Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kenyataan Fantastis Seorang Tamu

Pameran lukisan karya pelukis kelahiran lins, australia, gerald steffe, di balai budaya. Dari lukisannya, jelas steffe menonjolkan profil hippiers sebagai tatanan moral baru. (sr)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG pelukis berkumis dan bercambang lebat kelahiran Linz, Austria muncul di Balai Budaya 22 - 31 Maret yang lalu. Katalugusnya dihiasi gambar seekor kucing raksasa. Ia juga mengutip sebuah sajak karya H.D. Darmstadt yang diterjemahkan oleh penyair Rendra. Dari dasar pandang matamu/ muncullah lembut cahaya kalbumu/berkisah tentang keajaiban mimpi/tentang bianglala dongengan peri / Daya khayal yang tak terhingga/tumbuh subur di dalam cipta . Antara lain sajak tesebut. Ini cukup menjadi bahan untuk mengenal lukisan-lukisan pelukis yang formatnya kecil-kecil ini dan garis-garis arsirannya njelimet dan runcing. Selintas saja sudah terasa Steffe tidak jauh dari lukisan-lukisan naif dari Rouseau pelukis Eropa yang gemar melukiskan alam dan hewan primitif dengan gaya dekoratif itu. Plus lukisan-lukisan Bali yang lebih menampilkan alilan mimpi dengan tekad mengisi penuh bidang kanvils. Plus surealisme lukisan-lukisan Max Chagan. Bedanya adalah bahwa pelukis ini menghubungkannya dengan gelora kaum muda pada inasa ini di mana profil hippie, sangat menonjol dan ada kesadaran untuk menampilkan tatanan moral baru yang suasananya mau mendekati kesantaian perdamaian dan juga kemalasan. Steffe mencoba menampilkan bentuk-bentuk yang kelihatannya saja lugu. Tetapi terasa ia mirip sebagai seorang turis yang terkelana mencari pengalarnan keliling lunia mencari-cari suasana primitif dan suasana bersemedi sementara ada gelora tersimpan di balik warna-warnanya yang lebih menjurus pada selera yang ringan. Lukisan-lukisannya tidak berdarah meskipun memang benar mempunyai keunikan: cita rasa seorang asing yang telah bosan pada masyarakat yang dekaden yang muak pada industri yang memuja sesuatu yang masih alamiah. Tetapi semua itu bukan sebagai kesadaran jiwa. Hanya sebagai pelepas lelah. Kecenderungan tersebutlah yang menyebabkan lukisan-lukisannya maupun etching-etchingnya menjadi lebih bersifat manis -- daripada melantunkan suasana damai. Jenis fantasi yang diikutinya adalah suasana yang dengan sadar tampaknya diarahkan menjadi Simbol-simbol keadaan pada masa ini setidak-tidaknya keadaan yang diinginkannya. Ini mengurangi kadar keluguan lukisannya. Ia pun tak banyak membiarkan bawah sadarnya hidup sehingga banyak karyanya dengan jelas membersitkan perhitungan akal yang dengan segala kehalusannya mencoba mencari efek dengan berbagai macam cara. Format-formatnya yang kecil mengingatkan pada lukisan-lukisan India klasik. Sementara cara ia memberi ornamen pada kanvas terutama bidang langi dengan segala benda-benda angkasanya mengingatkan pada njelimetnya lukisan-lukisan Bali. Ia pun suka melukiskan orang yang melayang di udara sebagaimana Chagall. Sementara beberapa warna dan bentuk-bentuk benda-benda alam seperti pohon ilalang dan sebagainya mengingatkan Rouseau. Dalam reproduksi Steffe memang menjadi brilyan kelihatan karena proses teknik membuat warnanya keluar dan matang. Dalam lukisan-lukisannya sebenarnya Steffe hanya membiaskan satu figur yang eksentrik yang bersembunyi di sudut dan menghitung-hitung semut, sementara orang berbicara tentang masalah-masalah yang besar seperti perang misalnya. Yang mengesankan dari pelukis ini adalah bahwasanya ia berusaha untuk menelanjangi dirinya sendiri. Dengan cara menampilkan profilnya sebagai seorang turis tanpa ada usaha untuk membobot-bobotkan ia memang menjadi seorang yang realis. Ia tidak menutupi dirinya hanya sebagai seorang pelancong yang berusaha memaparkan bagaimana Bali misalnya -- sebagaimana yang ia lihat. Sehingga Bali-nya jadi berbeda dengan lukisan-lukisan Bali dari seorang Bonnet misalnya -- yang belakangan ini tidak hanya melaporkan apa yang dilihatnya akan tetapi ia juga melaporkan apa yang dirasakan oleh objeknya itu. Perbedaan ini tidak sedikit artinya sehingga apabila Bonnet misalnya berhasil menampilkan lukisan yang tidak menyebabkan kita mengusut siapa sang berdiri di belakang lukisan itu, lukisan Steffe jelas memperlihatkan alam pikiran Barat. Tentu saja tamu yang satu ini tidak usah dianggap remeh. Ia cukup ramah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus