Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anak balita memiliki energi yang luar bisa. Mereka aktif bermain, berjalan, melompat, menyelinap di lorong dengan cepat, bahkan dengan lincah menaiki rak buku. Terkadang memang menjengkelkan, tapi ini adalah hal normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang tua sering bingung kegiatan apa yang baik diberikan kepada si kecil untuk menstimulasi perkembangannya. Menurut ahli pediatrik, balita seharusnya tidak boleh tidak aktif selama lebih dari satu jam, kecuali ketika mereka sedang tidur. Artinya, orang tua bisa beristirahat sejenak ketika si kecil asyik dengan kartunnya atau sesuatu yang menarik perhatiannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah satu jam berdiam diri, orang tua hendaknya mendorong anak aktif bergerak. Seperti dilansir Very Well, pada tahap perkembangan ini, umumnya perhatian anak hanya dapat bertahan selama beberapa menit. Bila balita aktif, itu adalah hal yang sangat baik untuk perkembangannya.
Sebagai orang tua, mungkin Anda dapat memberikan kegiatan terbaik untuk perkembangan anak. Tentu jenis kegiatannya bergantung pada minat anak dan keterampilan motorik kasar. Para ahli merekomendasikan dua panduan umum untuk anak aktif bermain pada usia 12 -36 bulan.
- 30 menit bermain aktivitas terstruktur setiap hari
- 60 menit waktu bermain bebas (aktivitas fisik tidak terstruktur) per hari
Artikel lain:
Faktor Keluarga Tentukan Kedekatan Kakak-Adik, Ini Penjelasannya
Anak Suka Corat-coret Dinding. Tenang, Ini Tips Membersihkannya
Ajak Anak Berenang, Awas Tenggelam Kering, Gejala dan Bahayanya
Aktivitas fisik terstruktur dengan pendampingan orang tua atau orang dewasa, seperti cara menendang, melempar, atau naik sepeda. Jika anak menjalani terapi fisik, kegiatan yang dilakukan dengan terapisnya juga dianggap waktu bermain terstruktur atau Anda dapat mendaftarkan anak mengikuti latihan pengembangan, seperti renang, menari, dan senam.
Namun perlu diingat bahwa anak di bawah usia tiga tahun masih terlalu dini untuk memahami aturan formal olahraga tim, seperti sepak bola. Sedangkan untuk aktivitas fisik yang tak berstruktur, ia bebas melakukan aktivitas fisik yang membuatnya senang, seperti berlari dari sofa ke kursi atau mengisi cangkir di atas meja dengan batu dari taman.
Kegiatan fisik bertujuan agar ia belajar tentang diri dan lingkungannya. Hal yang bisa dilakukan seperti bermain rumah-rumahan, bermain pasir, bermain air, melempar bola, atau bermain di taman.