Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Khilafatul Muslimin Berdiri 1997 Kini Baru Ditangkap, Al Chaidar: Problem Rezim

Pakar terorisme Al Chaidar mengatakan konsep khilafah kelompok Khilafatul Muslimin agak aneh.

8 Juni 2022 | 17.29 WIB

Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja tiba di Polda Metro Jaya pada Selasa, 7 Juni 2022. Foto: TEMPO/Annisa Apriliyani
Perbesar
Pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Hasan Baraja tiba di Polda Metro Jaya pada Selasa, 7 Juni 2022. Foto: TEMPO/Annisa Apriliyani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme Al Chaidar menganggap penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja disebabkan kekhawatiran mendalam terhadap istilah khilafah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Al Chaidar mengatakan Khilafatul Muslimin sudah berdiri sejak 1997 sebagai organisasi massa (ormas), namun tidak pernah memberikan ancaman terhadap negara. Setelah kegiatan syiar khilafah dengan cara konvoi motor viral di media sosial, kelompok itu dianggap sebagai ancaman bagi rezim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Yang sekarang ini masuk Polda ditangkap karena katanya pelanggaran UU tentang Ormas, karena melakukan konvoi itu makanya ditangkap. Sudah sejak 1997 dia sebagai ormas sebenarnya tidak apa-apa," ucap Al Chaidar saat dihubungi, Rabu, 8 Juni 2022.

Apalagi Khilafatul Muslimin sudah rutin menggelar konvoi setiap 4 bulan sekali sejak 2018. 

"Selama ini pemerintah menganggap istilah khilafah itu istilah yang krusial, bermasalah, jadi karena konvoi itu membawa istilah itu jadinya ditangkap. Rezim sekarang ini memang rezim yang tidak menyukai istilah khilafah itu," ucap dia.  

Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh itu juga berpendapat, pemahaman Khilafatul Muslimin terhadap konsep khilafah, pada dasarnya juga memiliki perbedaan jauh dengan yang dipahami ormas HTI, ISIS, maupun NII. Dia juga menganggap, tidak ada keterkaitan Khilafatul Muslimin dengan ormas itu.

"Saya kira memang ada perbedaan antara konsep khilafah yang dipahami oleh HTI, ISIS, Khilafatul Muslimin, NII, itu berbeda beda ya," ujar dia.

Menurut Al Chaidar, HTI itu menganggap khilafah adalah kekuasaan sebuah negara yang bisa direbut dengan kudeta. Sedangkan ISIS menganggap khilafah hanya bisa direbut dengan cara revolusi atau perang. Sedangkan Khilafatul Muslimin tidak mengajarkan konsep-konsep itu.

"Kalau Khilafatul Muslimin agak aneh ini. Khilafah ini bukan kekuasaan, bukan negara, itu adalah jamaah, dan itu bisa direbut dengan kekuatan jamaah, dengan memperbanyak jamaah, dan memperbanyak konvoi, atau dakwah," ucap dia.

Penangkapan pimpinan Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja oleh Polda Metro Jaya itu dinilai hanya sebatas kekhawatiran pemerintah atas istilah khilafah, meski tidak ada tindakan mereka yang mengindikasi ancaman terhadap negara. "Problemnya di rezim sekarang ini saya kira, sehingga terlalu paranoid dan terlalu tidak suka, terlalu islamophobia terhadap ide-ide khilafah itu. Jadi seharusnya dibiarkan saja," katanya.

Baca juga: Polisi: Kegiatan Organisasi Khilafatul Muslimin Belum Dilarang

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus