Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

PP Muhammadiyah Kecam Film After, Tak Sesuai Budaya Indonesia

Menurut PP Muhammadiyah film After bisa mempengaruhi pola pikir, pergaulan remaja yang cenderung bebas dan mengabaikan nilai budaya bangsa Indonesia

21 April 2019 | 21.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar konferensi pers bertajuk Damai Pasca Pemilu di Kantor PP Muhammadiyah di Yogya Kamis (18/4/2019). Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PP Muhammadiyah melayangkan kecaman terhadap film After yang diputar di bioskop sejak 16 April lalu karena adanya adegan yang dianggap terlalu vulgar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Film After menggambarkan kehidupan remaja dan pergaulan ala masyarakat sekuler. Banyak dialog dan adegan yang tidak sesuai dengan budaya dan masyarakat Indonesia yang relijius," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’thi di Jakarta, Kamis, 18 April 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui keterangan tertulis Mu’thi menyatakan, film After bisa mempengaruhi pola pikir dan pergaulan remaja yang cenderung bebas dan mengabaikan nilai-nilai dan norma luhur budaya bangsa Indonesia.

"Kalau pun mau tayang, film ‘After’ harus dilakukan editing dan sensor yang ketat," kata dia.

Sementara itu pengacara, Gusti Randa mengakui After memang memunculkan kontroversial, terutama, dari sisi penggambaran yang tidak sesuai dengan budaya timur.

Tetapi, menurut dia, justru di situlah sisi menariknya, karena film ini menggambarkan budaya barat yang lebih terbuka, maka justru memancing penonton untuk ingin tahu.

Di sisi lain, Gusti memperkirakan bahwa masyarakat juga akan tertarik menyaksikan After, karena dalam dunia film, terdapat siklus, di mana masyarakat akan mengalami kejenuhan dengan genre film tertentu, misalnya horor.

Febri Sihombing dari Komunitas Anak Nonton menanggapi kontroversi film After yang dinilai menampilkan adegan dewasa sementara pemain dan ceritanya mengangkat dunia remaja menyatakan, melalui film ini orang tua justru bisa mengantisipasi anak remajanya yang memasuki usia pubertas.

Dalam konteks itulah, tambahnya, beberapa adegan dalam film ini tidak perlu dipersoalkan, termasuk ketika Tessa dan Hardin Scott berkencan di sekitar danau. "Jangan hanya karena atas nama budaya, maka adegan yang sebenarnya bisa menjadi unsur kekuatan dan penghibur film justru dihapuskan," ujar Febri.

Film After yang diangkat dari novel Wattpad karya Anna Todd ini mengisahkan seorang siswa berdedikasi, Tessa Young (diperankan Josephine Langford), yang tertarik dengan pemuda yang mempunyai sisi misterius, Hardin Scott (dimainkan Hero Fiennes Tiffin).

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus