Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Tradisi Abad Silam Lomba Perahu Naga

Masyarakat Tangerang merayakan Peh Cun dengan lomba perahu naga di Sungai Cisadane. Berlangsung tahunan sejak 1910.

14 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang dan doa sebelum mengikuti ritual memandikan perahu di Pendopo Peh Cun, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, 9 Juni 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Masyarakat Tangerang merayakan Peh Cun dengan lomba perahu naga di Sungai Cisadane.

  • Tradisi lomba perahu naga di Sungai Cisadane, Tangerang, berlangsung sejak 1910.

  • Perayaan budaya Cina tahunan itu nyaris tidak pernah absen, kecuali pada masa Orde Baru dan Covid-19.

SUNGAI Cisadane di Kota Tangerang itu terlihat tenang. Warna airnya kemilau kecokelatan. Meski mendung menggantung di langit, pada Rabu siang hingga petang, 12 Juni 2024, tak turun hujan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ruas Sungai Cisadane itu merupakan ajang adu dayung perahu naga dan papak pada Sabtu-Ahad, 15-16 Juni mendatang. Lokasinya dari Kalipasir hingga Jembatan Kaca Kampung Benteng sepanjang 800 meter. Perlombaan itu merupakan bagian dari Festival Peh Cun, acara tahunan di Kota Tangerang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peh Cun adalah salah satu hari penting dalam budaya Cina yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan 5 dalam kalender Imlek sejak 2.300 tahun silam. Legenda menyebutkan ada seorang menteri yang sangat berjasa kepada negara, tapi diusir oleh keluarga raja. Dia meratapi masa depan negaranya dan bunuh diri dengan melompat ke sungai pada tanggal 5 bulan 5.

Pencarian jenazah sang menteri tidak membuahkan hasil. Rakyat yang kehilangan pejabat yang bijaksana tersebut melempar nasi dan makanan lain ke sungai dengan harapan ikan serta udang tidak mengganggu jenazahnya. Mereka juga membungkus makanan tersebut dengan daun pisang supaya tidak dimakan oleh naga sungai. Aneka makanan yang dibungkus daun pisang itu kita kenal sebagai bacang. Sementara itu, upaya pencarian jenazah dengan sampan dikenang lewat lomba mendayung perahu naga (pe lion cun) atau mendayung perahu (peh cun). 

Tahun ini, Peh Cun jatuh pada Senin, 10 Juni 2024, dan dirayakan lewat Festival Perahu Naga Peh Cun, yang puncaknya berlangsung pada Ahad, 16 Juni mendatang.

Warga keturunan Tionghoa mengikuti ritual memandikan perahu di Pendopo Peh Cun, Karawaci, Kota Tangerang, Banten, 9 Juni 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Lomba mendayung perahu naga di Sungai Cisadane berlangsung sejak 1910. "Tahun itu, lombanya menggunakan getek," kata Ruby Santamoko, Ketua Klenteng Boen Tek Bio, kepada Tempo pada Kamis, 13 Juni. Perahu naga baru siap setahun kemudian. 

Empat perahu buatan 1911 itu masih terjaga hingga kini dan dua di antaranya terjun ke Sungai Cisadane setiap perayaan Peh Cun. Perawat perahu-perahu tua itu adalah para pengurus Boen Tek Bio, klenteng tertua di Tangerang yang berdiri sejak 1684. Mereka juga yang menjadi penyelenggara lomba perahu naga setiap tahun.

Sebelum berlaga, empat perahu tersebut dibersihkan dan ritual pemandian menjadi bagian dari Festival Perahu Naga Peh Cun 2024 pada Ahad, 9 Juni lalu. Dalam festival yang puncaknya berlangsung pada Ahad, 16 Juni nanti, Boen Tek Bio menurunkan empat perahu, yang terdiri atas dua perahu naga dan dua perahu papak buatan 1960-an hingga 1980-an. "Total koleksi perahu kami ada enam buah," kata Ruby. Kedua jenis perahu itu mirip. Bedanya hanya pada ukiran naga di haluan perahu naga.

Peh Cun Hilang Semasa Orde Baru

Laman warisan budaya situs web Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyebutkan perayaan Peh Cun di Sungai Cisadane, Tangerang, merupakan salah satu yang tertua di Indonesia. Namun, sejatinya, festival ini merupakan pindahan. 

Sebelum di Sungai Cisadane, Peh Cun dirayakan di Kota Tua Jakarta. Tapi, karena Ciliwung mengalami pendangkalan, perahu jadi sulit melaju. Festival pun berpindah ke arah barat, yaitu Tangerang.

Peneliti budaya Tionghoa asal Tangerang, Frendi Frengklin, menyebutkan perayaan Peh Cun nyaris tak pernah absen dari kalender tahunan warga Tangerang, khususnya masyarakat Cina peranakan di Benteng, sejak abad silam. Namun, seperti perayaan Cina lainnya di seluruh wilayah Indonesia, Peh Cun menghilang dari Tangerang selama masa Orde Baru. Penguasa saat itu mengidentikkan semua hal yang berbau Tionghoa sebagai pro-komunis dan simpatisan Partai Komunis Indonesia.

Warga mengikuti tradisi lomba tangkap bebek di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, 10 Juni 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

Perahu-perahu naga baru kembali menggeliat di Sungai Cisadane mulai era reformasi. Dulu dijauhi, sekarang didekati. Pemerintah Kota Tangerang malah menjadikan lomba perahu naga sebagai ikon kota. Setiap tahun, selalu ada yang baru dalam Festival Peh Cun. Misalnya, pada 2019, saat Boen Tek Bio diketuai Hudaya Halim—juga pemilik Museum Benteng Heritage—ada festival cabai.

Selain Orde Baru, Covid-19 membuat Peh Cun di Tangerang mati suri pada 2020. Festival baru diadakan kembali pada 2023. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Rizal Ridoloh mengatakan Festival Peh Cun menjadi warisan budaya tak benda yang tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Festival Peh Cun juga menjadi daya tarik wisatawan domestik yang tahun ini meningkat 10 persen," kata Rizal.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ayu Cipta

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus