Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Cukup Sekali untuk Sebuah Trilogi

11 Agustus 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jendela-Jendela, Pintu, Atap Penulis : Fira Basuki Penerbit : Grasindo, Jakarta, 2001-2002 Penulis novel ini tak sedang membangun rumah saat menuliskan trilogi Jendela-Jendela, Pintu, Atap. Kata rumah barangkali metafor yang memayungi seluruh karya ini. Fira Basuki, 30 tahun, banyak menulis cerpen dan pernah menjadi wartawati majalah wanita—sebelum menelurkan novelnya. Di sini Fira menggambarkan sosok Bowo dan June, kakak-beradik dari keluarga Jawa. June menempuh kuliah di Amerika, bersuami seorang Tibet, dan tinggal di Singapura. Bowo juga menempuh kuliah di Amerika—di negara bagian yang lain dari June—lalu bekerja di sebuah perusahaan asing. Disajikan dengan gaya bertutur yang lancar—modal bagus untuk penulis pemula—kedalaman tema adalah satu hal yang masih jauh dari novel ini. Banyak soal dilihat dengan kacamata yang sederhana serta cara pandang yang konservatif. Trilogi ini banyak menyebut sisi mistik dari kebudayaan Jawa, Indian Amerika, Cina, serta Tibet. Banyaknya cerita mistik ini membuat sosok June dan juga Bowo tak terasa sebagai sosok manusia Jawa yang berdiaspora: di mana pun mereka tinggal, di Amerika ataupun di Singapura, ia tetap seorang Jawa dengan segala tradisinya. Kisah yang membingkai kehidupan kedua kakak-beradik adalah konflik soal pria dan wanita lain, idola di masa lalu, soal karma, dan perasaan bersalah kepada pasangan masing-masing. Di luar itu ada banyak cerita tentang khazanah budaya Tibet, keseharian hidup di rumah susun di Singapura, kebiasaan hidup masyarakat negeri kota itu—penuh stres serta ada kontrol kuat dari negara. Novel ini juga bicara tentang gaya hidup—Fira banyak menyebut tempat nongkrong yang trendi di negeri-negeri itu. Sehabis kita membaca semua trilogi ini, buku seolah tertutup rapat. Kita mungkin masih ingat ceritanya. Tapi kita boleh jadi tak akan tertarik membacanya untuk kedua kalinya. Ignatius Haryanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus