PUKUL 10.00 tanggal 3 Juli, penonton di Teater Arena TIM
terpukau oleh musik anak-anak sajian Yayasan Pendidikan Musik
Jakarta. Sembilan putera-puteri usia 10-16 tahun, tampil dengan
sopan. Mengangguk sejenak lalu memainkan gitar. Ansambel ini
melemparkan 6 lagu klasik La emardine dari Josguin des Pres,
Fantasia (Francesco Da Milano) Praearnbel (dari Giovanni
Gastoll li) An Hellen Tagen (Mozart). Ditutup dengan Minuet dan
Danube Waves, keduanya aransemen Adis Sugata, salah satu guru
gitar di sekolah musik itu.
Rudy Laban
Dalam dua lagu terakhir terasa kepatuhan dan disiplin yang baik
dari anak-anak itu. Meskipun Adis Sugata membuat aransemen yang
seharusnya agak menghentak jadi membuai seperti langgam Jawa.
Untung lagu-lagunya tak begitu sulit, sehingga dapat dimainkan
mereka yang baru mencapai tingkat II (tahun kedua pelajaran
gitar).
Acara kedua membuat penonton (sebagian besar orang tua murid
sendiri) lebih terpaku. Dengan baju seragam hitam-putih, 51 anak
tampil rapi, teratur, berwajah serius tetapi tenang.
Masingmasing membawa alat yang cukup berat seperti selo, flut,
klarinet, terompet dan triangle, dram, simbal.
Satu menit setelah berdiri siap, muncul Rudy Laban, Direktur
Yayasan Pendidikan Musik di jalan Manggarai Utara itu Maka
mengangguklah mereka kepada penonton, siap memainkan Kinder
Symphonie yang menarik. Seluruh pemain muda usia ini amat
sungguh-sungguh. Mereka berusaha bermain sebaik mungkin.
Rudy Laban memimpin anak-anak itu jadi lincah dan gembira dengan
teknik mantap dan lembut. Kekompakan bermain patut dipuji. Dari
si cilik yang bermain triangle (5 tahun) sampai pemain piano dan
kontrabas telah berusaha bermain bagus. Lagu-lagu seperti
andante dan minuetto dari Haydn ditampilkan dengan wajar dan
manis.
Konsert
Para pendidik mereka (di antaranya Iravati Sudiarso) hanya
senyum-senyum gembira. Orkes simfoni ini di samping diikuti oleh
murid sekolah musik juga oleh anak-anak yang mengambil pelajaran
dari guru luar, di luar lingkungan sekolah.
Pada penutup acara, orkes simfoni dilengkapi dengan paduan suara
84 orang murid yayasan pendidikan itu. Mereka membawakan Ave
Verum karya Mozart diiringi orkes, kemudian Heer Schimmel
Penninck dari Jan Van Dyk. Juga Bangun Pemudi-Pemuda yang penuh
semangat. Usia mereka 5-19 tahun. Disiplin sudah dibina dengan
ketat. Seperti diungkapkan salah seorang pemain, orkes ini
memang dipimpin Rudy Laban dengan disiplin yang kuat - tanpa
paksaan, katanya.
Rudy Laban pun sudah mengatakan bahwa perhatian anak-anak
terhadap musik di luar dugaan. Animo mereka besar sekali. Mereka
(khususnya murid sekolah itu) diwajibkan mengikuti praktek
seminggu sekali untuk murid yang sudah di tahun ke-III. Sedang
mereka yang di tahun pertama seminggu dua kali latihan. Di
samping diwajibkan mengikuti teori musik seminggu sekali, juga
paduan suara. Untuk acara seperti di TIM itu, mereka dilatih
rutin sejak bulan Maret lalu. Rudy Laban mengakui, pendorong
utama untuk membentuk orkes semacam ini adalah Ali Sadikin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini