Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi penikmat film di Tanah Air, film-film buatan Prancis belum terlalu familier di mata dan telinga. Maklum, sejatinya film-film Prancis memang jarang diputar di bioskop Indonesia. Padahal banyak film dari negeri itu yang menarik dan mendapat apresiasi positif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Institut Prancis Indonesia rutin mengadakan Festival Sinema Prancis di Indonesia untuk menyuguhkan film-film terbaik mereka, dari film fiksi, serial pendek, animasi, hingga dokumenter. Mereka memutar film-film itu di sejumlah kota di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film terbaru berjudul The Animal Kingdom yang sedang diputar di bioskop Indonesia makin menunjukkan fakta bahwa film asal Prancis punya kelas dan kualitas yang tak kalah oleh karya dari pusat film dunia, Hollywood. The Animal Kingdom bercerita tentang kehidupan pasca-munculnya mutasi pada manusia hingga menjadi separuh hewan.
Film ini mendapat penilaian cukup bagus dari situs-situs film, seperti IMDb (7,2/10) dan Rotten Tomatoes (94 persen). Faktanya, bukan pertama kali ini film Prancis mendapat penilaian manis. Bahkan beberapa film dari Prancis mampu mendominasi bioskop-bioskop di Amerika Serikat. Berikut ini beberapa film produksi Prancis dengan penilaian dan tanggapan positif.
Intouchables (The Untouchable)
Film ini bercerita tentang persahabatan dua pria yang berasal dari kelas sosial berbeda. Philipe (Francois Cluzet) seorang pria kaya yang lumpuh setelah mengalami kecelakaan saat mencari seorang asisten. Lalu muncullah Driss (Omar Sy), penjahat jalanan nan cerdik, melamar untuk mengincar gaji. Keduanya justru bersahabat dengan tulus serta saling menerima kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Le Fabuleux Destin d’Amélie Poulain (The Fabulous Destiny of Amelie Poulain)
Film ini berkisah tentang Amelie (Audrey Tautou), gadis yang punya penyakit jantung dengan sikap polos dan naif. Hidupnya yang dikekang sang ayah membuat Amelie mematok nilai sosial versi dirinya sendiri. Amelie terlibat dalam banyak urusan orang lain, tapi dia tetap bisa bertahan dengan cara yang aman.
Le Scaphandre et Le Papillon (The Diving Bell and the Butterfly)
Film ini diangkat dari kisah nyata editor majalah Elle, Jean-Dominique Bauby, yang terkena stroke dan mengalami kelumpuhan di sekujur tubuh. Hanya mata kirinya yang tidak lumpuh dan menjadi satu-satunya cara ia berkomunikasi dengan susternya. Film ini membawa pesan semangat tinggi dan pantang menyerah pada keadaan.
The Artist
The Artist menjadi film unik karena menyajikan cerita dalam format hitam-putih dan bisu. Cerita berlatar di Hollywood pada 1920-an. Saat itu perempuan muda Peppy Miller (Berenice Bejo) mengejar mimpi menjadi bintang film karena terinspirasi oleh George Valentin (Jean Dujardin), aktor kondang film bisu. Keadaan berubah setelah muncul film yang mampu memunculkan audio. Peppy semakin terkenal lantaran bermain dalam film modern. Adapun Valentin semakin terpuruk karena tak mau menghapus film bisu andalannya.
Amour
Film ini mengisahkan sepasang orang lansia yang mengalami perubahan kehidupan setelah sang istri menderita stroke. Meski begitu, sang suami masih mampu menunjukkan rasa kasih dan sayang luar biasa saat merawat istrinya. Film ini menceritakan kekhawatiran menjadi tua serta persiapan menghadapi ajal dan perpisahan.
INDRA WIJAYA (BERBAGAI SUMBER)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo