Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Judul: Keliling Eropa 6 Bulan Hanya 1.000 Dolar!
Penulis: Marina Silvia K.
Edisi: I, 2008
Penerbit: Gramedia
Tebal: viii + 266 halaman
MELANCONG ke Eropa dengan biaya murah? Inilah yang dilakukan Marina Silvia K.: mewujudkan mimpinya berkeliling Eropa dengan biaya US$ 1.000. Sebenarnya tak persis seribu dolar, karena ia masih mengeluarkan US$ 1.000 lagi untuk mengurus persiapan keberangkatan, seperti mengajukan permintaan visa dan membayar fiskal—Indonesia termasuk sedikit sekali negara yang masih menerapkan aturan menggelikan ini. Dengan dana terbatas, Marina sukses menyelesaikan perjalanannya ke 13 negara dalam lima setengah bulan.
Buku ini mungkin tak mempunyai cukup daya tarik bila uang bukan menjadi batasan yang merintangi perjalanan. Dengan uang berlimpah, siapa pun akan lebih mudah berjalan-jalan dari satu negara ke negara lain. Tantangannya justru terletak pada keterbatasan uang, sementara hasrat untuk berjalan-jalan ingin diwujudkan. Apa yang bisa dilakukan? Dalam buku hitam-putih ini (tak ada foto berwarna), Marina mengisahkan segala pengalamannya.
Keliling Eropa dipilah menjadi dua bagian besar. Pada bagian pertama, Marina memaparkan kiat-kiat yang ia lakukan untuk mewujudkan mimpi-nya. Mulai menghimpun uang, menyusun trayek perjalanan, menata jadwal, sampai menentukan cara termurah membeli tiket. Trayek perjalanan dari kota ke kota di Eropa hendaknya berbentuk loop, artinya pelancong bisa berhemat dengan membeli tiket pergi-pulang yang harganya lebih murah daripada sekali jalan.
Judul yang dipakai buku ini memang menggiurkan dan terkesan semua rencana akan berjalan mulus dengan US$ 1.000 (semestinya sih ditulis US$ 2.000). Marina membuktikan bahwa berjalan-jalan murah ke Eropa membutuhkan persiapan matang, kesabaran menghadapi kesulitan, dan sikap pantang menyerah. Salah satu kesukaran yang ia hadapi ialah bagaimana mengkompromikan antara penyelesaian aplikasi visa di kedutaan negara-negara yang hendak dituju dan kesediaan waktu serta tempat kenalan Marina di Eropa.
Kenalan di Eropa? Rupanya alumnus Institut Teknologi Bandung yang kini berusia 25 tahun ini mengandalkan pertemanan untuk menekan biaya selama berada di Eropa. Sebelum berangkat ke benua itu, ia mengontak kawan-kawannya di Eropa apakah bersedia menampungnya selama beberapa hari dan apakah tumpangan itu termasuk makan atau tidak. Bila bersedia, temannya masih direpotkan dengan keharusan mengirim surat pernyataan mengundang, mengisi formulir tertentu, dan menyertakan data penghasilan per bulan. Dokumen ini lalu difaks kepada Marina dan inilah yang kemudian dipakai untuk mengajukan permintaan visa ke kedutaan.
Untuk mendapatkan waktu yang cocok antara waktu kunjungan yang diizinkan oleh kedutaan dan waktu kesediaan teman-temannya, Marina menebar jaring. Ia lalu memutuskan akan menginap di tempat siapa dan berterima kasih kepada teman lain yang sudah bersedia menampungnya tapi waktunya tak cocok. Semakin banyak jaringan teman, semakin terbuka kemungkinan ”zona aman” ada di tangan. Yang dimaksud zona aman tak lain ”urusan tempat menginap sudah teratasi”. Banyak uang dapat dihemat dengan cara ini.
Di sepanjang bagian pertama buku ini, Marina berbicara tentang bagaimana memanfaatkan resource semaksimal mungkin, mendapat hasil maksimal dengan modal seminimal mungkin! Pergi sejauh mungkin dengan duit seminim mungkin! Dan kunci bagi perjalanan murah ke Eropa adalah pertemanan serta networking. Tanpa bantuan teman-teman, terutama untuk urusan menginap, jalan-jalan ini menjadi mahal.
Banyak cara untuk memperoleh teman, antara lain melalui situs Internet. Marina menyebutkan beberapa situs web yang memang dikhususkan untuk para pelancong. Situs-situs ini memuat profil para traveler dari berbagai belahan dunia yang menyediakan rumahnya disinggahi dan diinapi. Gratis! (Uraiannya lumayan terperinci. Sayangnya, sebagian tip ini ditulis dalam huruf-huruf kecil berwarna putih dengan latar hitam, yang membuat tulisan tak nyaman dibaca.)
Bagian kedua buku ini memuat jurnal harian yang ia buat selama di Eropa. Marina berkisah tentang tempat-tempat yang ia kunjungi dan perihal orang-orang yang ia jumpai. Profil ringkas host-nya juga ia sertakan. Salah satunya ialah Father Timothy, seorang pendeta yang bertemu dengan Marina di tepi Sungai Gangga beberapa tahun sebelumnya. Di Moskow, ia menginap di tempat salah satu suster dalam komunitas gereja Father Timothy.
Ditulis dengan gaya anak muda, jurnal harian Marina berisi renungan-renungannya, celetukan, dan kadang-kadang kutipan entah dari siapa. Tanpa mesti berkerut dahi, ia mencoba berkisah tentang pengalaman hidupnya di Eropa bertemu dan berbincang dengan kebudayaan yang berbeda dengan miliknya, termasuk pengalamannya bekerja ilegal di sebuah restoran McD untuk menambah uang saku.
Marina, lewat buku sederhananya ini, sudah menunjukkan bagaimana menikmati hidup bermakna selagi muda.
Dian R. Basuki, penulis, tinggal di Bandung
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo