Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Nyanyian orang sederhana

Di tim, werren fahey & the larriking dari australia membawakan lagu-lagu rakyat australia yang direkamnya dari orang-orang tua di desa-desa australia 5 tahun yang lalu. (ms)

13 Oktober 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIM Jones dinyatakan bersalah. Dia harus meninggalkan negerinya. Dan terciptalah nyanyian ini: Dengarlah sebentar, nak/Inilah kisahku/Meskipun laut begitu luas/Toh, aku dipaksa berlayar meninggalkan Inggeris/Juri itu memutuskan 'Dia bersalah'./Dan hakim pun berkata 'Tapi kamu boleh hidup bebas, Jim Jones/Asalkan kamu/segera, menyeberang laut yang berkabut. "Menyeberang laut" maksudnya meninggalkan Inggeris, menuju benua Australia. Nyanyian itu awal Oktober yang Ialu dinyanyikan oleh kelompok musik rakyat Warren Fahey & The Larrikins, di Teater Arena TIM. Mereka didatangkan oleh Pusat Kebudayaan Australia di Jakarta. Dengan sendu anak-cucu "Jim Jones" itu, lewat nyanyian tersebut mengakui, bahwa nenek-moyang mereka dahulunya orang hukuman--paling tidak sebagian. Itulah satu dari seratus lagu rakyat Australia yang berhasil dikumpulkan Warren Fahey, 34 tahun, seorang dosen kesenian rakyat Australia di Universitas Sydney. 5 tahun yang lalu, dia bersama temannya keluar-masuk desa-desa Australia, bermodal tape recorder, merekam lagu-lagu rakyat dari orang-orang tua. Malam itu 19 lagu sempat mengelus pengunjung Teater Arena yang memenuhi 3/4 tempat duduk. Adakah lagu-lagu itu memang boleh disebut lagu rakyat Australia? Menurut Fahey kepada Bachrun Suwatdi dari TEMPO, meski mereka yang mencipta lagu-lagu itu pada mulanya berasal dari berbagai negara Eropa, akhirnya dirasakan sebagai milik Australia. "Itulah Australia, bukan Inggeris atau Irlandia," sela Cathie O'Sullivan, 26 tahun, satu-satunya cewek dalam kelompok ini yang telah tak tahu lagi moyangnya duiu berasal dari mana. "Yang kami bawakan mungkin tak seperti aslinya," kata Fahey, yang kakeknya berasal dari Irlandia. "Tapi begitulah musik rakyat. Berkembang dari mulut ke mulut, perubahan pun terjadi di sana-sini." Melupakan Sejarah Seperti aslinya atau tidak, tapi malam itu suasana akrab dan damai menyelubung tempat pertunjukan. Ada nyanyian tentang imigran yang mencari kerja ada syair tentang anak laki-laki yang liar tapi dipuja ada lagu-lagu pekerja ladang yang berhasil merubah semak-belukar menjadi ladang gandum, ada pula lagu orang hukuman yang diusir dari Inggeris dan di benua baru itu menjadi ahli tumbuh-tumbuhan. Lagu rakyat dari mana pun agaknya memang menenteramkan. Ia memberi rasa, bahwa hewan-hewan, alam, tetumbuhan dan makhluk-makhluk aneh yang hidup dalam dongeng adalah teman-teman kita. Sebuah lagu permainan anak-anak Jawa bercerita tentang seorang raksasa. Dia tidak menakutkan, meski nama lagu itu Buta Galak (Raksasa Buas) dia diejek, diajak bermain. Dia adalah teman kita. Maka agaknya, sepertl kata seorang ahli, lagu rakyat bisa terus hidup kalau dia menarik untuk anak-anak. Itu yang mendorong Fahey mengumpulkan lagu-lagu rakyat Australia, karena "hampir semua anak muda Australia tak tahu lagi nyanyian nenek-myang mereka, ketika sebagai pionir mereka membuka benua baru ini." Jadi dengan lagu yang dlkumpulkannya itu, Fahey ingin mengaJak anak-anak muda itu "jangan melupakan sejarah." Fahey yang mengaku kelompoknya merupakan satu-satunya kelompok musik rakyat di negaranya, telah berhasil mempunyai 5 rekaman piringan hitam. Memang belum banyak. Diakuinya, piringan hitamnya susah melawan lagu-lagu pop yang digemari anak-anak muda. Meski begitu dia sering mengadakan pertunjukan keliling, dan tanpa bantuan dari manapun, kelompok yang terdiri lima orang ini-mampu hidup sederhana -- seperti lagu-lagu yang mereka dendangkan. Harga Telur Inflasi Berderet, duduk di kursi berlandaskan sebuah trap di bagian belakang arena, sebetulnya agak tak menguntungkan mereka. Dengan adanya ruang kosong yang agak luas antara mereka dan penonton, beberapa menit permulaan menimbulkan rasa canggung. Tepuk tangan penonton pun terdengar resmi--diperdengarkan setelah sebuah lagu berakhir. Seperti nonton konser musik klasik. Padahal, pada pengantarnya Fahey telah mengundang penonton untuk santai, untuk ikut berdendang atau tepuk tangan. Toh, beberapa lagu lewat dengan dingin. Kemudian Fahey berdiri turun dari trap dan mengundang penonton untuk berdansa, karena lagu yang segera diperdengarkan memang lagu iringan dansa, yang dahulu konon untuk semacam upacara permohonan agar ayam-ayam berhenti bertelur, karena harga telur sedang inflasi. Jadi memang ada fungsinya ruang kosong di arena itu. Meski yang turun ke arena hanya pasangan orang asing saja, suasana jadi berubah. Lagu-lagu berikut jadi semarak, tepuk tangan berirama dari penonton mengiring Warren Fahey & The Larrikins. Kecanggungan pun terpecahkan. Kecuali si bujangan Fahey yang memang belajar kesenian rakyat dan Declan Affley, 40 tahun, yang sejak kecil sudah terjun dalam dunia musik, yang lain hanya bermodalkan kesenangan dan bakat. Si cewek O'Sullivan dulunya serang apotheker, demikian pula Dave Itugard (37 tahun). Satu lagi, Jacko Kevans (36 tahun), adalah bekas guru SMA. Instrumen yang mereka mainkan gitar, biola, akordeon kecil dan besar, seruling dan harpa Irlandia. Ada juga dua senduk makan yang dimainkan scbagai alat perkusi. Semuanya saja bisa tarik suara. Cathie O'Sullivan suaranya mengingatkan suara Joan Baez, penyanyi Amerika Serikat. "Saya kenal Joan Baez yang suaranya cantik itu dari piringan hitam. Tapi saya tidak meniru dia. Saya belajar sendiri," katanya. Tapi kenapa tak ada lagu penduduk asli Australia? "Saya belum menguasai dialek Aborigin," jawab Warren. Malam itu diakhiri dengan lagu pesta dansa. Sekali lagi diminta penonton suka turun arena. Kali ini tak hanya berdansa berpasangan, tapi mereka bergandeng tangan membuat lingkaran besar, berputar-putar sambil sesekali bertepuk tangan. Sukses? Fahey hanya ketawa, sebab ini perlawatan ke luar Australia yang pertama. "Sayang tak ada undangan bermain di kampus atau di jalanan, tentu akan lebih menarik," kata O'Sullivan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus