Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perupa Eddie Hara menggelar pameran tunggal pertamanya di Bandung bertajuk The Playground. Berlangsung di Galeri Ruang Dini. Pamerannya menampilkan beberapa karya lama dan terbaru dalam bentuk gambar serta lukisan. “Sekarang menjadi lebih komikal dan low brow art,” kata Eddie Hara kepada Tempo, Ahad 24 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karya terbarunya seperti lukisan pada kertas berukuran A4 berjudul Angry Feminist, Big Brother is Watching You, Destroy Bad Art. Ada juga Magiciens de la Terre, The Fish Eaters, The Gang of Six (Enam Sekawan). Kemudian lukisan pada kanvas berukuran 100 x 180 sentimeter berjudul A.F.A.B (All Fishes Are Beautiful), dan Punk is Dad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun pada kanvas yang lebih kecil dengan ukuran 40 x 30 sentimeter, Eddie membuat lukisan berjudul The Holy Gate Keepers, Nocturnal Whispers. Selain itu ada juga sepasang kanvas yang disatukan berukuran 50 x 80 sentimeter berwarna monokrom ungu dengan judul We Do Not Belong to This High F**kin Art Society.
Dalam bingkai kaca, Eddie menyuguhkan seri lukisan berjudul Postcards from The Alps. Gambarnya dibuat pada sehelai kartu pos bekas yang semuanya berukuran seragam 16,2 x 22,8 sentimeter. Sosok-sosok monster rekaan, ikan, gurita, kerap muncul pada lukisannya yang antara lain bertema soal isu lingkungan.
Sebuah karya lawas yang tidak dijualnya bikinan 1991 berjudul Pacifico Weirdo ikut dipajang. “Karya ini sebuah titik awal dari perubahan yang sekarang, dari dulu yang idenya lukisan anak-anak dan ekspresionis,” ujarnya.
Seniman yang bernama asli Haradityo Hadi kelahiran 10 November 1957 di Salatiga, Jawa Tengah, itu kini bermukim di Basel, Swiss, bersama istri dan kedua anaknya. Eddie menjadi imigran sejak 1997 setelah menikah pada usia 40 tahun. Walau begitu dia masih suka pulang ke Indonesia terkait acara seni, dan baru kali ini menggelar pameran di Bandung.
Sebelumnya menurut Eddie Hara, belum ada waktu dan kesempatan untuk berpameran di Bandung. Selain itu dia mendengar kabar tentang komunitas seni di Bandung yang kritis. “Ada keraguan juga, wah jangan-jangan karya saya nggak diterima,” ujarnya.
Pameran akan berlangsung selama sebulan sejak 24 November hingga 22 Desember 2024. Bertempat di Ruang Dini, Jalan Anggrek No. 46 Bandung.