WARGA Jakarta Utara, terutama di sekitar kelurahan Kebon Bawang
terjaga dari tidurnya karena mobil-mobil pemadam kenakaran
meraung-raung. Waktu itu sekitar jam 01.48 tanggal 20
bulan lalu. Lima menit setelah laparan dari Badan Pengusahaan
Pelabuhan (BPP) diterima di Markas Wilayah Dinas Pemadam
Kebakaran Jakarta Utara, sepuluh mobil merah sudah mulai
memerangi si jago merah yang sedang mengamuk di gudang B milik
PT Trisari. Kebakaran di Pelabuhan Nusantara itu hanyalah satu
dari sekian banyak kebakaran yang sering terjadi di daerah
pelabuhan Tanjung Priok. Dan yang menarik perhatian adalah
kenyataan bahwa peristiwa tersebut mmcul hanya sekitar 12 jam
setelah kunjungan Direktur Jendral Perhubungan Laut, Haryono
Nimpuno. Apalagi sang Dirjen waktu itu wanti-wanti agar
kesiagaan pemadam kebakaran selalu ditingkatakan.
Polisi, lewat Kepala Dinas Penerangan Komdak Metro Jaya, Mayor
Polisi R.A. Tonang, menduga keras bahwa kebakaran tersebut
disebabkan adanya sesuatu kesengajaan. Sumber apinya
diperkirakan dari persenyawaan kimis, tapi prosesnya untuk
sementara waktu belum diketahui. Bukti konkrit belum ada. Tempat
percikan api diperkirakan ada dua, di bagian tengah barat dan
utara. Ketiga petugas keamanan Trisari juga melihat kepulan asap
dari tempat itu. Di kedua bagian tersebut kerusakan cukup berat.
Dugaan unsur kesengajaan terlintas sebab pada dua tempst itu
selain barang berbahaya, juga ada yang tidak tergolong
berbahaya antara lain ikan sardin dalam kaleng dan onderdil
radio. Jumlah barang tidak berbahaya mencapai sekitar 30 buah.
Gagangnya Diangkat
Ditemukan mayat kucing yang terbakar dan diperkirakan binatang
itu sebelum ajal lari dari utara ke selatan. Mungkinkah kucing
itu biang kebakaran'? Mungkin saja sebab itu memang salah satu
analisa polisi. Hanya saja kemungkinan ini teramat kecil
lantaran barang dalam gudang dipak rapi dan kuat. Hanya makin
besar kemungkinan sengaja dibakar bila diingat pemberitahuan
lewat telepon dari orang tidak dikenal.
Seminggu sebelum gudang itu dilahap api, dua mobil kebakaran
tergopoh-gopoh menuju gudang api Trisari di Pelabuhan Nusantara.
Tapi ternyata tidak ada yang perlu dipadamkan. Penelepon
menyebut berasal asal dari nomor 291899 dan minta bantuan
Pemadam kebakaran untuk gudang Trisari Direktur Trisari,
Tadjudin juga sering menerima telepon tapi setelah gagangnya
diangkat tiada pembicara di ujung sana. Gangguan telepon ke
rumah Tadjudin yang paling akhir berulang-ulang antara jam 8
malam tanggal 19 Maret sampai jam satu lewat tengah malam,
sekitar setengah jam sebelum api benar-benar melalap
gudangnya.
Angkat Bicara
Malam itu Amanah sebagai anggota Keamanan gudang api sekaligus
merangkap komandan yang bertugas bersama rekannya Sayuki dan
Jasta. Mereka bertiga mendengar ledakan dari gudang B jam 01 30
Disusul kepul asap, sinar api dan jilatan api. Amanah melapor ke
Pos Polisi sementara itu Sayuki dan Jasta mengambil racun api
lalu berusaha memadamkan. Polisi segera berhubungan dengan
Pemadam Kebakaran yang ccpat mengirim mobil Menurut Sayuti dan
Jasta Polisi KP3 (Komando Pelaksana Pengamanan Pelabuhan) yang
datang kemudian malah mengamankan ketiga anggota keamanan
Trisari. Inilah kabar yang dimuat sebuah koran senin pagi.
Terang saja polisi angkat bicara karena koran itu menulis bahwa
api mungkin bisa dikuasai bila petugas tidak menahan petugas
yang sedang sibuk memadamkan api.
Penjelasan resmi Dinas Penerangan Komdak menyebutkan bahwa baik
petugas-petugas pemadam kebakaran, Trisari, KP3 maupun yang
lain-lain semuanya mengerahkan tenaganya untuk mematikan
api. Setelah api agak berkurang dan petugas Pemadam Kebakaran
lebih meyakinkan barulah KP3 memanggil atau mengamankan petugas
Trisari. Tujuannya untuk mengumpulkan dana guna pengusutan.
Mereka bertigalah yang dibawa karena merekalah yang pertama
kali melihat api. Itu sudah menjelang jam setengah tiga.
Dosa namanya
"Tidak masuk akal. Anak kecil saja tidak percaya kalau polisi
berbuat begitu" ujar Kapala Dinas Kebakaran DKI, Sukmadiharja.
kepada TEMPO, minggu lalu. Penjelasan SUkmadiharja itu agak
membantu posisi polisi. "Kalau menghalangi menghalangi dengan
maksud menyelamatkan orang yang menyemprot api supaya tidak
kejatuhan barang yang terbakar, itu bisa saja", kata Sukma lebih
lanjut. Sebab mungkin saja orang yang membawa racun api tidak
paham benar teknik mematikan api. Sebelum KP3 datang memang
Sayuti dan Jasta sedang memadamkan api. Tapi dari luar tembok
tidak langsung mengenai titik apinya dan tidak efektif.
Tidak cuma polisi saja yang dongkol karena berita koran. Tapi
juga Sukmadiharja. Ada koran dengan sumber berita satu kantor
berita mengabarkan bahwa mobil anak buah Sukma baru nongol
setelah api berkobar satu setengah jam. "Itu fitnah namanya",
ujar Sukma yang masih agak flu. Menurut Sukma berita kebakaran
diterima anak buahnya di Jakarta Utara jam 01.48. Hanya lima
menit setelah itu 10 mobil merah sudah siap di tempat kejadian
yang jaraknya lebih dari dua kilo dari tempat mobil diparkir di
kantornya. Sukma yang ada di kantornya dalam Zainul Arifin
mendapat kabar dari anakbuahnya di Priok bahwa kebakaran bisa
dilokalisasi. Gudang A dan C bisa dikuasai. Tapi kemudian
didapat kabar bahwa masih ada yang meledak. Maka Sukma
memerintahkan enam mobil melaju ke Priok, dan iapun menuju ke
tempat tersebut memimpin pemadaman. Hubungan kantor dan petugas
lapangan begitu cepat karea digunkan radio telepon. Kalau
memperlambat mobil sampai ke tempat kebakaran itu dosa
namanya!" ujar Sukma.
Seutas Rambut
Siapa yang berdosa dalam kebakaran ini belum ketahuan. Cuma ada
pengakuan merasa lalai dari dua tersangka N.A. Palar dan Lukas
De Fretes bahwa mereka sebagai kepala gudang tidak mengadakan
penelitian sebelum mengudang. Sedangkan tersangka Muhammad
Djoko Surjono dalam pemeriksaan pendahuluan menunjuk kelalaian
pegawai bea-cukai. Ia kerani gudang Trisari ketika menutup
gudang melihat gembok (pengunci) yang belum dihuni oleh pegawai
bea-cukai. Yang belakangan ini sudah pulang lebih dulu. Kepala
gudang dan kerani mengambil kebijaksanaan menguncinya dengan
disaksikan petugas keamanan. Dari empat tersangka dan tiga
saksi belum terungkap jelas sebab-sebab kebakaran. Polisi masih
perlu mendengar tersangka dan saksi tambahan paling tidak
sembilan orang termasuk bekas kepala gudang kepala pengatur
barang berbahaya, mandor buruh yang mengerjakan pembongkaran
terakhir plus orang-orang yang pernah menerima telepon
misterius. Itupun bukan jaminan bahwa tabir kebakaran tersebut
akan terbuka lebar.
Membongkar peristiwa kebakaran jauh lebih susah daripada
pembunuhan atau perampokan. Dalam kasus kebakaran barang bukti
boleh dibilang semuanya jadi abu. Sedangkan dalam soal
pembunuhan lebih gampang terbongkar karena ada barang yang
tertinggal walau cuma seutas rambut atau sebatang puntung rokok.
Itulah yang selalu ada dalam benak Sukma mengutip keterangan
Direktur Laboratorium Kriminil MABAK Kolonel Polisi E. Sibarani.
Kalaupun Dinas Kebakaran mengadakan pengusutan lokasi setempat
hanya untuk kepentingan statistik. Pengungkapan lebih jauh
adalah garapan polisi.
Selama tahun lalu di seluruh Indonesia ada peristiwa kebakaran
1820 buah. Kepala Kepolisian RI Letnan Jenderal Polisi drs.
Widodo Budidarmo menyatakan awal Pebruari lalu bahwa ada 213
peristiwa pembakaran. Bagaimana Jakarta yang dikenal padat dan
panas itu? Sering terjadi kebakaran tapi pembakaran -- seingat
Sukma -- tidak ada. Kecuali tentu saja ketika demonstrasi
menyambut Tanaka dalam peristiwa 15 Januari. Untuk menghadapi
demonstran yang mengadakan pembakaran perlu ilmu jiwa massa.
Dengan ilmu itu Sukma dan anak buahnya bisa membujuk demonstran
yang semula menghalangi petugas pemadam kebakaran menjalankan
kewajibannya.
Namun tidak banyak yang dilakukan petugas pemadam kebakaran
ketika terjadi kebakaran dipelabuhan minyak Pertamina di
Pengasihan Tanjung Priok. Hampir tiga tahun berselang. Sebab
yang terbakar adalah air laut dan apa saja yang ada di atasnya.
temasuk puluhan perahu dan ratusan orang di dalamnya. Kebakaran
dengan korban jiwa hampir seratus tersebut selama beberapa waktu
dianggap kebakaran saja. Untung ada jenderal yang agak banyak
memang. Sembari memang ketahuan bahwa kebakaran itu terjadi
tepat pada ulangtahun PKI almarhum. Dan ketahuan pula mengapa
terjadi musibah di pantai utara Jawa itu. Musibah yang dialami
Trisari ini termasuk kebakaran atau pembakaran? Analisa Polisi
cenderung pada pilihan kedua. Motifnyapun sudah dipilih:
kemungkinan usaha penghapusan jejak penyelundupan. Alasannys
selalu telepon misterius juga bercampurnya barang tidak
berbahaya dengan yang berbahaya. Sedang ikan sardin, onderdil
radio dan yang lain yang tidak berbahaya seharusnya tidak
masuk ke gudang itu. Baik saja ditunggu pengusutan atas
peristiwa yang menurut pihak berwajib menimbulkan kerugian Rp 50
juta. Kecurigaan itu mungkin ada benarnya atau mungkin karena
sekarang sedang demam penyelundupan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini