CAPE FEAR Pemain: Robert de Niro,Nick Nolte, Jessica Lange Skenario: Wesley Strick Sutradara: Martin Scorsesez PENJARA tak selalu melahirkan "manusia baru". Apalagi jika manusia itu tak pernah merasa dirinya bersalah, seperti Max Cady (dimainkan Robert de Niro). Ia dijebloskan ke penjara selama 14 tahun dengan tuduhan memperkosa dan menganiaya gadis-gadis remaja. Keluar dari penjara, ia bertekad membalas dendam pada pengacaranya, Sam Bowden (Nick Nolte). Cady baru mengetahui bahwa pengacaranya sengaja menyembunyikan dokumen yang sebenarnya bisa meringankan hukumannya. Selama di penjara, ia mempelajari buku-buku ilmu hukum. Keinginan Cady adalah memperkosa istri dan anak gadis Bowden tepat di muka Bowden. Keluar dari penjara, Cady pun mulai meneror keluarga Bowden. Sutradara Martin Scorsese, yang ahli dalam memvisualisasikan bagian gelap dari diri manusia, berhasil menampilkan seekor binatang berbungkus tubuh manusia bernama Max Cady. Cady mengikuti Sam Bowden diam-diam: mengikuti kegiatan Leigh, istri Bowden (Jessica Lange), dengan mata jalang dan meracuni anjing kesayangan keluarga Bowden. Dan, astaga! Dia berhasil membuat Danielle, satu-satunya putri Bowden berusia 15 tahun, menikmati ciumannya. Film yang diadaptasi dari novel John D. MacDonald berjudul The Executioners ini pernah diproduksi oleh J. Lee Thompson pada 1962 dengan pemain Robert Mitchum dan Gregory Peck. Pemain-pemain Cape Fear versi baru ini tampaknya jauh lebih kuat dan kompak. Akting Robert De Niro dan Juliet Lewis, yang masing-masing mendapatkan nominasi Oscar tahun ini, memang luar biasa. Dalam penyutradaraan pun, Scorsese lebih unggul. Di dalam versi Scorsese ini, Cady bukan sekadar eks narapidana yang ingin membalas dendam tapi ia seorang psikopat yang terus-menerus mengutip ayat Injil untuk meyakinkan apa yang dilakukannya selalu benar. Sementara itu, Scorsese menolak untuk menggambarkan Bowden sebagai pihak yang patut diberi simpati penonton. Ia seorang lelaki yang gemar menyeleweng sehingga rumahtangganya sesungguhnya berada di ambang kehancuran. Tokoh-tokoh Scorsese memang tak pernah hitam dan putih dan tak pernah mempersoalkan perang antara kejahatan dan kebaikan. Seperti dalam Taxi Driver, New York New York, dan Goodfellas, Scorsese selalu mempersoalkan keseimbangan antara kebinatangan dan kemanusiaan di dalam diri setiap manusia. Cerita diakhiri dengan tenggelamnya Cady seraya membacakan ayat-ayat Injil sementara keluarga Bowden gemetar di tepi Cape Fear. Ini kebiasaan Scorsese menutup filmnya. Ia selalu mengatakan, tak ada yang menang maupun yang kalah dalam hidup. Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini