Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Citra psiko magis lucia

Untuk memperingati hari kartini 21 april 1992, pelukis lucia hartini berpameran di bentara budaya, jakarta. karya-karyanya menghadirkan citra kehi- dupan wanita. ia layak diketengahkan.

25 April 1992 | 00.00 WIB

Citra psiko magis lucia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Bentara Budaya, memilih pameran tunggal Lucia Hartini untuk memperingati Hari Kartini, 21 April 1992. Ada makna yang unik dalam pemilihan ini. Lukisan Lucia Hartini, 33 tahun, tidak menggambarkan kemajuan wanita Indonesia, tema yang sering dipilih untuk memperingati Hari Kartini. Karya-karya Lucia menghadirkan citra kehidupan seorang wanita yang tertekan, murung, dan putus asa. Apakah ini refleksi salah satu sisi kehidupan wanita di Indonesia? Lucia Hartini layak diketengahkan untuk peringatan penting itu. Kendati pamerannya di balai pameran Bentara Budaya, Jakarta, 15 - 22 April, adalah pameran tunggal pertama, peminat seni lukis sudah mengenalnya sejak tahun 1980-an. Ia aktif dalam berbagai pameran berkelompok. Lukisannya menarik perhatian karena dikerjakan dengan sangat cermat. Obyek-obyek dalam karyanya, dilukis dengan teknik tepat fotografis. Namun keutamaan karya-karya Lucia tidak terletak pada kecermatannya. Nilai karyanya terletak pada simbol-simbol yang diciptakannya, gubahan citra yang mencerminkan sebuah suasana perasaan. Ungkapan ini memiliki daya (visual) yang mampu membangkitkan perenungan tentang sebuah relung kehidupan. Kuda, obyek yang berulang kali muncul dalam karyanya, adalah simbol yang akrab dengannya. Binatang ini, dalam lukisan Lima Kuda Putih (dibuat, 1989), muncul dengan citra yang sangat tidak lazim, hanya dengan mengubah sorotan mata. Kuda-kuda ini memperlihatkan gerakan dinamis kuda, namun dengan ekspresi sangat feminin. Potret Kuda dalam lukisan Tidak Terusik (1991) adalah kuda yang mengalami personifikasi (ekspresi diri?). Pada Menembus Batas (1991), seekor kuda dilukiskan manatap bola api (matahari?) dengan ekspresi meringkik yang menandakan rasa sakit dan marah. Ruang tak terbatas, adalah simbol lain yang juga utama dalam karya-karya Lucia. Ia kadang-kadang melukiskannya sebagai suasana angkasa luar, ruang planet-planet dan bintang-bintang. Pemandangan di bumi juga tidak menampilkan titik terjauh yang terjangkau pandangan. Gunung karang dan samudera dalam lukisan Lucia tak pernah berakhir pada sebuah cakrawala. Ruang ini jauh dari akrab. Gumpalan awan tersibak oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat, dan laut yang bergolak adalah pusaran air raksasa yang menghisap dengan kuat. Dalam ruang yang terkesan mahaluas itu hadirlah sosok dan obyek dengan proporsi yang tak terduga. Arca, wajan penggorengan, dan bentuk-bentuk arsitektural, dilukiskan dalam bentuk raksasa. Sementara wanita, anak-anak dan binatang hadir sebagai obyek yang mahakecil, terdesak dan tak berdaya. Tidak terlalu berbelit untuk menangkap makna dalam lukisan-lukisan ini. Semua citra mencerminkan, rasa tertekan dan takut. Penampilan obyek dengan kondisi yang jauh dari wajar itu, membuat lukisan-lukisan Lucia dikategorikan kebanyakan pengamat sebagai lukisan yang mengacu ke surealisme. Ciri khas aliran seni rupa modern yang meluas sekitar Perang Dunia II ini memang citra ruang dan obyek-obyek yang tidak wajar. Lucia tak menyangkal, ia tertarik pada aliran ini. Namun Lucia hanya sekadar mengambil beberapa idiom surealisme. Simbol-simbol dalam lukisannya tidak mengacu pada prinsip-prinsip aliran itu. Terdapat jarak ruang dan waktu yang cukup jauh antara Lucia dengan aliran ini. Karena itu, sangat janggal bila karya-karya pelukis wanita masa kini ini disebutkan mengacu ke surealisme. Surealisme, bukan acuan seni rupa yang bisa diperlakukan seperti sebuah teori. Prinsip-prinsip aliran ini tidak bisa dilepaskan dari konteksnya. Prinsip estetik aliran itu dikenal sangat dipengaruhi ilmu jiwa modern, yang pada tahun 1940-an mengawali perkembangannya. Para penganut surealisme secara sadar memuja khayalan yang di masa itu dianggap sebagai pangkal kegilaan, ciri sifat kekanak-kanakan. Teori-teori baru dalam psikologi yang percaya bahwa mimpi, khayalan dan lamunan justru menyelamatkan orang dari tekanan-tekanan kejiwaan. Para penganut surealisme kemudian percaya pada tema-tema yang mengacu pada gambaran mimpi dan khayalan yang serba tidak rasional. Berdasarkan teori bawah sadar dalam ilmu jiwa, mereka menggariskan konsepsi seni rupa yang disebut otomativisme. Berkarya berdasarkan gagasan spontan (yang tidak rasional) yang dipercaya merupakan penjelajahan ke dunia perasaan yang paling dalam. Di masa kini, ketika psikologi telah berkembang, kesimpulan para penganut surealisme ini dengan sendirinya terasa sangat naif. Dalam teori ilmu jiwa mutakhir, keinginan berekepresi -- seperti dalam kesenian -- dipercaya adalah upaya menciptakan simbol-simbol (simbolisasi) yang terjadi pada alam sadar. Proses penciptaan ini mengacu pada dorongan mengungkapkan (mengkomunikasikan) nuansa kenyataan yang tidak pasti. Pada masyarakat yang masih percaya pada dinamisme, simbol-simbol ketidakpastian ini seringkali berkaitan dengan kekuatan gaib (magis). Dalam masyarakat modern, simbol-simbol ketidakpastian muncul ketika terjadi guncangan pada kenyataan. Dalam ilmu jiwa dunia perlambangan ini adalah bagian dari upaya membangun perimbangan, seperti membayangkan equilibrium dalam kehidupan sesudah kematian. Simbol-simbol Lucia Hartini, berada di sekitar ketidakpastian itu. Ia berusaha membalikkan kenyataan yang dihadapinya -- kenyataan yang mungkin dirasakan banyak wanita Indonesia -- menjadi sebuah kenyataan lain. Dalam lukisannya, pergolakan itu menampakkan diri. Jim Supangkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus