Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LOVELACE
Sutradara: Jeffrey Friedman, Rob Epstein
Skenario: Andy Bellin Berdasarkan buku karya Linda Marchiano, Ordeal
Pemain: Amanda Seyfried, Peter Sarsgaard, Chris Noth, Hank Azaria, Sharon Stone, James Franco, Adam Brody, Juno Temple, Robert Patrick
ISTILAH Deep Throat, di antara para wartawan yang menggenggam All the President's Men karya Bob Woodward dan Carl Bernstein sebagai kitab utama, adalah nama samaran Mark Felt, Wakil Direktur FBI yang membocorkan skandal Watergate kepada wartawan The Washington Post saat itu.
Tapi nama itu, seperti yang diakui Redaktur Eksekutif The Washington Post, sebetulnya dicoel dari sebuah film porno berjudul Deep Throat, yang tengah menjadi fenomena pada era tersebut. Dan, apa boleh buat, istilah itu memang menjelaskan kemampuan aktris film porno Linda Lovelace yang mencengangkan yang kemudian melesatkan namanya dan film itu dibuat beberapa seri.
Film Lovelace agaknya berupaya membongkar sebuah paradigma bahwa industri film porno terjadi hanya karena ada permintaan dan penawaran. Hukum bisnis semata. Apa benar demikian? Apa yang terjadi pada Linda Boreman?
Film yang diangkat dari buku karya Linda Marchiano-nama Linda setelah dia meninggalkan industri film porno-berjudul Ordeal ini mengisahkah gadis Florida bernama Linda. Pada usia 20 tahun, gadis bermata bulat dan bersinar yang masih polos itu bertemu dengan seorang lelaki berwajah mesum bernama Chuck Traynor (Peter Sarsgaard), yang mengaku seorang "pengusaha". Adalah sang suami yang semula mengajarkan berbagai posisi hubungan seks dari A sampai Z, yang kemudian dikembangkan sendiri oleh Linda hingga Chuck kemudian menjebloskan istrinya ke dunia film porno. Di dalam audisi dan syuting bersama para aktor porno itulah Linda dikenal sebagai "penemu" teknik deep throat, yang kemudian membesarkan namanya. Linda menjadi bintang bagi penonton film porno serta menjadi rebutan lelaki tua berminyak dan lelaki muda mesum. Nama Linda meluncur hingga ke telinga produser Bob Cavanelle (Chris Noth), yang dikenal sangat dekat dengan mafia Hollywood dan pemilik Playboy, Hugh Hefner (James Franco).
Sementara Linda tenar, duit tetap dipegang dengan ketat oleh sang suami. Lingkungan industri itu juga mengetahui bagaimana Linda habis-habisan dihajar, dibanting, dan digebuk oleh suaminya. Linda tak pernah bisa menolak untuk merekam film porno meski tubuhnya sudah ringkih dan lelah. Yang lebih parah, suaminya tega mengirim Linda untuk diperkosa beramai-ramai oleh serombongan lelaki.
Sebetulnya bahan cerita dan para pemain sudah tersedia rapi jali. Tapi, sayang sekali, skenario tidak menggarap karakter Linda lebih dalam:transisi Linda dari seorang perempuan muda Florida di bawah dominasi ibunya (diperankan dengan baik oleh Sharon Stone) yang sangat religius menjadi aktris film porno yang populer dan dijadikan umpan oleh suaminya sendiri. Transisi itu penting untuk memperlihatkan pergulatan batin Linda. Amanda Seyfried menjadi pilihan yang tepat, tapi dia tak bisa bergerak di luar skenario yang menerjemahkan karakter itu dengan datar.
Peter Saarsgard, meski menampilkan sosok Chuck yang penuh kezaliman dan menjijikkan, juga tak ditampilkan secara keseluruhan. Apakah dia sejak awal memang sudah menjadi lelaki yang selalu keji kepada perempuan dan bagaimana asal mula dia bisa terjun ke industri itu. Atau bagaimana Chuck sebetulnya lebih berfungsi seperti germo yang keji daripada seorang suami juga tak pernah dijelaskan lebih dalam. Film Boogie Night (1997) karya Paul Thomas Anderson, yang juga menceritakan dunia pornografi di Hollywood, melibatkan banyak tokoh dan plot. Tapi Anderson berhasil menggali kegilaan dunia itu sekaligus menjelajahi psikologi para aktor dan aktris film porno tersebut.
Film Lovelace memang memfokuskan satu kisah: Linda Lovelace yang melakukan perlawanan. Di kemudian hari, Linda berhasil meninggalkan suaminya yang obsesif dan dominan itu sekaligus meninggalkan industri film porno. Pada 1980, Linda-yang sudah menikah dan berkeluarga dengan Marchiano-menulis memoar yang kembali menggegerkan. Kali ini dunia geger karena ia mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi di balik kegiatannya selama terjun ke dalam industri tersebut.
Hubungan Linda dengan para feminis, entah mengapa, dihapus dalam film ini. Meski skenarionya lemah dan kurang menjelajahi karakterisasi tokohnya dengan dalam, film ini tetap layak ditonton, tak sekadar mendengarkan kesaksian seorang perempuan yang hidupnya diinjak oleh industri film porno dan terlebih oleh pasangannya sendiri.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo