Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Richard Oh Ungkap Alasan Naskah Film Perburuan Digarap 2 Tahun

FilmPerburuan yang digarap sutradara Richard Oh ini memakan waktu dua tahun untuk pembuatan naskahnya

30 Juli 2019 | 18.06 WIB

Peluncuran poster film Perburuan di Jakarta 26 Juni 2019. Film Perburuan merupakan adaptasi dari novel Pramoedya Ananta Toer yang pernah dilarang pada zaman Orde Baru. Richard Oh sebagai sutradara menceritakan tentang pemberontakan seorang tentara PETA di era tahun 1949 serta bagaimana manusia Indonesia bisa merdeka yang akan diperankan oleh Adipati Dolken, Ayushita, Egi Fedly akan tayang serentak di bioskop pada 15 Agustus 2019 mendatang. Tempo/Nurdiansah
Perbesar
Peluncuran poster film Perburuan di Jakarta 26 Juni 2019. Film Perburuan merupakan adaptasi dari novel Pramoedya Ananta Toer yang pernah dilarang pada zaman Orde Baru. Richard Oh sebagai sutradara menceritakan tentang pemberontakan seorang tentara PETA di era tahun 1949 serta bagaimana manusia Indonesia bisa merdeka yang akan diperankan oleh Adipati Dolken, Ayushita, Egi Fedly akan tayang serentak di bioskop pada 15 Agustus 2019 mendatang. Tempo/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Film Perburuan, adaptasi dari karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer, akan segera tayang di seluruh bioskop Indonesia. Film yang digarap sutradara Richard Oh ini memakan waktu dua tahun untuk pembuatan naskahnya. Sedangkan untuk syutingnya sendiri, film ini hanya memakan waktu 20 hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lamanya Richard membuat naskah tersebut, diakrenakan ia ingin membuat film yang sempurna, apalagi ia ingin mengabulkan permintaan Pramoedya. "Saya bikin konteks sebelum masuk ke filmnya. Bung Pram pernah meminta untuk dimasukkan dialog dalam filmnya," kata Richard saat mengunjungi Tempo, Selasa, 30 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dialog dalam buku Pramoedya, kata Richard, begitu panjang. Bahkan untuk satu percakapan memakan waktu sekitar 30 menit jika dimasukan seluruhnya ke dalam film. Sehingga ia pun bersiasat, agar amanah Pramoedya dapat terlaksana dan menghasilkan film yang baik.

Richard mengatakan, Pramoedya termasuk penulis yang melakukan repetisi untuk menegaskan ide yang ingin disampaikannya. Namun, repetisi tersebut tentunya tidak dapat diaplikasikan ke dalam film, sehingga Richard mengambil esensi dari cerita tersebut dan memvisualisasikannya. "Semoga film ini bisa menyampaikan itu," ucap dia.

Menurut Richard, film Perburuan akan menyuguhkan dialog yang panjang dan tentunya menggunakan bahasa dan intonasi orang-orang di tahun 40-an. Walau begitu, Richard menjamin dialog tersebut mudah dipahami.

Ihwal dialog dan konsonan kalimat yang digunakan oleh orang-orang di era tersebut, aktris Ayushita membiasakan dirinya berbahasa Indonesia dengan konsonan baku. Bahkan untuk sekedar mengirim pesan singkat, ia juga mengaplikasikan hal tersebut.

"Kebetulan penyesuaian dialognya luar biasa panjang, walau kita menggunakan bahasa yang benar rasanya tetap berbeda. Orang zaman dulu kecepatan berbicaranya lebih pelan," tutur Ayushita.

Ayushita berperan sebagai Ningsih di film Perburuan, ia mengaku memperdalam karakternya dengan banyak membaca dan mencintai karakter tersebut. Menurutnya, jika sudah mencintai karakter yang dilakoni, akan semakin mudah untuk memahami seluk beluk dari karakter yang ia perankan.

CHITRA PARAMAESTI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus