Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Dalam cahaya merah redup

Video tape dipasang pada sebuah bar dan restoran di jakarta untuk menarik pengunjung. ada juga pengunjung seorang pelajar.(fl)

14 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAR & Restoran Ankerage, Jakarta, disiram cahaya merah yang hidup. Di tiap meja tersedia lampu kecil-kecil. Bar ini bisa menampung lebih hurang 150 orang. Ada juga pramuria. Video tape dipasang di atas bar. Kata seorang pramuria, belum sampai satu tahun ia ditarok di situ. Siang itu, jam 12.30, memang belum banyak tamu. Katanya setiap hari pada jam 14.00 barulah tamu berdatangan biasa, sekalian makan siang. Jam 13.00 video distel. Tamu sudah seperempat dari kursi yang disediakan. Beberapa anak muda yang tadinya duduk di kursi langsung mendekati bar. Dari saku salah seorang dikeluarkan rokok kretek filter. Rokok menyala pandangannya tak lepas dari video -di situ tampil Elvis si raja rock. Anak ini tampangnya masih muda. Dan ternyata baru duduk di klas I SMAN -- dan mengaku sudah beberapa minggu bolos sekolah. Ia senang nongkrong di bar ini. "Kalau ketahuan babe sih bisa runyam Oom. Untung mamie tahu juga," katanya. Ia datang bersama kawannya, juga laki-laki. Si kawan ditolak penjaga lantaran pakai seragam sekolah. "Saya ganti dulu di rumah kawan baru kemari," tuturnya kemudian. Apanya sih yang menarik datang ke bar ini? "Nggak tahulah. Saya 'kan iseng Oom." Yang datang ke sini memang banyak anak tanggung. Mereka sudah bisa memastikan bahwa hari Rabu siang selalu ada fashion. Hari Sabtu dan Minggu sering muncul video dengan cerita yang menarik. Dari Elvis berubah ke Glen Campbell dan kemudian cewek-cewek Negro. Penampilan dengan bikini berwarna putih, sepatu berlars putih dan goyang eksotik. "Lihat yang begini 'kan asyik Oom," katanya. Penampilan cewek Negro ini memang tidak jorok tapi tidak lumrah -- dan agaknya akan didamprat -- buat TV kita. Kata pramuria, sejak ada video pengunjung memang bertambah. Belum lama, film Borsalino juga dipertunjukkan. Film silat juga ada. Dan katanya film begini akan diputar di malam hari sesudah memutar video musikal. Film biru apa juga diputar? Menurut pramurianya, tidak pernah. Selebihnya ada hiburan disko. Dan ruang buat dansa sudah disediakan meski tak terlalu besar. "Tapi kalau malam saya tidak datang sini," kata si anak SMA. "Orang suka rebutan cewek atau pada brantem. Daripada kita kena kan lebih baik ke tempat lain" Sekali masuk ke sini di siang hari bayar Rp 1.000. Malam hari Rp 1.500. Ditambah harga makan minum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus