Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Perkenalkan, Inilah Agen George Smiley

Novel terkenal John le Carre diangkat menjadi film yang magnetik. Gary Oldman tampil cemerlang.

12 Maret 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TINKER, TAILOR, SOLDIER, SPY
Sutradara: Tomas Alfredson
Skenario: Bridget O'Connor dan Peter Straughan Berdasarkan novel karya John le Carre
Pemain: Gary Oldman, Colin Firth, Tom Hardy, John Hurt

George Smiley bukanlah lelaki yang dengan sigap bisa segera menghindar dari tumpahnya hujan dari langit. Meski tubuhnya telah basah kuyup, dia akan berjalan dengan tenang menuju tempat tujuan. Demikian John le Carre—novelis Inggris terkemuka dengan karya-karyanya tentang kehidupan para agen intelijen MI-6—menggambarkan tokoh utamanya dalam novel Tinker, Tailor, Soldier, Spy. Dalam film arahan sutradara Swedia, Tomas Alfredson, ini, George Smiley diperankan aktor Inggris cemerlang, Gary Oldman.

Film yang mengambil setting di Eropa pada 1973 saat dunia masih terbelah oleh Perang Dingin itu berkisah tentang intrik dalam Circus—demikian mereka menyebut MI-6, badan intelijen Inggris. Cerita dimulai tentang kecurigaan yang beredar: ada seorang agen ganda yang telah lama ditanam Rusia, hingga dia sudah duduk di posisi penting MI-6. Control (John Hurt) menugasi Jim Prideaux (Mark Strong) ke Hungaria untuk mencari informasi tentang agen ganda tersebut. Ternyata Prideaux tertembak dan tertangkap pihak musuh dan disiksa habis-habisan. Akibat peristiwa berdarah itu, Control berikut George Smiley dipecat.

Tapi problem agen ganda ini tak kunjung beres hingga akhirnya Smiley ditarik kembali dan diberi tugas melakukan investigasi di antara kawan-kawannya sendiri. Itu tugas yang tak membuatnya nyaman. Tapi, pada saat Perang Dingin, mengail musuh di dalam kolam sendiri adalah sesuatu yang tak terhindarkan.

Dengan adaptasi cerdas Bridget O'Connor dan Peter Straughan, film ini adalah sebuah film tentang kehidupan intelijen yang gelap, tanpa lelaki tampan berkilau yang mereguk Vodka Martini, tanpa Aston Martin, tanpa perempuan yang mendadak muncul dari permukaan pantai dengan bikini, tanpa peralatan teknologi tinggi. Seluruh kantor yang penuh labirin dan cahaya minim itu dilengkapi dengan peralatan yang begitu retro: telegram, dokumen yang masih diketik dan disimpan di dalam lemari kabinet. Ini tahun 1973, ketika komunikasi bergerak lebih lambat. Moral politik adalah sesuatu yang relatif. Apa saja yang berbau kiri atau bernama belakang Rusia dan Eropa Timur adalah musuh bersama.

Ketegangan mencari agen ganda dibangun dengan cermat. Ada lima agen senior yang semua terlihat potensial sebagai agen ganda sekaligus terlihat tak bersalah. Mereka semua terdiri atas aktor Inggris terkemuka, sehingga kita tak lagi melihat para aktor yang tengah berperan. Kita melihat para agen intelijen yang bergerak dengan penuh perhitungan seperti langkah-langkah catur yang dijadikan simbol film ini. Bahkan nama samaran untuk tokohnya, yaitu Tinker, Tailor, Soldier, Spy, dan seterusnya diambil dari pantun jenaka kanak-kanak yang berbunyi "Tinker, Tailor/Soldier, Sailor/Rich Man, Poor Man/Beggar Man, Thief".

Berbeda dengan film-film agen intelijen Hollywood yang menggempur dengan musik keras dan ritme yang berderap; tembak-menembak dan kejar-mengejar dengan mobil mewah, sutradara Alfredson memilih tak menggunakan gaya yang kelojotan. Musik hanya masuk sesekali. Tokoh Smiley tak mengatakan apa pun hingga 18 menit pertama. Aktor Gary Oldman bahkan mengakui seni perannya sebagai George Smiley adalah akting minimalis yang mengejutkan karena justru diganjar nominasi Aktor Terbaik Academy Awards tahun ini (di mana dia dikalahkan oleh aktor Prancis, Jean Dujardin).

Yang paling menarik dari film ini adalah novel setebal 381 halaman yang begitu kompleks, yang begitu terperinci dengan deskripsi suasana batin para tokohnya itu, bisa dibentangkan di layar tanpa mengkhianati esensi karya John le Carre.­ Novelis yang sebelumnya agen intelijen MI-6 ini menguraikan beberapa istilah intelijen yang sebagian diciptakan sendiri oleh dia, seperti Babysitters untuk para penjaga atau Mothers yang dialamatkan untuk para sekretaris dan juru ketik; ­Scalphunters untuk para agen lapangan yang mengerjakan pekerjaan kotor, seperti pembunuhan, pemerasan, dan penculikan.

Deskripsi terperinci dan dialog yang minim dengan plot yang terancang dengan begitu cermat tidak hanya menjadikan film ini berhasil meringkus kita selama satu setengah jam. Tinker, Tailor… juga bisa dikatakan sebagai film agen rahasia yang terbaik yang pernah dibuat dalam satu dekade terakhir. Yang paling penting, inilah perkenalan kita terhadap sosok George Smiley di layar lebar, yang mudah-mudahan akan diteruskan dengan pembuatan film-film Smiley berikutnya.

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus