Chrisye yang tengah beraksi di atas panggung. Berbeda dengan kebiasaannya, penyanyi ini tengah melompat dengan ekspresi yang ceria. Sebuah pemandangan yang sulit ditemui. Chrisye lebih lazim dipandang sebagai penyanyi yang ogah bergoyang, sehingga rekaman ini terasa berharga. Sayangnya, foto-foto lainnya lebih banyak menampilkan sosok pemusik yang tak jauh berbeda dengan foto-foto pemusik yang banyak ditampilkan dalam majalah, tabloid, ataupun poster. Di masa lalu, kita mengenal nama fotografer Firdaus Fadlil—redaktur foto majalah Hai—yang mampu menampilkan sisi unik dari pemusik-pemusik yang direkamnya. Akan lebih menarik jika Mila juga menampilkan apa yang terjadi dengan seorang pemusik sebelum atau sesudah pertunjukan. Dengan kata lain, rekaman tentang apa saja yang dilakukan para pemusik di luar gemerlapnya panggung dan di atas panggung, sehingga sosok "nada" yang sesungguhnya bisa lebih tergali. Sikap keseharian para pemusik—jam berapa dia bangun pagi, bagaimana dia berlatih, bagaimana hubungannya dengan keluarga, dengan pacar, apa yang memberinya inspirasi saat menciptakan lagu (seperti Melly, misalnya): rokokkah, udara pagikah, kelamnya malamkah—bisa menjadi untaian yang menarik yang bersambung dengan rekaman tingkahnya di atas panggung. Adalah fotografer Donny Metri yang berhasil merekam sosok pianis Rusia, Igor Brill, dalam kesehariannya di antara kesibukannya. Sebuah karya yang menyentuh.

Tampaknya, karya-karya Mila ini tak bisa dilepaskan dari latar belakang Mila sebagai fotografer tabloid musik mingguan Mu-Mu, yang sudah dijalaninya selama dua tahun.

Tentu saja ada beberapa karyanya yang berupaya menampilkan sisi itu. Dari ribuan negatif yang disortirnya, pameran ini menyertakan foto-foto musisi di luar panggung, seperti Ian Antono, Aksan, dan Shania. Sayangnya, kecuali Pas Band dan Slank yang tampil "telanjang", hampir semua foto musisi itu tampil dengan gaya berpose. Contohnya sebuah foto Ahmad Dhani, pentolan Dewa 19, yang berdiri di depan kereta yang tengah melaju. Foto lainnya adalah dua personel Humania, yakni Eq dan Heru, yang tengah berbincang. Meski secara teknis menarik, kedua foto itu kurang "berbicara".

Yang justru menarik adalah sederetan foto yang menampilkan tingkah para penonton musik. Mila menyajikan polah anak-anak penggemar ska, rock, punk rock, hingga grind core. Melalui foto-fotonya itu, ia mampu menangkap geliat fanatisme anak-anak muda penggemar aliran musik yang digandrunginya, meski fanatisme itu baru sampai pada tahap atribut semata.

Sekelompok anak muda ska dengan pakaian menyala tampak sedang asyik ber-pogo ria, dan anak-anak punk dengan rambut landak yang berwarna-warni tampil dalam serangkaian rekaman yang jeli. Rekaman Mila yang paling menarik adalah sekumpulan anak-anak punk yang keletihan, duduk bergerombol di dekat sebuah marka jalan yang diubah menjadi simbol antirasis, yang merupakan ciri khas mereka. Dengan foto-fotonya itu, Mila berhasil menggenapkan sisi-sisi lain dari panggung yang gemerlap itu.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus