Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Profil seorang pematung

Profil Nyoman Nuarta, pematung kondang, yang menetap di bandung. ia yang membuat patung "monumen arjuna wijaya" di jakarta. hasil karyanya dipamerkan di gedung pameran seni rupa, jakarta.

28 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI jauh patung Bebas Sudah terkesan terbuat dengan teknik cor logam. Inilah teknik yang paling lazim dalam membuat patung realistis. Bahan untuk membuat patungnya, model tanah liat dalam membuat patung realistis. Bahan untuk membuat patungnya, model tanah liat yang kemudian dicetak dengdn material perunggu. Mengapa tanah liat? Karena material ini lunak, memungkinkan pembentukan rinci-rinci patung realistis. Namun, bukan teknik itu yang digunakan Nyoman Nuarta. Bebas Sudah dikerjakan dengan teknik las. Seluruh rinci yang rumit dibentuk Nyoman bukan dengan memilin dan mengeruk model tanah liat. Tapi dengan membentuk potonan-potongan logam kuningan kuningan dan tembaga yang keras dengan jalan pemanasan. Meneteskan tembaga cair di atas batang-batang kuningan yang sudah disatukan, dan menghela campuran logam yang sedang mencair. "Saya menggunakan tiga alat las yang ukurannya berbeda," katanya. "Satu untuk mmbentuk, satu untuk memanaskan dan satu lagi untuk mempertahankan supaya kuningan tetap cair." Proses pembentukan harus dilakukan dengan sangat cepat, karena logam cair akan membeku kembali dalam beberapa menit. Mengapa tidak menggunakan tanah liat? "Untuk ekspresi yang keras, bahan ini terlalu lunak," jawab Nyoman. "Saya memakai material tanah liat kalau ingin membuat patung halus." Teknik dan material pada cara berkarya Nyoman berhubungan langsung dengan ekspresi. Bahan polyester resin, yang banyak digunakannya itu, menunjukkan dengan jelas bagaimana ekspresi karya menentukan cara pengerjaan. Untuk patung yang halus seperti Lamunan, Nyoman menerapkan teknik mencetak model tanah liat. Namun, untuk karya yang menunjukkan citra bergolak, seperti Prahara, Nyoman menggunakan teknik pahat. Caranya, ia lebih dulu mencetak bongkahan polyester resin. Bongkahan inilah yang kemudian dipahatnya. Mengapa tak memahat batu atau pualam saja? "Di zaman teknologi ini, bahan-bahan itu tidak efisien lagi," jawabnya. "Sulit didapatkan, mahal, berat, dan pengerjaannya bisa sangat lama." Padahal, kekuatan dan daya tahannya, menurut Nyoman, sama dengan polyster resin, material yang kini mulai pula digunakan untuk konstruksi berat. Dengan perhitungan material semacam itulah Nyoman menyelesaikan pesanan Monumen Arjuna Wijaya di Jakarta. "Monumen ini ketika dipesan sudah rumit," katanya. Tema dan wujudnya yang realistis sudah ditentukan. Ditambah lagi, harus dikerjakan dalam waktu singkat. "Kalau dikerjakan dengan model tanah liat, bisa dua tahun," katanya. "Dengan teknik pahat polyester resin, monumen itu saya kerjakan dalam waktu empat bulan." Perhitungan material dalam membuat karya-karya monumental, menurut Nyoman, sama pentingnya dengan nilai seninya sendiri. Khususnya dalam mempengaruhi biaya. Jangan sampai nilai seninya begitu diutamakan, tapi pembiayaannya tak terkontrol. Pernyataan ini menunjukkan, Nyoman mematung bukan cuma untuk kebutuhann berekspresi. Ia mencoba juga bersikap profesional dalam menerima pesanan. Selama 15 tahun masa berkaryanya , sudah 10 lebih karya monumental dikerjakannya. Bersama istrinya, Cynthia Nuarta, yang bertindak sebagai manajer, di Bandung ia membangun sebuah studio yang mempekerjakan 40 karyawan. Di kota yang sejuk itu juga ia tinggal.Jim Supangkat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus