UMAR WIRAHADIKUSUMAH, DARI PERISTIWA KE PERISTIWA
Oleh: Kol. (Purn) R.A. Hidayat dan kawan-kawan
Penerbit: Yayasan Kesejahteraan Jayakarta dan B.P.
Sandaan, Jakarta, 1983, 311 halaman.
BEGITU Umar Wirahadikusumah terpilih sebagai wakil presiden,
Maret lalu, berbagai penerbitan berlomba menerbitkan riwayat
hidupnya, memanfaatkan kekosongan tiadanya biografi tokoh
ini. Buku ini adalah salah satu instant book, yang tampaknya
paling tebal -- dan mungkin paling mahal: Rp 12.500.
Tebalnya buku tentu tak menjamin isinya bakal bernas. Begitu
juga buku ini. Orang boleh kecewa setelah membaca lebih dari 300
halaman buku ini karena sosok pribadi Umar tak jelas tergambar.
Sebagian besar isi buku ini tak relevan: puluhan foto,
kliping koran, surat keputusan, dan yang paling membosankan
adalah cerita tentang berbagai operasi militer ABRI -- karena
sama sekali tak menonjolkan peranan Umar.
Maka, timbul kesan, buku ini sengaja berpanjang-panjang.
Lebih dari empat perlima bbagian buku ini sebetulnya bisa
dibuang. Sebagian besar bahan mutunya kelas dua atau tiga. Tak
ada wawancara langsung dengan Umar.
Yang lebih parah, sistematika buku ini kacau. Para penulisnya
jelas tidak menguasai teknik penulisan. Guntingan berita koran,
surat keputusan, foto, dan catatan harian bercampur aduk.
Bahkan ada bab yang isinya cuma 17 baris. Untuk sebuah riwayat
hidup wakil presiden, buku ini sangat tidak layak. Mungkin sudah
tiba saatnya bagi Sekretariat Negara untuk menyiapkan buku
riwayat hidup singkat Wakil Presiden Umar, atau kelak juga
pejabat tinggi lain yang muncul sebagai pimpinan nasional.
Masyarakat perlu memperoleh informasi yang layak tentang riwayat
hidup para pemimpinnya, dan dilindungi dari buku murahan yang
dijual dengan harga mahal.
Susanto Pudjomartono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini