Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kebakaran Atau Pembakaran ?

Kebakaran di pelabuhan tanjung priok, menurut polisi, mengandung unsur kesengajaan. gudang b milik pt trisari yang terbakar itu, berisi barang selundupan. (krim)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WARGA Jakarta Utara, terutama di sekitar kelurahan Kebon Bawang terjaga dari tidurnya karena mobil-mobil pemadam kenakaran meraung-raung. Waktu itu sekitar jam 01.48 tanggal 20 bulan lalu. Lima menit setelah laparan dari Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) diterima di Markas Wilayah Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, sepuluh mobil merah sudah mulai memerangi si jago merah yang sedang mengamuk di gudang B milik PT Trisari. Kebakaran di Pelabuhan Nusantara itu hanyalah satu dari sekian banyak kebakaran yang sering terjadi di daerah pelabuhan Tanjung Priok. Dan yang menarik perhatian adalah kenyataan bahwa peristiwa tersebut mmcul hanya sekitar 12 jam setelah kunjungan Direktur Jendral Perhubungan Laut, Haryono Nimpuno. Apalagi sang Dirjen waktu itu wanti-wanti agar kesiagaan pemadam kebakaran selalu ditingkatakan. Polisi, lewat Kepala Dinas Penerangan Komdak Metro Jaya, Mayor Polisi R.A. Tonang, menduga keras bahwa kebakaran tersebut disebabkan adanya sesuatu kesengajaan. Sumber apinya diperkirakan dari persenyawaan kimis, tapi prosesnya untuk sementara waktu belum diketahui. Bukti konkrit belum ada. Tempat percikan api diperkirakan ada dua, di bagian tengah barat dan utara. Ketiga petugas keamanan Trisari juga melihat kepulan asap dari tempat itu. Di kedua bagian tersebut kerusakan cukup berat. Dugaan unsur kesengajaan terlintas sebab pada dua tempst itu selain barang berbahaya, juga ada yang tidak tergolong berbahaya antara lain ikan sardin dalam kaleng dan onderdil radio. Jumlah barang tidak berbahaya mencapai sekitar 30 buah. Gagangnya Diangkat Ditemukan mayat kucing yang terbakar dan diperkirakan binatang itu sebelum ajal lari dari utara ke selatan. Mungkinkah kucing itu biang kebakaran'? Mungkin saja sebab itu memang salah satu analisa polisi. Hanya saja kemungkinan ini teramat kecil lantaran barang dalam gudang dipak rapi dan kuat. Hanya makin besar kemungkinan sengaja dibakar bila diingat pemberitahuan lewat telepon dari orang tidak dikenal. Seminggu sebelum gudang itu dilahap api, dua mobil kebakaran tergopoh-gopoh menuju gudang api Trisari di Pelabuhan Nusantara. Tapi ternyata tidak ada yang perlu dipadamkan. Penelepon menyebut berasal asal dari nomor 291899 dan minta bantuan Pemadam kebakaran untuk gudang Trisari Direktur Trisari, Tadjudin juga sering menerima telepon tapi setelah gagangnya diangkat tiada pembicara di ujung sana. Gangguan telepon ke rumah Tadjudin yang paling akhir berulang-ulang antara jam 8 malam tanggal 19 Maret sampai jam satu lewat tengah malam, sekitar setengah jam sebelum api benar-benar melalap gudangnya. Angkat Bicara Malam itu Amanah sebagai anggota Keamanan gudang api sekaligus merangkap komandan yang bertugas bersama rekannya Sayuki dan Jasta. Mereka bertiga mendengar ledakan dari gudang B jam 01 30 Disusul kepul asap, sinar api dan jilatan api. Amanah melapor ke Pos Polisi sementara itu Sayuki dan Jasta mengambil racun api lalu berusaha memadamkan. Polisi segera berhubungan dengan Pemadam Kebakaran yang ccpat mengirim mobil Menurut Sayuti dan Jasta Polisi KP3 (Komando Pelaksana Pengamanan Pelabuhan) yang datang kemudian malah mengamankan ketiga anggota keamanan Trisari. Inilah kabar yang dimuat sebuah koran senin pagi. Terang saja polisi angkat bicara karena koran itu menulis bahwa api mungkin bisa dikuasai bila petugas tidak menahan petugas yang sedang sibuk memadamkan api. Penjelasan resmi Dinas Penerangan Komdak menyebutkan bahwa baik petugas-petugas pemadam kebakaran, Trisari, KP3 maupun yang lain-lain semuanya mengerahkan tenaganya untuk mematikan api. Setelah api agak berkurang dan petugas Pemadam Kebakaran lebih meyakinkan barulah KP3 memanggil atau mengamankan petugas Trisari. Tujuannya untuk mengumpulkan dana guna pengusutan. Mereka bertigalah yang dibawa karena merekalah yang pertama kali melihat api. Itu sudah menjelang jam setengah tiga. Dosa namanya "Tidak masuk akal. Anak kecil saja tidak percaya kalau polisi berbuat begitu" ujar Kapala Dinas Kebakaran DKI, Sukmadiharja. kepada TEMPO, minggu lalu. Penjelasan SUkmadiharja itu agak membantu posisi polisi. "Kalau menghalangi menghalangi dengan maksud menyelamatkan orang yang menyemprot api supaya tidak kejatuhan barang yang terbakar, itu bisa saja", kata Sukma lebih lanjut. Sebab mungkin saja orang yang membawa racun api tidak paham benar teknik mematikan api. Sebelum KP3 datang memang Sayuti dan Jasta sedang memadamkan api. Tapi dari luar tembok tidak langsung mengenai titik apinya dan tidak efektif. Tidak cuma polisi saja yang dongkol karena berita koran. Tapi juga Sukmadiharja. Ada koran dengan sumber berita satu kantor berita mengabarkan bahwa mobil anak buah Sukma baru nongol setelah api berkobar satu setengah jam. "Itu fitnah namanya", ujar Sukma yang masih agak flu. Menurut Sukma berita kebakaran diterima anak buahnya di Jakarta Utara jam 01.48. Hanya lima menit setelah itu 10 mobil merah sudah siap di tempat kejadian yang jaraknya lebih dari dua kilo dari tempat mobil diparkir di kantornya. Sukma yang ada di kantornya dalam Zainul Arifin mendapat kabar dari anakbuahnya di Priok bahwa kebakaran bisa dilokalisasi. Gudang A dan C bisa dikuasai. Tapi kemudian didapat kabar bahwa masih ada yang meledak. Maka Sukma memerintahkan enam mobil melaju ke Priok, dan iapun menuju ke tempat tersebut memimpin pemadaman. Hubungan kantor dan petugas lapangan begitu cepat karea digunkan radio telepon. Kalau memperlambat mobil sampai ke tempat kebakaran itu dosa namanya!" ujar Sukma. Seutas Rambut Siapa yang berdosa dalam kebakaran ini belum ketahuan. Cuma ada pengakuan merasa lalai dari dua tersangka N.A. Palar dan Lukas De Fretes bahwa mereka sebagai kepala gudang tidak mengadakan penelitian sebelum mengudang. Sedangkan tersangka Muhammad Djoko Surjono dalam pemeriksaan pendahuluan menunjuk kelalaian pegawai bea-cukai. Ia kerani gudang Trisari ketika menutup gudang melihat gembok (pengunci) yang belum dihuni oleh pegawai bea-cukai. Yang belakangan ini sudah pulang lebih dulu. Kepala gudang dan kerani mengambil kebijaksanaan menguncinya dengan disaksikan petugas keamanan. Dari empat tersangka dan tiga saksi belum terungkap jelas sebab-sebab kebakaran. Polisi masih perlu mendengar tersangka dan saksi tambahan paling tidak sembilan orang termasuk bekas kepala gudang kepala pengatur barang berbahaya, mandor buruh yang mengerjakan pembongkaran terakhir plus orang-orang yang pernah menerima telepon misterius. Itupun bukan jaminan bahwa tabir kebakaran tersebut akan terbuka lebar. Membongkar peristiwa kebakaran jauh lebih susah daripada pembunuhan atau perampokan. Dalam kasus kebakaran barang bukti boleh dibilang semuanya jadi abu. Sedangkan dalam soal pembunuhan lebih gampang terbongkar karena ada barang yang tertinggal walau cuma seutas rambut atau sebatang puntung rokok. Itulah yang selalu ada dalam benak Sukma mengutip keterangan Direktur Laboratorium Kriminil MABAK Kolonel Polisi E. Sibarani. Kalaupun Dinas Kebakaran mengadakan pengusutan lokasi setempat hanya untuk kepentingan statistik. Pengungkapan lebih jauh adalah garapan polisi. Selama tahun lalu di seluruh Indonesia ada peristiwa kebakaran 1820 buah. Kepala Kepolisian RI Letnan Jenderal Polisi drs. Widodo Budidarmo menyatakan awal Pebruari lalu bahwa ada 213 peristiwa pembakaran. Bagaimana Jakarta yang dikenal padat dan panas itu? Sering terjadi kebakaran tapi pembakaran -- seingat Sukma -- tidak ada. Kecuali tentu saja ketika demonstrasi menyambut Tanaka dalam peristiwa 15 Januari. Untuk menghadapi demonstran yang mengadakan pembakaran perlu ilmu jiwa massa. Dengan ilmu itu Sukma dan anak buahnya bisa membujuk demonstran yang semula menghalangi petugas pemadam kebakaran menjalankan kewajibannya. Namun tidak banyak yang dilakukan petugas pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran dipelabuhan minyak Pertamina di Pengasihan Tanjung Priok. Hampir tiga tahun berselang. Sebab yang terbakar adalah air laut dan apa saja yang ada di atasnya. temasuk puluhan perahu dan ratusan orang di dalamnya. Kebakaran dengan korban jiwa hampir seratus tersebut selama beberapa waktu dianggap kebakaran saja. Untung ada jenderal yang agak banyak memang. Sembari memang ketahuan bahwa kebakaran itu terjadi tepat pada ulangtahun PKI almarhum. Dan ketahuan pula mengapa terjadi musibah di pantai utara Jawa itu. Musibah yang dialami Trisari ini termasuk kebakaran atau pembakaran? Analisa Polisi cenderung pada pilihan kedua. Motifnyapun sudah dipilih: kemungkinan usaha penghapusan jejak penyelundupan. Alasannys selalu telepon misterius juga bercampurnya barang tidak berbahaya dengan yang berbahaya. Sedang ikan sardin, onderdil radio dan yang lain yang tidak berbahaya seharusnya tidak masuk ke gudang itu. Baik saja ditunggu pengusutan atas peristiwa yang menurut pihak berwajib menimbulkan kerugian Rp 50 juta. Kecurigaan itu mungkin ada benarnya atau mungkin karena sekarang sedang demam penyelundupan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus