Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Khalil Satta Elman

Khalil Satta Èlman menulis puisi dan prosa. Ia sedang merampungkan buku puisi keduanya.

9 Juni 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo/Alvin Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khalil Satta Èlman

Melancholia

             -Vincent Willem Van Gogh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

/muasal 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

aku tak pernah mengira, ketika kesunyian 

tertusuk runcing menara katedral

yang loncengnya berdentang di jantungku, 

tuhan berbicara lewat mulut ayah

kemudian nasib berwarna sepia

begitu pekat tergores di sehampar kanvas

 

bangku-bangku yang gigil karena ditinggalkan, 

menulis ulang sejarah kesedihan

masa kanak adalah sembilu

yang kelewat sulit aku pegang gagangnya

 

/mencintai maut

 

jika sekerat kuping mampu 

membuatku bangkit dari belenggu

atau sebuah peluru dari bedil perdamaian 

bisa menembus batas kesepian

akan kunamakan apa kematian kecil ini?

 

/the starry night

 

segalanya datang dari arah yang berkabut.

aku punya cukup banyak bangkai ingatan

untuk kujadikan sebagai arsir lukisan

 

angin migrain

malam pualam

bulan yang perlahan bengkak

 

kota yang lupa kuberi nama

beku seketika

kuasku patah

hanya sebentuk ingatan. menguning

biru kesepianku. bergeming

 

/cinta kuat seperti maut

 

kau makhluk tangguh 

sulit kukalahkan

duka begitu menggairahkan

 

sedang penolakan dari seorang wanita

seperti sentakan bunyi harmonika

 

adakah kalimat

yang lebih belati

adakah kesumat

yang dapat menanti

 

akan kujemput ia

sehabis kutulis fragmen kesedihan ini.

 

Kutub/Yogyakarta, 2024

 

Requiem

              -Anna Akhmatova

        

sejarah adalah cermin terbelah

dan aku menangis di hadapannya

 

juga kutanggung 

dendam yang menolak padam 

angin berdesakan

namamu tak muskil kunyanyikan

 

“anna, yang mendarat di pelipisku

merupakan bedil penebusan

dan kau tahu

maut hanya dingin yang

membekas pada tiang listrik 

malam larut.”

 

kini sunyi sudah sendiri

sajak-sajak mungil menggigil

di hadapan mimpi

mungkin aku hanyalah sebatas

utusan masa depan

dengan rantai anjing di kedua tangan

dan berkata: 

selamat datang bulan keparat

selamat tinggal cinta berkarat

 

Yogyakarta, 2024

Khalil Satta Èlman adalah mahasiswa filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Ia menulis puisi dan prosa sambil menjadi koordinator Lembaga Kajian Kutub Yogyakarta (LKKY). Dia kini sedang merampungkan buku puisi keduanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Khalil Satta Èlman

Khalil Satta Èlman

Penulis sastra dan mahasiswa filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus