Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Tarantino is Back!

Ini dia film terbaru Tarantino setelah kita menanti selama tujuh tahun. Dijamin penuh darah dan adegan silat Shaw Brothers; dijamin Anda terus-menerus menahan napas.

21 Desember 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kill Bill Vol. 1
Skenario: Quentin Tarantino
Sutradara: Quentin Tarantino
Pemain: Uma Thurman, Lucy Liu, David Carradine
Produksi: Miramax

The Bride mengisi detik-detik kehidupannya untuk merancang kesumat. Dia menuliskan orang-orang yang layak mati di ujung kelebatan pedang samurainya: 1. O-ren Ishii (Lucy Liu), 2. Vernita Green (Vivica A. Fox), 3. Elle Driver (Daryl Hannah), 4. Sofie Fatale (Julie Dreyfus), dan terakhir 5. Bill (David Carradine).

Dan jika satu tewas, dia mencoret nama itu untuk kemudian maju ke calon mangsa berikutnya. Dendam ini semua dimulai dari sebuah siang di Texas yang dirancang untuk sebuah pesta perkawinan yang romantis di sebuah gereja kecil, dengan kekasihnya dan calon bayi di perutnya. Pesta perkawinan itu kemudian rontok oleh kedatangan keempat "dayang-dayang" Bill yang mengharu-biru, menghancurkan dan menewaskan semua tamu berikut sang pengantin. Ajaib, The Bride masih bernapas. Untuk empat tahun yang diam dan sunyi, dia "tidur" dalam dendam dalam keadaan koma. Setelah berhasil bangun, ia kemudian merancang kesumat untuk membunuh mereka yang telah menyiksanya sedemikian rupa dan "membunuh kandunganku yang seharusnya kini berusia empat tahun." Perburuan balas dendam pun dimulai....

Inilah film terbaru Quentin Tarantino setelah penggemarnya menanti tujuh tahun. Tarantino tetap menampilkan ciri khas film-filmnya, seperti ketika dia menggebrak dunia dengan Pulp Fiction dan Jackie Brown: aliran darah yang ekstrem, petikan musik koboi spageti, pop, dan musik lounge, serta dialog kutipan dari film-film silat Shaw Brothers pada 1970-an yang disajikan lebih sebagai perkawinan antara keinginan untuk berparodi dan terlihat keren.

Keistimewaan Tarantino sejak film pertamanya juga masih nyata: dia bertutur bolak-balik seperti bab buku, bolak-balik dan seolah seenaknya dia meloncat ke berbagai periode dan setting yang berbeda untuk kemudian menjadi satu kesatuan cerita yang mengagumkan. Dalam volume satu film ini, Tarantino lebih banyak mengisahkan latar belakang para pembunuh bayaran—dayang Bill—dari mata The Bride: O-ren Ishii, seorang anak Jepang yang menyaksikan kematian orang tuanya (digambarkan dengan animasi Jepang yang dahsyat); Gogo Yuhari (Chiaki Kuriyama), anak buah O-ren Ishii yang gemar membunuh dan sehari-hari mengenakan seragam sekolah.

Seperti biasa, Tarantino mencemplungkan humor hitam pada berbagai adegan yang mengiris: perkelahian dua wanita The Bride dan Vernita Green yang mendadak berhenti hanya karena putri Vernita yang berusia empat tahun baru saja pulang sekolah atau adegan-adegan perkelahian antara The Bride dan ratusan anggota Yakuza yang tampak seperti badut tolol.

Tarantino menyajikan sebuah hiburan roller-coaster. Sepanjang film, Anda menahan napas sembari setengah memicingkan mata karena darah muncrat dari lengan yang terpotong atau kepala terbelah di antara kelebatan pedang samurai dan senyum yang tertahan. Sofie Fatale, anak buah Bill yang sengaja disandera dan dibiarkan hidup oleh The Bride—setelah pertempuran bubat yang berkepanjangan—kemudian "dikembalikan" kepada Bill dalam keadaan tanpa lengan, agar Bill mengetahui bahwa The Bride sudah siap membunuhnya. Gila!

Lebih gila lagi, betapa pandainya dia menaburkan berbagai misteri di antara plot yang begitu sederhana: seorang pengantin perempuan (gagal menikah) ingin membalas dendam kepada para pembunuh calon suami dan calon bayinya; namun di antara itu kemudian banyak pertanyaan yang muncul yang hanya bisa terjawab dalam volume kedua film ini, misalnya: siapakah Bill? (Dalam sekuel satu, dia hanya diperlihatkan melalui sepasang tangan dan cincinnya.) Apa hubungan Bill dengan The Bride dan dengan anak-anak buahnya? Mengapa ia hendak membunuh The Bride? Dan ada lagi kalimat Bill yang dilontarkan pada akhir cerita: apakah dia tahu anaknya sebetulnya masih hidup?

Maka apa boleh buat. Setelah menyaksikan film sekuel pertama ini, Anda terpaksa menyaksikan volume kedua tahun depan. It's a must see. Quentin still rules!

Leila S. Chudori

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus