Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2023, dengan dominasi musik pop yang luar biasa, dapat dianggap sebagai tahun gemilang yang digapai diva Taylor Swift.
Tur Era Taylor Swift bukan hanya mencetak sejarah sebagai tur nomor 1 di seluruh dunia dan di Amerika Utara, tetapi juga berhasil melewati nilai 1 miliar dolar, menjadi tur pertama yang mencapai prestasi tersebut, menurut grafik akhir tahun 2023 dari Pollstar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka ini mencakup penjualan tiket utama untuk pertunjukan di Amerika Serikat yang baru saja selesai di Los Angeles, serta untuk pertunjukan di Amerika Utara yang akan datang tahun depan. Perkiraan total terbaru memberikan gambaran dari permintaan luar biasa untuk hiburan, yang pada gilirannya membantu meningkatkan perekonomian. Terutama, pertunjukan Taylor Swift telah memengaruhi ekonomi lokal AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
68 Konser Taylor Swift
Dengan harga rata-rata tiket pra-penjualan dan penjualan pertama sebesar 455,78 dolar AS, Swift berhasil menyelenggarakan total 68 konser di Amerika Utara.
Meskipun survei ini tidak memperhitungkan apakah responden membeli satu tiket atau beberapa tiket, pencapaian pendapatan sebesar 2,2 miliar dolar AS menjadikan The Eras Tour sebagai tur dengan pendapatan kotor tertinggi yang pernah ada. Rekor sebelumnya dipegang oleh tur Farewell Yellow Brick Road dari Elton John, yang meraih lebih dari 887 juta dolar AS dari 2018 hingga 2023.
Menurut Larry Miller, direktur program bisnis musik di New York University Steinhardt, "Kita berbicara tentang artis pop global yang menghadapi permintaan yang hampir tak terbatas untuk tiket tersebut."
Survei QuestionPro melibatkan 862 penonton konser, yang mengungkapkan bahwa pada hari konser mereka menghabiskan rata-rata 291,62 dolar AS untuk pakaian, 214,80 dolar AS untuk barang dagangan, dan 131,48 dolar AS untuk makanan dan minuman.
Chris Leyden, direktur pemasaran di SeatGeek, menyatakan bahwa The Eras Tour Taylor Swift mengubah pedoman ekonomi hiburan, menyebutnya sebagai fenomena ekonomi bukan hanya sekadar seorang artis.
Taylor Swift, selain dari tur, juga akan merilis ulang album lamanya "1989 (Taylor’s Version)" pada 27 Oktober 2023. Album ini awalnya dirilis pada 2014 di bawah label Big Machine Records (BMR). Sebagai respons terhadap perselisihan dengan label lamanya, Swift memutuskan untuk merekam ulang lagu-lagu dari album tersebut, menandainya sebagai "Taylor’s Version" untuk menegaskan kepemilikan karyanya.
Swift juga akan menyertakan lagu-lagu "From The Vault," yang merupakan lagu-lagu yang belum pernah dirilis sebelumnya. Album ini sudah dapat dipre-order melalui laman resmi Taylor Swift.
Taylor Swift dalam cover album 1989 (Taylor’s Version). Foto: Instagram/@taylorswift
Meskipun tidak dijelaskan apakah ada penyesuaian inflasi tahun 2023 untuk data tur sebelumnya, Pollstar mencatat bahwa Swift juga menghasilkan sekitar 200 juta dolar AS dari penjualan barang dagang dan film adaptasi blockbuster tur tersebut. Taylor Swift: The Eras Tour, yang dilaporkan mendapatkan sekitar 250 juta dolar AS dalam penjualan, menjadikannya film konser dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Pollstar memproyeksikan tahun 2024 sebagai tahun yang besar bagi Swift, dengan prediksi bahwa Tur Era akan sekali lagi mencapai 1 miliar dolar AS dalam jendela kelayakan mereka. Ini berarti aneka konser Taylor Swift memiliki potensi untuk menghasilkan lebih dari 2 miliar dolar AS selama durasi tur tersebut.
Puncak tahun ini bagi Taylor Swift tidak hanya terjadi di dunia musik, karena majalah Time menobatkannya sebagai Orang Tahun, Apple Music menjadikannya artis tahun ini, dan Spotify mengumumkan bahwa dia adalah artis yang paling banyak diputar secara global pada tahun 2023, dengan lebih dari 26,1 miliar stream sejak 1 Januari, mengalahkan rekor tiga tahun Bad Bunny.
CNA LIFE STYLE | SEATTLE TIMES
Pilihan editor: Taylor Swift Terpilih Jadi Person of The Year 2023 Versi Majalah Time