Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Misi satu juta

Bina vokalia pimpinan pranajaya akan mengikuti international koor festival ke-9 di den haag. lagu wajibnya: la scia filli mia cara dan ach sorg du musst zurrucke. kans untuk menang tipis. (ms)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"DI Eropa, paduan suara sudah menjadi tradisi berabad-abad. Di sini kita baru memulainya 6 tahun yang lalu, kata Pranajaya kepada TEMPO -- menjelang keberangkatannya ke Negeri Belanda. Bina Vokalia yang dipimpinnya sejak 7 tahun lalu, akan ikut dalam 'International Koor Festival' yang kesembilan di Den Haag -- 23 s/d 30 Juni ini. Ini adalah acara yang -- hampir tak pernah terdengar di sini -- diselenggarakan dua tahun sekali, oleh satu yayasan swasta yang khusus bergerak di bidang itu. Sejak April Pranajaya telah mengerahkan anak buahnya untuk bertanding. Latihan seminggu tiga kali, dengan beberapa kali percobaan pergelaran -- termasuk 26 April dan 30 Mei yang lalu di Studio V RRI Jakarta. Festival Den Haag juga akan melibatkan peserta dari AS, Kanada, Polandia dan Perancis. Indonesia merupakan satu-satunya peserta Asia. Selain kompetisi yang berlangsung tiap malam, juga ada lokakarya. Lalu bagaimana kans Indonesia? "Ah, kita tidak bisa terlalu berharap. Tipis sekali. Keikutsertaan kali ini hanya bisa dianggap sebagai usaha memperkecil gap, " kata Prana. Bina Vokalia semula merencanakan untuk mengikuti kompetisi klas ibu-ibu serta klas anak-anak. Berarti dua buah grup. Para ibu dengan cepat bisa dikumpulkan: 64 orang. Tapi anak-anak, yang diharapkan berjumlah 60 orang, hanya terkumpul sepuluh. Kenapa? Soalnya setiap kepala harus mengongkosi dirinya sendiri Rp 1 juta. Untung TV Jerman Barat meminta Bina Vokalia tampil di sana, dalam rangka Tahun Anak-Anak Internasional -- jadi tak usah ada syarat kwalitas. Lalu Prana mengundang siapa saja dari anak asuhannya -- yang berduit. Terkumpul 40 orang, yang bisa menyanyi dan menari. Itulah akhirnya yang jadi modal. Seperti Diperkosa Festival membebankan 2 lagu wajib. La Scia Filli Mia Cara karya Sweelink dari Italia dan Ach Sorg du Musst Zurrucke karya Badings dari Jerman. Sebagai lagu pilihan diberikan keleluasaan -- dan untuk itu Prana memilih 3 lagu daerah: Cente Manis (Jakarta), Soreram (Riau), dan Warung Pojok (Priangan). Yang terakhir diaransir oleh L. Pohan, sedang dua lagu yang lain oleh Binsar Sitompul. Ketiga lagu itu diajukan kepada panitia. Ternyata yang terpilih Warung Pojok yang rupanya sangat memikat bule-bule itu. Rombongan Pranajaya juga akan singgah di Brussel dan Paris. Ia sebenarnya bukan misi resmi Pemerintah. Panitia di sana itu berhubungan langsung dengan grup-grup yang ada mereka dengar, dan sekarang ini juga grup Prana. Tapi karena banyaknya bantuan dari instansi pemerintah (sayang tak dijelaskan bantuan apa), grup ini toh membawa nama Indonesia. Panitia di Den Haag sendiri kelihatan amat gembira oleh partisipasi ini: barangkali mereka berharap di masa datang akan lebih banyak lagi peserta Asia mau ikut nimbrung (asal punya duit, tentu) sehingga kata-kata "internasional" benar-benar ada buktinya. Bina Vokalia merupakan wadah dari lebih 1000 orang anak-anak dan 500 ibu yang gemar menyanyi. Tidak semua orang Indonesia menyukainya, karena anak-anak yang menyanyi di sana sering seperti diperkosa spontanitas dan kewajarannya demi soal-soal teknis suara. Lihatlah penampilan mereka di TVRI misalnya. "Itu mungkin karena lagu yang dibawakan membutuhkan konsentrasi. Dalam lagu-lagu gembira, mereka sangat riang dan bersemangat!" kata Pranajaya. "Kebebasan tetap diberikan, tetapi mereka juga 'kan harus belajar berdisiplin."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus