Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Yang terbaik, 1975

Film one flew over the cuckoo's nest karya milos forman berdasarkan novel dari ken kesey, meraih 5 oscar, untuk film, aktor (jack nicholson), aktris (lo uise fletcher), skenario (kisah pasien rs jiwa.(fl)

8 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini adalah laporan dari Pilipina yang dikimkan ke redaksi TEMPO mengenai film One Flew Over The Cuckoo's Nest. Film yang mendapat sejumlah hadiah Oscar ini - dianggap film terbaik tahun 1975 - kini sedang diputar di berbagai kota di Asia Tenggara Belum dapat diketahui kapan kiranya publik Indonesia berkesempatan menikmati film pilihan ini. Sembari menanti kesempatan yang entah kapan datangnya itu, barangkali ada juga baiknya mengikuti laporan saudara Prijono berikut ini JACK Nicholson mendapat oscar lewat film One Flew Over The Cuckoo's Nest. Tepukan meriah menggema, sang aktor mengangkat kedua tangannya, sedikit tak percaya, tapi kemudian tersenyum lebar. Adegan dalam upacara pemberian Oscar yang disiarkan langsung melalui telecast dari Hollywood ini mengingatkan saya pada mimik wajah McMurphy (Jack Nicholson), seorang bohemian yang muak dengan keadaan dunia luar, dan kemudian masuk dalam penjara baru yang berupa rumah sakit para penderita gangguan mental. Rumah sakit yang menjadi "sarang" (nest) dari para "burung" pasien dengan berbagai tingkat gangguan jiwa sehingga seolah-olah menjadi rumah dari kumpulan boneka-boneka yang mudah dipengaruhi, pasif dan tanpa gairah hidup menjadi semarak ketika Murphy menjadi anggota di dalamnya. Seperti kebiasaan "cuckoo bitd" yang suka meninggalkan telornya dalam sarang dan membiarkan burung lain mengeraminya, McMurphy pun ingin mengetrapkan kebiasaan ini. Tetapi temyata "ibu dari burung-burung" tersebut --yang diwujudkan dalam diri perawat Ratched (Louise Fletcher)--tidak memberi kesempatan pada si burung nakal ini untuk merobah status quo para burung-burung, apa lagi menjegal sistem dan kewenangan yang telah ditetapkan dalam asrama tersebut. Karya Milos Forman yang juga mendapat penghargaan sebagai film terbaik ini, berdasar atas novel dari Ken Kesey, mempunyai dua aspek penting. Pertama, bila kita memandang lebih jauh, film ini seolah-olah mengajak kita berpikir dan ikut menyelami makna penyembuhan penderita gangguan mental melalui pengobatan berupa diskusi, dikurung macam burung dari tempat ramai, tetapi tetap diberi kebebasan mengajukan pendapat dan hak mereka sebagai layaknya manusia normal. Kedua dalam kenyataannya aspek kemanusiaan masih harus dilengkapi dengan aspek politik. Karena film ini juga berbicara tentang pemberontakan, keinginan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan kewenangan yang ketat, maka aspek politis yang kita hadapi sehari-hari- sebagai kenyataan harus pula kita terima. Milos Forman sebagai sutradara, yang juga ketiban hadiah Oscar sebagai sutradara terbaik, cukup berhasil dalam memilih dan menempatkan pemain-pemainnya. Iringan musiknya mengingatkan kita pada karakter musik Amerika Indian, dan ini membawa kita ke alam magis, kebatinan dan pendalaman yang lebih jauh sesuai dengan jiwa oleh film ini. Lepas dari hubungan antara musik dengan peran dari seorang Indian, si Chief, yang mula-mula dianggap bisu dan tuli, iringan musik dalam film ini memang selayaknya mendapat pujian. Film ini memang dimulai dengan adegan-adegan yang tampaknya pelan, tetapi padat dengan kenyataan pahit yang sepertinya kita hadapi sendiri dalam hidup. Keinginan merdeka dari para pasien gangguan mental yang diwujudkan dalam usaha mereka untuk meminta agar acara TV dari dunia luar boleh ditonton, usaha melarikan diri dan kemudian bersenang-senang memancing di laut dihadapkan pada kewenangan yang ketat, tak bisa dibantah dan sedikit autarki. Malah McMurphy yang menjadi biang keladi dari semua pemberontakan itu dianggap "tidak gila, tetapi berbahaya seperti yang diucapkan oleh salah seorang administrator rumah sakit. Segi lain yang perlu disorot adalah karakter film ini yang semakin dimantapkan oleh si Chief sebagai Indian yang akhirnya berhasil memperoleh kebebasannya dari "sangkar burung cuckoo". Itu disebabkan karena dia klat, pandai, loyal dan tak banyak cakap. Kelebihan ini dibuktikan ketika dia membunuh McMurphy sebelum dia membebaskan diri, karena dia selalu mengingat kata-kata bahwa hidup dalam ruang-ruang penjara seperti rumah sakit jiwa tersebut adalah lebih buruk dari kematian. Dalam hal permainan, Jack Nicholson, lebih menonjol dan lebih wajar dari permainan Al Pacino dalam Dog Day Afternoon yang juga dicalonkan untuk mendapat penghargaan. Sewaktu saya selesai menonton kedua film ini, ada kesan dalam diri saya bahwa Al Pacino yang memerankan perampok bank masih kurang menguasai perannya, bahkan sedikit over-acting. Louis letcher sebagai perawat yang dipenuhi dengan sikap birokratis,penuh kepercayaan, dingin serta ketinggalan zaman, cukup beralasan untuk mendapat Oscar sebagai pemeran wanita terbaik. Kebrhasilannya membawakan perannya diantara orang-orang sakit jiwa, patut mendapat pujian. Dan penonton TV rasanya akan terharu melihat Louis Fletcher menerima Piala Oscar. Ketika itu ia menyampaikan terimakasihnya kepada kedua orang tuanya yang telah mendorongnya sampai mendapat Oscar, dengan gerak tangan tanpa kata. Kedua orang tuanya ternyata bisu dan tuli. Kalau film ini berhasil menggondol 5 Oscar film, aktor dan aktris, pengarah serta penulisan skenario terbaik, memang cukup alasan. Lebih dari film kocak biasa, film ini berbicara juga mengenai ketakutan, keberanian, perasaan bersih, ketegangan-ketegangan dan akhirnya harapan. Itu yang membuat film ini enak untuk dinikmati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus