Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Misteri di Kepala Gadis Kecil

Inside Out adalah animasi yang menyajikan misteri emosi di otak seorang gadis bernama Riley. Disajikan dengan sederhana dan cerdas.

10 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INSIDE OUT
Sutradara: Pete Docter
Penulis naskah: Pete Docter, Meg LeFauve, Josh Cooley
Penulis cerita: Pete Docter, Ronnie del Carmen
Pengisi suara: Amy Poehler, Phyllis Smith, Richard Kind, Bill Hader, Lewis Black, Mindy Kaling
Durasi: 94 menit

Beberapa waktu lalu beredar sebuah meme menggelitik yang menggambarkan seluruh perjalanan film karya Pixar Animation Studio. Dalam meme itu, perusahaan yang melahirkan sejumlah film animasi sukses, seperti Toy Story, Up, Wall-E, dan Finding Nemo, ini disebut selalu mempertanyakan apa jadinya bila seluruh hal di jagat raya ini memiliki perasaan. Dari mainan, serangga, tikus, monster, ikan, mobil, sampai robot. Pertanyaan terakhir bahkan lebih "dalam": bagaimana bila perasaan juga memiliki perasaan?

Meme itu ada benarnya. Inside Out, film terbaru yang dirilis Pixar, memang bercerita tentang lima emosi yang tinggal di kepala seorang gadis kecil berusia 11 tahun bernama Riley. Mereka adalah Joy, Fear, Anger, Disgust, dan Sadness, yang masing-masing berpolah sesuai dengan nama emosi mereka.

Kelimanya bergantian memegang emosi Riley dari balik ruang kendali, Hanya, Joy (Amy Poehler) muncul paling dominan. Menurut Joy, tugas penting mereka adalah menjaga agar hidup Riley penuh dengan memori bahagia, dan ini adalah wilayah kekuasaan Joy. Sekali-sekali ia berbagi kendali dengan Fear (Bill Hader), Anger (Lewis Black), dan Disgust (Mindy Kaling), yang menurut dia memiliki fungsi untuk menjaga keselamatan Riley. Namun tidak dengan Sadness (Phyllis Smith). Ia tidak mengerti apa manfaat rasa sedih yang selalu dibawa Sadness.

Semua berjalan mulus, sampai terjadi "kecelakaan kerja". Joy dan Sadness tersedot keluar dari ruang kendali, tersesat di labirin ingatan jangka panjang dengan membawa core memory, ingatan terpenting yang membentuk pribadi Riley. Padahal, pada waktu yang sama, Riley tengah melalui masa krusial dalam hidupnya. Keluarganya pindah ke kota lain dan ia harus beradaptasi dengan lingkungan yang asing baginya.

Meski baru akan diputar di Indonesia pada 19 Agustus mendatang, Inside Out telah dirilis di Amerika sejak Juni lalu. Film ini memecahkan rekor sebagai film dengan cerita orisinal berpendapatan kotor tertinggi pada minggu pertama pemutaran, mengalahkan Avatar dari James Cameron.

Inside Out sesungguhnya sebuah film yang mengangkat tema rumit, tentang misteri emosi di balik otak manusia—satu topik yang hingga kini pun masih terus dikulik oleh para ilmuwan. Namun film ini berhasil menyajikannya secara sederhana, menyenangkan, dan ramah bagi penonton semua umur.

Penonton cilik pun bisa terhibur oleh tingkah lucu kelima emosi dan Bing Bong—gajah pink yang menjadi teman imajiner Riley di masa kecil. Film ini juga dengan cerdas menampilkan mekanisme cara kerja otak dalam mengelola ingatan secara menarik dan masuk akal—penjelasan yang menyenangkan untuk penonton dewasa.

Kekuatan terbesar film ini bukan dari segi teknis visual—meski tetap terlihat mengagumkan—melainkan lewat cerita. Tak sekadar menampilkan guyonan kekanakan, film ini memberikan ruang bagi penonton untuk berintrospeksi atas persoalan universal yang dihadapi manusia. Bahwa manusia terus berubah seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman. Mengenai hal-hal yang mesti ditinggalkan demi proses mendewasa. Atau bahwa di tengah masyarakat yang mengejar kebahagiaan sebagai tujuan hidup, ada kalanya kita perlu bersedih. Dan ini bukan satu hal yang buruk.

Selang-seling antara guyonan dan sentilan retrospektif ini membawa penonton dalam roller coaster emosi. Satu waktu film ini dapat melambungkan penonton dalam imajinasi yang menyenangkan tentang sebuah negeri yang terbuat dari potongan awan. Namun ada kalanya penonton diajak terempas dalam melankoli tentang ingatan-ingatan yang terlupakan.

Roller coaster emosi ini tak lepas dari tangan dingin Pete Docter, sutradara sekaligus penulis cerita dan naskah film ini. Sebelumnya, ia menyutradarai sekaligus menulis Up—yang membuahkan Piala Oscar untuk kategori Film Animasi Terbaik sekaligus nominasi Film Terbaik—dan Monsters, Inc., yang sama-sama mampu menarik urat emosi penonton.

Bersama film-film Docter sebelumnya, Inside Out adalah sebuah tontonan yang akan membekas, jauh setelah penonton meninggalkan kursi bioskop.

Ratnaning Asih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus