Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DETIK-DETIK menegangkan dalam pertandingan panjat tebing Asian Games 2018 itu sempat viral di media sosial. Terekam bagaimana atlet Indonesia, Aries Susanti Rahayu, melesat secepat kilat di dinding vertikal setinggi 50 kaki dalam hitungan 7,51 detik. Ayu—sapaan akrabnya—merayap bak tokoh superhero Spider-Man. Torehan waktu itu membuat Ayu menyabet dua medali emas untuk nomor Speed World Record dan Speed Relay.
Ihwal aksi Ayu itu mendekati torehan rekor dunia atlet Rusia, Iuliia Kaplina (7,46 detik), banyak orang yang sudah tahu. Maka produser sekaligus sutradara Lola Amaria (Ca Bau Kan, Lima) memilih menyorot sisi lain “Spider-Woman” yang lahir dan besar di Grobogan, Jawa Tengah, tersebut dalam 6,9 Detik. Film itu bertutur tentang masa kecil Ayu, yang ternyata mbeling dan tengil, kompetitif, ngamuk bila kalah saat bermain dengan teman-temannya. Juga tentang ibunya yang pergi ke Arab Saudi sebagai tenaga kerja migran. Judulnya 6,9 Detik karena itulah angka yang mesti dicapai atlet panjat tebing bila ingin menjadi pemanjat tercepat di semesta.
Dalam penggarapan 6,9 Detik, Lola digandeng Federasi Panjat Tebing Indonesia. Federasi ingin makin banyak orang menganggap cabang olahraga ini keren. Menurut Lola, Ayu adalah figur yang menarik untuk diangkat sekaligus mempromosikan panjat tebing ke layar lebar. Apalagi, di balik deretan prestasinya, atlet 24 tahun itu punya kisah masa lalu yang nelangsa tapi juga kocak. “Ternyata sosok yang kini ditakuti para pemanjat kelas dunia ini lahir di keluarga yang punya keterbatasan ekonomi dan fasilitas,” kata Lola.
Ayu memerankan diri sendiri dalam film ini. Sebab, Lola mengaku sulit mencari aktris yang bisa melakoni adegan memanjat tebing sepesat Ayu. “Saya lihat dia punya bakat. Jadi, saat libur dari pelatnas (pemusatan latihan nasional), Ayu ikut kursus akting. Ini membuat prosesnya lebih mudah ketimbang memakai pemeran pengganti,” ujarnya. Rumah yang digunakan untuk syuting pun tempat tinggal asli Ayu di Desa Taruman, Kecamatan Klambu.
Lola Amaria Production
Walau memerankan diri sendiri, Ayu mengaku sempat mengalami kesulitan. Pengambilan gambar beberapa adegan awal pun mesti dilakukan beberapa kali karena akting Ayu belum tokcer. Namun Ayu hanya muncul dalam sekitar sepertiga akhir film.
Ayu kecil diperankan Kayla Adrianti, atlet sebelas tahun yang tak hanya fasih memanjat dinding, tapi juga bisa membikin mimik menggemaskan. Gesturnya pun tak kaku sebagai bocah tomboi yang sering kabur memanjat pohon sukun saban kali gundah karena kalah saat bermain gundu. Atau saat ia ngotot bahwa dirinya laki-laki, bukan perempuan. Gerak-gerik Kayla itu menjadikan awal film ini jauh dari suasana mendayu-dayu, walau pilu juga bila membayangkan anak sekolah dasar itu kesepian merindukan sang ibu.
Sayangnya, Kayla hanya muncul sekejap. Sebab, kini kita harus mengikuti Ayu remaja yang “muda, beda, dan berbahaya”. Untuk fase ini, Ayu diperankan pemain lain (Neysa Candria). Begitu pun Ayu usia pelajar sekolah menengah atas. Sayangnya, fase ini terasa monoton dan terlalu dipanjang-panjangkan. Meski begitu, bagian tersebut tetap penting karena pada masa itulah Ayu mulai menjajal panjat tebing, mengikuti lomba, sampai akhirnya bergabung dengan pelatnas. Agar singkat cerita, nukilan prestasi Ayu dibubuhkan lewat beberapa baris penjelasan di layar.
Dalam panjat tebing, pijakan kaki dan cengkeraman tangan menjadi yang terpenting. Terpeleset? Habis sudah. Itu yang terjadi saat Ayu “dihajar” pelatihnya (Ariyo Wahab) karena tergelincir ketika berlatih. Di situ emosi Ayu meluap. Ia menangis, marah, juga mengutuki kehidupan personalnya. Lola mengaku tak kesulitan mengarahkan Ayu untuk adegan ini.
Pengambilan gambar secara dekat ketika di tebing, juga sorotan lekat pada tangan Ayu yang bopeng serta kukunya yang pecah karena bersentuhan dengan dinding panjat, memang dramatis. Adegan itu menyampaikan betapa perih dan berdarah-darahnya perjuangan Ayu.
Namun lagu Meraih Bintang yang dinyanyikan Via Vallen malah meruntuhkan debar ketegangan saat Ayu bersiap merayapi dinding di Asian Games 2018. Kendati itu lagu tema kompetisi olahraga terakbar se-Asia tersebut, kemunculannya di sini justru mengusik. Yang melekat justru lagu Cicak di Dinding, yang memang sering dinyanyikan Ayu sejak kecil.
ISMA SAVITRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lola Amaria Production
Film: 6,9 Detik
Produksi: Lola Amaria Production
Produser dan sutradara: Lola Amaria
Penulis naskah: Sinar Ayu Massie
Tayang: 26 September 2019
Pemain: Aries Susanti, Ariyo Wahab, Rangga Djoned, Maryam Supraba
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo