Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Tenaga dalam antropolog

Jakarta: lp3s, 1982 resensi oleh: james danandjaja. (bk)

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASALAH-MASALAH PEMBANGUNAN: BUNGA RAMPAI ANTROPOLOGI TERAPAN Penynting: Koentjaraningrat Penerbit: LP3ES, Jakarta, 1982, 510 halaman SAMPAI kini masih ada pendapat yang mengira antropologi itu bersifat teoritis akademis dan tidak praktis terapan. Pendapat semacam ini sudah barang tentu menyesatkan. Karena sudah sejak lama ilmu ini dipergunakan penguasa untuk pembangunan. Bedanya, jika pada zaman kolonial pembangunan Indonesia untuk memperkaya negeri penjajah, sekarang pembangunan tersebut diperuntukkan bagi rakyat Indonesia sendiri. Adanya sejarah penyalahgunaan tersebut oleh pemerintah kolonial, dipraktekkan dengan meminjam tangan kepala-kepala suku buat memeras rakyatnya, maka untuk waktu lama di kalangan para antropolog Indonesia ada perasaan enggan terhadap antropologi yang bersifat terapan. Mereka takut pengetahuan tersebut disalahgunakan lagi oleh penguasa -- terutama oleh mereka yang tidak mengenal kode etik. Contoh klasik penyalahgunaan antropologi terapan adalah dipergunakannya hasil penelitian Snouck Hurgronje, mengenai struktur masyarakat Aceh, oleh pemerintah kolonial Belanda untuk menaklukkan Aceh. Karena kini kita hidup di alam kemerdekaan, sikap enggan terhadap antropologi terapan sudah harus ditinggalkan. Peranan antropologi terapan dalam usaha pembangunan nasional, menurut Koentjaraningrat, adalah penelitian terhadap sejumlah masalah sosial-budaya dengan metodologi khusus, seperti: (1) pendekatan masalah secara holistik, (2) pendekatan masalah secara mikro, (3) pendekatan masalah dengan metode komparatif (halaman 8). Dengan metodologi yang khas antropologi terapan dapat dipergunakan untuk penelitian masalah tertentu. Misalnya, tentang faktor-faktor yang bersifat menghambat proses pertumbuhan ekonomi. Di sini para ahli antropologi dapat berperan dalam menambah pengertian kepada para perencana pembangunan dengan memberikan data mengenai masalah-masalah tadi, baik melalui jalur penelitian atau konsultasi dalam rapat-rapat kerja, maupun lewat loka karya atau seminar-seminar pembangunan. Menurut penyunting, masalah-masalah pembangunan, yang kini menjadi perhatian ilmu sosial dan dapat dianalisa dari sudut antropologi, yakni: (1) masalah penduduk, (2) masalah struktur masyarakat desa, (3) masalah migrasi, transmigrasi, dan urbanisasi, (4) masalah integrasi nasional, (5) masalah pendidikan dan modernisasi (halaman 9). Dengan mempergunakan kelima masalah pembangunan tersebut, penyunting mengkategorikan 22 karangan yang dituLis peneliti dari berbagai disiplin ilmu sosial -- baik berkebangsaan Indonesia maupun asing. Buat bab Masalah Penduduk, penyunting memilih tiga karangan, dua di antaranya karangan sendiri, dengan judul: Penduduk Indonesia, Masalah Keluarga Kecil, dan Wanita di Jakarta: Kehidupan Keluarga, dan Keluarga Berencana oleh Hanna Papanek dan kawan-kawan. Untuk bab Masalah Struktur Masyarakat Desa, penyunting memilih enam karangan, satu tulisannya sendiri, di bawah judul: Masyarakat Pedesaan di Indonesia, Prinsip Dalihan-na-tolu dan Gotong-royong pada Masyarakat Batak-Toba oleh Tambun Siahaan, Peranan Anak dalam Ekonomi Rumah Tangga Desa di Jawa oleh Benjamin White, Struktur Kelas dan Otonomi Wanita di Pedesaan Jawa oleh Ann Stoler, Kepala Desa: Pelopor Pembaruan oleh Theodore M. Smith, dan Gejala Organisasi dan Pembangunan Berencana dalam Masyarakat Pedesaan di Jawa oleh Sediono M.P. Tjondronegoro. Untuk bab Mobilitas Penduduk Indonesia terpilih lima karangan berjudul: Migrasi, Transmigrasi, dan Urbanisasi oleh Koentjaraningrat, Besarnya Migrasi Sukubangsa Minangkabau dan Sukubangsa-sukubangsa Lain di Indonesia: Beberapa Perkiraan Statistik oleh Mochtar Naim, Mobilitas Penduduk Desa Sekitar Jakarta oleh Koentjaraningrat, Produksi Subsistensi dan 'Masa Apung' Jakarta oleh Hans-Dieter Evers, dan Lima Keluarga Penggali Pasir di Yogyakarta oleh Patrick Guiness. Penyunting, untuk bab Masalah Integrasi Nasional, telah memilih tiga karangan, du di antaranya karya sendiri, dengan judul: Lima Masalah Integrasi Nasional, Kerjasama antar Agama dan Prospeknya: Kasus Sulawesi Utara oleh Y.V. Paassen M.Sc., dan Reaksi Penduduk Irian Jaya terhadap Perubahan Zaman. Dan untuk bab Pendidikan, Orientasi Nilai Budaya, dan Pembangunan, penyunting, yang juga menurunkan tulisan, memilih lima karangan dengan judul: Ikhtisar Sejarah Pendilikan di Indonesia dan Perubahan Orientasi Nilai-Budaya Indonesia, Koran Masuk Desa dan Permasalahannya: Kasus Bali Post oleh Raka Wiratma Cendekiawan dan Ulama dalam masyarakat Aceh: Pengamatan Permulaan oleh Alfian, dan Kewiraswastaan dan Perkembangan Ekonomi Indonesia oleh Jochen Roepke. Bahan-bahan yang disajikan di dalam buku ini membuktikan betapa luas dan beraneka-ragam masalah pembangunan Indonesia. Dan penyunting telah membuktikannya dengan baik. Namun lantaran tidak ada gading yang tak retak, maka buku ini juga punya kekurangan. Yakni belum dimasukkannya bab Masalah Perkembangan Seni Budaya Nasional -- yang menyangkut perkembangan seni sastra, seni rupa, teater, tari, seni suara dan musik. Padahal semua itu adalah aspek-aspek yang membuat bangsa Indonesia tidak bersifat terlalu materialis rasionalis. Semoga pada edisi kedua kekurangan ini dapat dipenuhi. James Danandjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus