Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

3 Alasan Jonggol Cocok Jadi Ibu kota Bogor Timur, Kajian ITB

Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin menjelaskan pemilihan Jonggol jadi ibu kota Kabupaten Bogor Timur sudah melalui kajian mendalam.

26 Juli 2019 | 17.30 WIB

Alun-alun Jonggol, Kamis 25 Juli 2019. TEMPO/ADE RIDWAN
Perbesar
Alun-alun Jonggol, Kamis 25 Juli 2019. TEMPO/ADE RIDWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bogor - Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin mengatakan, pemilihan Jonggol sebagai calon ibu kota Kabupaten Bogor Timur sudah melalui kajian mendalam. 

Sebelum menentukan calon ibu kota Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran Kabupaten Bogor, Burhanudin mengatakan pemda telah meminta bantuan para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB). 

“Dari segi orbitasi, Jonggol itu tengah-tengah, itu kajiannya dari ahli ITB, jadi menurut kita sudah tepat,” kata Burhan kepada Tempo, Jumat 26 Juli 2019.

Kantor Kecamatan Jonggol, Kamis 25 Juli 2019. TEMPO/ADE RIDWAN

Sebelumnya, Kepala Desa Wanaherang Agus Suherman blak-blakan menolak dipilihnya Kecamatan Jonggol sebagai calon ibu kota DOB. Dia mengatakan pemilihan Jonggol harus dikaji ulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Agus mengatakan, Kecamatan Jonggol memiliki banyak lahan produktif sehingga menjadi penghasil padi utama. Dia khawatir jumlah lahan produktif semakin berkurang jika Jonggol jadi ibu kota kabupaten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Sekarang sudah banyak lahan sawah alih fungsi, Jonggol mau jadi ibukota pasti akan marak pembangunan, gimana nasib sawahnya,” kata Agus ditemui Tempo, Kamis 25 Juli 2019.

 

Soal potensi hilangnya lahan sawah, Burhan mengatakan, pemkab memastikan hal tersebut tidak akan terjadi. “Kita kan lagi menyusun Raperda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, itu yang akan jadi pelindung lahan produktif. Intinya sawah akan dipertahankan,” kata Burhan.

Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, dari segi kesiapan, Kecamatan Jonggol sudah dianggap cocok sebagai ibukota. Selain berada di tengah-tengah 6 kecamatan lain, Jonggol juga memiliki sejumlah aset seperti alun-alun. Bahkan Jonggol juga telah terintegrasi dengan terminal.      

“Tinggal ditata sedikit,” kata Iwan.

Namun Kepala Desa Wanaherang belum puas. Selama dua tahun ini Agus sempat menolak menandatangani Surat Keputusan Musyawarah Desa (SKMD) yang menjadi syarat mutlak agar DOB Kabupaten Bogor Timur terlaksana. “Sekarang saya sudah tandatangan, dengan catatan jangan Jonggol jadi ibukota,” kata Agus.

 

ADE RIDWAN YANDWIPUTRA

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus