Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Hari Wayang Nasional: Ragam Jenis Wayang di Indonesia

UNESCO tetapkan wayang sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur pada 7 November 2003, kemudian jadi Hari Wayang Nasional.

6 November 2022 | 07.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anak belajar mendalang wayang kulit di Sanggar Nirmalasari di Cinere, Depok, Jawa Barat, 6 Juni 2021. Penguasaan karakter wayang, gamelan dan tembang menjadi dasar utama untuk mereka nantinya mencapai keahlian wiraga (tata gerak), wirama (gerakan mengikuti irama yang harmonis) dan wirasa (penghayatan yang diekpresikan dalam gerak wayang). ANTARA FOTO/Paramayuda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wayang sebagai sebuah seni pertunjukkan sangat erat dengan kebudayaan Indonesia. Wayang yang berasal dari bahasa Jawa ini merupakan satu kesatuan yang tak bisa lepas dari kehidupan budaya masyarakat Indonesia. Bahkan, ketika masa penyebaran agama Islam dan agama Katolik di Pulau Jawa, wayang menjadi salah satu medium untuk menyampaikan pesan-pesan rohani.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu bentuk kebudayaan, UNESCO menetapkan wayang sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur pada 7 November 2003, kemudian ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional. Hal ini membuat wayang diteguhkan statusnya sebagai salah satu warisan budaya tak benda dunia. Dari catatn Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menunjukkan bahwa ada kurang lebih 100 jenis wayang yang hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah Indonesia. Dari 100 jenis wayang tersebut, ada 60 jenis wayang yang termasuk ke dalam warisan budaya tak benda Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Jokowi Tetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional

Ragam Jenis Wayang di Indonesia

  1. Wayang Kulit

Melansir dari laman Indonesia Kaya, disebutkan bahwa wayang kulit merupakan jenis wayang yang paling umum ditemukan dan dipertunjukkan di Indonesia. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau. Dalam pementasan wayang kulit, wayang akan dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi musik gamelan dan nyanyian yang dinyanyikan oleh pesinden.

  1. Wayang Golek

Wayang golek merupakan jenis wayang yang hidup dan tumbuh di wilayah Sunda. Wayang ini dinamakan wayang golek karena wayang ini terbuat dari bahan kayu yang dibuat menyerupai bentuk manusia. Dalam kehidupan budaya masyarakat Sunda, wayang golek memilikki dua tujuan, yaitu sebagai media hiburan dan upacara.

Baca: Kisah UNESCO Mengakui Wayang Kulit sebagai Warisan Dunia asal Indonesia

  1. Wayang Suket

Wayang suket merupakan salah satu jenis wayang yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah. Suket yang berasal dari bahasa Jawa ini memilikki arti rumput. Melansir laman Warisan Budaya Kemdikbud, hal ini karena wayang jenis ini terbuat dari bahan dasar rumput kasuran. Rumput kasuran merupakan jenis rumput liar yang banyak tumbuh di wilayah Kecamatan Rembang, Purbalingga. Penemu atau pencipta wayang suket adalah Kasan Wikrama Tunut atau dikenal dengan sebutan Mbah Gepuk. Saat ini, wayang suket masih dijumpai di Purbalingga dan pembuatan wayang suket dilanjutkan oleh generasi ketiga Mbah Gepuk.

  1. Wayang Landung

Wayang Landung merupakan salah satu jenis wayang yang berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Wayang jenis ini tergolong ke dalam wayang kontemporer. Melansir laman Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, disebutkan bahwa wayang ini memilikki ukuran yang besar dengan tinggi mencapai 2 meter. Wayang ini terbuat dari daun-daun pisang yang dijadikan satu. Wayang ini diciptakan oleh budayawan dan seniman asal Ciamis, Pandu Radea.

  1. Wayang Potehi

Mengutip laman Indonesia Kaya, disebutkan bahwa wayang potehi merupakan seni pertunjukkan yang berasal dari Fujian, Tiongkok Selatan. Wayang potehi termasuk wayang boneka dan wayang ini terbuat dari kain. Dalam memainkan wayang ini, seorang dalam akan memasukkan tangan ke dalam kain. Menurut berbagai cerita, wayang ini sudah ada sejak zaman dahulu dan diceritakan bahwa wayang ini ditemukan lima orang terpidana mati yang sedang menunggu hari eksekusi mati.

EIBEN HEIZIER

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus