Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Perusahaan yang Mengarahkan Sejarah

Banyak perusahaan lahir. Tapi hanya sedikit yang mampu mengubah dunia.

20 Juli 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

COMPANIES THAT CHANGED THE WORLD
Penulis: Jonathan Mantle
Penerbit: Quercus, London
Edisi: I, 2008
Tebal Buku: 208 halaman (hardcover)

PIERRE Samuel du Pont de Nemours (1739-1817) adalah ekonom dan penulis yang masih memiliki hubungan darah dengan keluarga istana Prancis. Pisau guilotin revolusi memaksanya kabur ke Benua Amerika. Tatkala keluarga du Pont berlayar menuju tanah harapan itu, mereka memang hanya bisa menyantap sup daging tikus. Namun, di kemudian hari, mereka menjadi salah satu keluarga terkaya di dunia.

Keluarga du Pont bukan hanya mengubah nasib sendiri, melainkan juga wajah dunia. Di bumi yang baru, mereka membangun pabrik mesiu dan menjadi pemasok terbesar pada saat perang saudara berkecamuk di Amerika. Ketika Perang Dunia I pecah, mereka memasok 40 persen bahan peledak Sekutu. Du Pont lalu merambah ke bahan kimia, memimpin revolusi industri polimer, menciptakan karet sintetis, polyester, dan nilon—serat tekstil sintetis pertama di dunia.

Sebagaimana DuPont, banyak perusahaan menikmati keuntungan saat perang berlangsung. Tatkala masa damai tiba, mereka harus berpikir keras menciptakan pasar. Boeing, contohnya. Begitu pesanan militer jauh berkurang, Boeing mengambil risiko menggarap potensi lain yang amat besar: penerbangan sipil. Perusahaan ini menciptakan sejarah ketika Boeing 707 melayani penerbangan pertama kali pada 1959 dari pantai-ke-pantai Amerika. Penerbangan ini memangkas waktu tempuh empat hari berkereta menjadi empat jam saja.

Amat sangat banyak perusahaan didirikan di dunia, namun hanya sebagian kecil yang sanggup mengubah dunia. Mereka mengandalkan ciptaan mereka sendiri, seperti Bell, Ford, Levi Strauss, dan Microsoft. Ada pula perusahaan yang memperbaiki suatu karya, produk atau jasa, dan menciptakan pasar baru, mengubah perilaku manusia, dan membangun ”komunitas”. Itulah yang dilakukan Eastman Kodak, IKEA, Apple, maupun Google.

Jonathan Mantle bukan hanya bercerita tentang bagaimana orang-orang hebat ini mengubah mimpi menjadi kenyataan. Berbeda dengan beberapa buku yang beredar akhir-akhir ini, yang lebih menyoroti aspek manajerial, buku ini menunjukkan peran perusahaan di dalam perubahan masyarakat. Bagaimana Boeing mengubah cara orang menempuh perjalanan jauh dari kereta ke pesawat. Bagaimana Yves Saint Laurent mengubah perjalanan fashion di dunia. Bagaimana Intel menciptakan revolusi industri komputer dengan mikrocip.

Lebih dari sekadar kisah sukses, karya ini menceritakan pula kegagalan para inventor, entrepreneur, pionir, dan bagaimana mereka bangkit kembali di tengah intrik dan pergolakan di dalam perusahaan maupun masyarakat. Buku ini bercerita tentang kecerdikan dan kekerasan hati, sekaligus ketamakan, keserakahan, dan kedermawanan.

Di balik semua perusahaan yang dikisahkan dalam buku ini berdiri para entrepreneur. Mereka adalah, dalam kata-kata James Elroy Flecker, ”peziarah yang berjalan sedikit lebih jauh… melampaui gunung biru terakhir.”

Yang menjadikan seorang entrepreneur subyek bagi buku ini ialah: genetika, keberuntungan dan kesialan kelahiran, alam, pengasuhan, keharusan, alienasi, pergeseran nilai, peperangan, asma, disleksia, kegemaran bersenda-gurau, dan kesempatan, semuanya memainkan peran. Ada banyak sekali cerita dan sering memberikan inspirasi yang sukar dipercaya, seperti yang dialami Thomas Cook, Julius de Reuter, Walt Disney, Akio Morita, Anita Roddick, Bill Gates, Larry Page, dan Sergey Brin.

Sebagian besar perusahaan yang diceritakan Mantle sudah tua, dan masih sanggup bertahan hingga kini. Perusahaan termuda yang masuk buku ini ialah Endemol (1994), eBay (1995), Al Jazeera (1996), dan Google (1998), yang lahir di era Internet. Tidak seperti perusahaan generasi tua, semisal DuPont (1802), Reuters (1851), Bell Telephone Company (1877), perusahaan yang lahir di era Internet semakin sukar menciptakan perubahan besar dalam masyarakat kecuali mereka sanggup menemukan invensi yang disruptif.

Dian R. Basuki, pembaca buku

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus