Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Pertunjukan teater berjudul Sang Kembang Bale (Nyanyian yang Kutitipkan pada Angin) melibatkan Ariel Tatum sebagai pemeran utama. Model dan artis itu menjadi penari ronggeng gunung selama tiga hari pementasan di NuArt Sculpture Park, Bandung, sejak 9-11 Agustus 2024.
Perjuangan Ariel Tatum untuk Pertunjukan Teater
Sang Kembang Bale berkisah tentang seorang penari Ronggeng Gunung bernama Pijar. Kembang Bale alias penari ronggeng itu berasal dari Panyutran, sebuah kampung di pelosok Pangandaran. Dia menjadi penari ronggeng untuk terbebas dari kemiskinan hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pijar terpilih oleh para sesepuh penari ronggeng untuk menjadi penerus. Dia mempelajari seluk beluk tarian ronggeng gunung yang tidak hanya menggerakkan tubuh, namun juga harus menguasai lirik dan nada tembangnya. “Siang dan malam aku menahan lapar untuk mengendapkan kata dan irama agar bisa lahir begitu saja di atas panggung,” kata Ariel dalam pertunjukan, Jumat malam 9 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain berpuasa tiga hari, membaca mantra, dan berziarah ke makam leluhur, Pijar juga rajin makan pepes daun katuk dan merica untuk menjaga suaranya terjaga merdu. Namun perjalanannya dari panggung ke panggung tarian ronggeng yang disukai warga, tetap memunculkan kegelisahan diri untuk menjadi penari yang disegani. Hingga keinginannya agar orang terus menari dan tarian ronggeng gunung bisa hidup lestari.
Tampil Monolog, Menari, dan Tembangkan Kidung
Dalam pementasan itu Ariel Tatum tampil diiringi empat orang penari lelaki. Selain bermonolog, dia juga menari dan menembangkan kidung di area panggung ruang terbuka yang dihiasi tanaman padi. Pertunjukan selama satu jam lebih itu pada hari pertama dikhususkan bagi tamu undangan termasuk jurnalis. Adapun pada Sabtu dan Ahad, 10-11 Agustus 2024 terbuka untuk ditonton publik.
Menurut sutradara teater Heliana Sinaga, tema pertunjukan berdasarkan biografi pelaku atau pewaris tarian tradisional itu yang pernah berkembang di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat. Penulis naskah yaitu Toni Lesmana dan Wida Waridah yang berasal dari Ciamis, secara khusus melakukan wawancara ke beberapa pelaku kesenian tari Ronggeng Gunung yang tersisa. Tarian itu kini sudah masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari pemerintah.
Produser Pradetya Novitri telah mengagendakan pertunjukan itu sejak tiga tahun lalu. “Kesenian ronggeng gunung ini perlu diperlihatkan ke banyak orang karena kondisinya hampir punah,” ujarnya. Saat ini pelaku seninya tinggal tersisa dua orang. Pementasan Sang Kembang Bale oleh Titimangsa Foundation itu bertujuan untuk konservasi pengetahuan tentang kesenian tari ronggeng gunung.