Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Guru-guru senyum gembira

Pergelaran musik anak-anak usia 10-16 tahun dari yayasan pendidikan musik jakarta di tim sukses. dipimpin rudi labau. animo besar, disiplin kuat. anak-anak berusaha sebaiknya memainkan alat musik.

16 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUKUL 10.00 tanggal 3 Juli, penonton di Teater Arena TIM terpukau oleh musik anak-anak sajian Yayasan Pendidikan Musik Jakarta. Sembilan putera-puteri usia 10-16 tahun, tampil dengan sopan. Mengangguk sejenak lalu memainkan gitar. Ansambel ini melemparkan 6 lagu klasik La emardine dari Josguin des Pres, Fantasia (Francesco Da Milano) Praearnbel (dari Giovanni Gastoll li) An Hellen Tagen (Mozart). Ditutup dengan Minuet dan Danube Waves, keduanya aransemen Adis Sugata, salah satu guru gitar di sekolah musik itu. Rudy Laban Dalam dua lagu terakhir terasa kepatuhan dan disiplin yang baik dari anak-anak itu. Meskipun Adis Sugata membuat aransemen yang seharusnya agak menghentak jadi membuai seperti langgam Jawa. Untung lagu-lagunya tak begitu sulit, sehingga dapat dimainkan mereka yang baru mencapai tingkat II (tahun kedua pelajaran gitar). Acara kedua membuat penonton (sebagian besar orang tua murid sendiri) lebih terpaku. Dengan baju seragam hitam-putih, 51 anak tampil rapi, teratur, berwajah serius tetapi tenang. Masingmasing membawa alat yang cukup berat seperti selo, flut, klarinet, terompet dan triangle, dram, simbal. Satu menit setelah berdiri siap, muncul Rudy Laban, Direktur Yayasan Pendidikan Musik di jalan Manggarai Utara itu Maka mengangguklah mereka kepada penonton, siap memainkan Kinder Symphonie yang menarik. Seluruh pemain muda usia ini amat sungguh-sungguh. Mereka berusaha bermain sebaik mungkin. Rudy Laban memimpin anak-anak itu jadi lincah dan gembira dengan teknik mantap dan lembut. Kekompakan bermain patut dipuji. Dari si cilik yang bermain triangle (5 tahun) sampai pemain piano dan kontrabas telah berusaha bermain bagus. Lagu-lagu seperti andante dan minuetto dari Haydn ditampilkan dengan wajar dan manis. Konsert Para pendidik mereka (di antaranya Iravati Sudiarso) hanya senyum-senyum gembira. Orkes simfoni ini di samping diikuti oleh murid sekolah musik juga oleh anak-anak yang mengambil pelajaran dari guru luar, di luar lingkungan sekolah. Pada penutup acara, orkes simfoni dilengkapi dengan paduan suara 84 orang murid yayasan pendidikan itu. Mereka membawakan Ave Verum karya Mozart diiringi orkes, kemudian Heer Schimmel Penninck dari Jan Van Dyk. Juga Bangun Pemudi-Pemuda yang penuh semangat. Usia mereka 5-19 tahun. Disiplin sudah dibina dengan ketat. Seperti diungkapkan salah seorang pemain, orkes ini memang dipimpin Rudy Laban dengan disiplin yang kuat - tanpa paksaan, katanya. Rudy Laban pun sudah mengatakan bahwa perhatian anak-anak terhadap musik di luar dugaan. Animo mereka besar sekali. Mereka (khususnya murid sekolah itu) diwajibkan mengikuti praktek seminggu sekali untuk murid yang sudah di tahun ke-III. Sedang mereka yang di tahun pertama seminggu dua kali latihan. Di samping diwajibkan mengikuti teori musik seminggu sekali, juga paduan suara. Untuk acara seperti di TIM itu, mereka dilatih rutin sejak bulan Maret lalu. Rudy Laban mengakui, pendorong utama untuk membentuk orkes semacam ini adalah Ali Sadikin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus