Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SIAPA tokoh anutan setelah revolusi Muhammad saw? Buku ini mencoba menjawabnya. Hanya, sayangnya, buku ini terasa tak menggigit. Pemahaman yang diungkapkan kurang mendalam, hingga terasa hambar. Patut juga dicatat adalah condongnya penulis pada satu prinsip ajaran Islam Syiah, yaitu imamah -- kepercayaan pada seorang imam atau pemimpin yang tak bisa diganggu gugat. Nabi Muhammad muncul sebagai tokoh awal buku ini. Di situ dibeberkan perjalanan Muhammad mengembangkan ajaran Islam. Di bab lain, manusia suci ke-2 adalah Fatimah Az-Zahra, putri Muhammad. Fatimah inilah yang karena tekunnya mengurus Muhammad dijuluki "Ummu Abiha". Ali bin Abi Thaliblah yang ditampilkan sebagai orang suci ke -3. Beliaulah imam pertama, dari dua belas imam pengganti, penerus perjuangan Rasulullah saw. Alih generasi dalam Islam ini ternyata tak lepas dari gontok-gontokan. Buktinya, Ali dibunuh Ibnu Muljam. Tapi terbunuhnya Ali tak memudarkan perjuangan kepemimpinan Islam. Di bab lain ditampilkan putra Ali, Imam Hasan. Ia tewas akibat pengkhianatan istrinya. Di situ dipaparkan istri Imam Hasan yang bersekongkol dengan Mu'awiyah untuk menggulingkan dan merebut kekuasaan Imam Hasan. Pembahasan tentang manusia suci itu ditutup oleh imam ke-12, Muhammad al-Mahdi. Dengan izin Allah ia sempat mengalami kegaiban dua kali. Pertama, ketika ia berumur lima tahun menghilang ke dalam mihrab dan muncul kembali setelah beberapa tahun. Peristiwa kedua terjadi pada 10 Syawal 329 Hijriah. Muhammad al-Mahdi ini juga menghilang di mihrab, dan tak kembali. Menurut buku ini, Imam Mahdi ini akan kembali dengan tugas melepaskan manusia dari ketidakadilan dan penindasan. Dalam hadis memang disebutkan bahwa Mahdi itu adalah keturunan Nabi, dan kemunculannya nanti akan menyempurnakan manusia untuk mencapai yang hakiki dan kenyataan yang penuh dengan kehidupan spiritual -- tentu bagi yang mempercayai Imam Mahdi ini. Islam memang menyebut suatu saat, sebelum kiamat, akan "Turun Imam Mahdi". Ahmad Taufik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo