Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Pada mulanya adalah berputar

Tidak hanya yang tradisional: tari "modern" juga bisa berpanjang-panjang, berulang-ulang. laura dean dancers and musicians dari as berpentas di tim, membawakan kesan purba.(tr)

16 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA seorang Indonesia yang merasa modern harus berhadapan dengan tari bedaya, yang lamanya sampai 45 menit, besar kemungkinan ia akan merasa membuang-buang waktu. Tapi bagaimana kesannya ketika menyaksikan pertunjukan Lara Dean Dancers and Musicians di TIM --yang modern, dan dari Amerika? Acaranya juga berlangsung 45 dan 35 menit! Padahal dalam karya tari dan musik Laura Dean juga begitu sering terjadi pengulangan. Ulangan nada dan gerak seperti didorongkan dengan keras ke diri penonton, merampas seluruh kesan, dan akhirnya bermaksud menyeret kesadaran kita untuk berasyik dalam menikmati bentuk-bentuk sederhana terus-menerus sampai tenggelam. Tampak bahwa pengulangan adalah salah satu pendirian estetik Laura Dean. Dengan yakin ia menggunakannya untuk menggerakkan penarinya dan mempengaruhi penonton. Hipnotik Gerak berulang dalam ritme yang tetap itu seperti menjurus ke situasi in trance, tapi ternyata tidak ke sana arahnya. Di antara rangkaian pengulangan yang lama, kadang disisipkan bagian komposisi yang singkat dan 'sadar'. Komposisi tetap memberi bingkai yang kuat. Jadi, meski bagaimanapun penonton 'dihipnotik', mereka tetap diletakkannya di seberang sebagai penglihat saja. Barangkali memang menarik membandingkannya dengan ciri serupa yang dimiliki salah satu tari tradisi kita, yaitu Bedaya Jawa. Kesan akhir keduanya berbeda -- karena beberapa hal. Dalam bedaya, pengulangan dilakukan untuk menguatkan kesan hadirnya empat arah mata angin. Dan yang diulang adalah untaian panjang sejumlah motif tari yang berbeda satu sama lain. Temponya lambat. Pengulangan pada Dean lain sifatnya. Gerakan pendek diulang langsung berkali-kali, bisa belasan kali, dan dalam tempo cepat. Kesan "berulang-menetap" ini diperkeras pula karena dalam karya-karya yang ditampilkan ini peng ulangan yang satu disambung pengulang an lain, dan seluruhnya dilakukan dalam satu pola lantai yang tak berubah lama sekali. Gerak berpusing seperti gasing adalah pendirian estetik Dean yang lain. Digabung dengan yang disebut terdahulu, menjadi 'gerak berpusing yang diulang-ulang'. Berputar, adalah pernyataan gerak ekspresif yang paling spontan. Unsur purba ini dikembangkan betul. Intensitasnya dicurahkan deras dengan melakukannya secara bertubi-tubi. Untuk melakukan putaran pada sumbu sampai lebih seratus kali tentu diperlukan stamina luar biasa dari para penari. Juga keterlatihan dalam menjaga keseimbangan. Dan apa yang mereka lakukan hampir seperti olah raga yang berat. Meski ada kepuasan mengungkapkan gaya, energi terbesar dikeluarkan untuk teknik. Penyajian virtuositas amat ditonjolkan. Dalam hampir seluruh bagian dari kedua karya yang ditampilkan, yaitu Song dan Tympani, para penari berpusing ke arah kanan. Kaki kanan sebagai tumpuan dan kaki kiri mengarahkan putaran. Pusingan dilakukan dalam berbagai sikap yang sederhana dan terbatas jumlahnya: kedua lengan direntang, keduanya ditekuk ke samping dengan penyudutan dan ketinggian bervariasi, kedua lengan ke depan sambil pantat didorong ke belakang, kedua tangan ke belakang punggung. Dalam satu rangkaian putaran berulang, sikap tubuh dan tangan tetap. Misalnya ditekuk ke samping tinggi. Namun karena cepatnya para penari berputar bersama, terjadi kesan optik seolah tangan-tangan mereka digerakkan mendekat dan menjauhi satu sama lain. Pentas lalu seperti arena tempat memainkan boneka-boneka mekanik. Kualitas teknik dan daya tahan fisik para penari Dean ini tampak pula ketika mereka, di samping dan sambil menari, mengeluarkan pula suara-suara stakato dalam paduan nada tertentu. Angela Caponigro, yang berbuntut-kuda panjang itu, di saat-saat tertentu menimpali paduan stakato tersebut dengan helaan n:lda yang lebih berpanjang-panjang. Kesan keseluruhan adalah dalam komposisi gerak tak ada garis-garis yang tebal, sedang komposisi musik seolah tanpa melodi. Nada-nada dari dua buah piano, terbatas jumlahnya, dibunyikan berulang-ulang secara amat perkusif - sehingga tak ubahnya suara timpani yang dibunyikan di berbagai sudut membrannya atau dipukul dengan kekuatan berbeda. Rangkaian nada tersebut tidak menjadi kalimat melodik, melainkan pola-pola ritmik. Tarikan kesan dari suara-suara monoton yang diulang-ulang itu sejalan benar dengan geraknya, sehingga hampir-hampir identik: kalimat nada sama dengan kalimat gerak. Hanya sekali-dua terjadi 'istirahat' dari ketegangan -- ketika penari-penari hampir tidak bergerak sedang musiknya bergerak terus sampai berganti hingga tiga atau empat motif. Atau musik berganti tempo pada waktu tari masih meneruskan tempo sebelumnya. Pola-pola geometris yang digunakan Dcan sebagai dasar komposisinya, dalam kenyataan pengungkapannya menjadi baur. Ini disebabkan karena pola-pola itu cair mengalir, satu ke dalam yang lain secara tidak kentara. Pembauran ini terutama terdapat pada hagian-bagian ketika enam penari dalam karya-karya itu melakukan gerakunion (sama untuk semua) berpusing sambil beranjak berkeliling. Yang menjadi muncul dominan adalah kesan gasing, kumparan dan pusaran, tanpa bentuk tertentu. Dalam suasana ini rambut panjang salah satu di antara keenam penari, jika dikibaskan ke depan-belakang atau sisi ke sisi, sempat sekali-sekali membersitkan garis singkat dalam kancah pusaran itu. Ada satu arus komposisi tertentu yang. rupanya disenangi Laura Dean: meletakkan bagian yang berkepanjangan sebagai porsi utama, dan mengawali, menyeling atau mengakhirinya dengan bagian yang pendek. Bagian berkepanjangan ditandai pengulangan yang hampir-hampir menantang kebosanan. Juga ditandai simetri. Sedang bagian yang pendek memberikan semacam kelegaan - untuk sebentar keluar dari simetri, dari arus besar. Misalnya, setelah khusyuk berputar berpuluh kali, tiba-tiba begitu cerah para penari membuka mata, merentangkan kaki dan lengan, membuat frase-frase pendek yang sederhana sambil menghadapkan diri ke arah penonton. Tympani diawali bagian pendek yang memikat bersama-sama mereka bergerak pelan, terukur dan dirasakan. Inisonnya tidak kaku, sehingga kita lebih melihat kebersamaan mereka dalam merasakan gerak daripada melihat kecermatan presisi. Genealogi Grup Laura Dean Dancers and Musicians baru didirikan 1976, tapi Dean sendiri sudah menghasilkan karya tari sejak 1966. Ia menciptakan sendiri musiknya. Aspek tata rupa ternyata tidak menjadi pokok perhatiannya. Ia adalah satu di antara berpuluh koreografer Amerika Serikat yang tergolong generasi ketiga penganut modern dance. Mula-mula ia belajar balet, kemudian antara lain mengikuti Martha Graham, pelopor modern dance generasi kedua. Kemudian pcrnah pula mengikuti grup Paul Taylor, salah seorang di antara empat atau lima orang pelopor generasi ketiga. Meski tempatnya dalam sejarah tari USA tidak gigantik, dengan usahanya yang tekun dan pendiriannya yang jelas itu rupanya ia mampu mewujudkan, karya yang tersendiri. Edi Sedyawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus